Bab 32

2.6K 38 0
                                    

ORANG yang suaranya serak itu, agaknya tak berani membuka rahasia pedang itu, ia hanya memperdengarkan suara ketawanya dan kemudian berkata, "Khiun-cu merupakan orang kesayangan Ong-ya, mengapa tidak menanyakan sendiri kepada Ong-ya?"

Gadis itu nampak berpikir sejenak lalu berkata, "Aku hanya iseng2 menanya saja, tiada maksud untuk mengetahui rahasianya.... dua jago pedang Ceng Sia Pay itu, sekarang ada di mana?"

Suara orang serak itu berkata, "Mereka berada di luar kuil ini, apakah Khiun-cu ingin mencoba kegaiban pedang utusan?"

Gadis itu berkata, "Ya, bawa mereka masuk."

Koan Sam Seng dan Ong Khian tertarik oleh perasaan heran, mereka memasang mata.

Tidak lama kemudian, tiga laki2 membawa masuk dua jago pedang dari Ceng Sia Pay. Dua jago pedang itu sikapnya seperti orang bodoh, mereka agaknya mengalami perobahan secara mendadak.

Gadis berbaju putih itu menghampiri dengan tindakan perlahan, lalu mengeluarkan sebilah pedang pendek.

Touw Thian Gouw yang pura2 bodoh menyipitkan matanya, ia telah dapat melihat bahwa pedang pendek di tangan gadis itu, adalah pedang pendek yang telah digunakan untuk memerintah Siang-koan Kie malam itu.

Gadis berbaju putih itu berdiri dihadapan dua jago pedang itu, per-lahan2 mengangkat pedang pendeknya, lalu membuat lingkaran di depan dua orang itu.

Sungguh heran, mata kedua jago pedang itu terus berputaran di atas pedang pendek itu. Gadis berbaju putih itu tiba2 menggerakkan pedang pendeknya ditujukan pada meja sembahyang.

Mata kedua jago pedang itu terus mengikuti pedang pendek itu, tiba2 menggeram, kemudian mengangkat tangannya dan melakukan serangan kepada meja sembahyang itu.

Serangan kedua jago pedang itu ternyata sangat hebat, sehingga meja dan patung dalam kuil itu menjadi hancur berantakan.

Koan Sam Seng dan Ong Khian yang sembunyinya di belakang patung sekujur badannya teruruk oleh runtuhan batu dan kayu, tetapi mereka tidak berani bergerak, hanya menutup mata dan pernapasannya jangan sampai kemasukan debu.

Mereka mendengar suara tertawanya dan kata2nya gadis itu, "Kekuatan dua orang ini sesungguhnya hebat sekali."

Orang yang suaranya serak itu menyahut, "Nama dua jago pedang Ceng Sia Pay dikalangan Kang-ouw sudah empatpuluh tahun lebih lamanya belum pernah luntur, sudah tentu tidak boleh dibandingkan dengan orang biasa, Khium-cu mendapat tenaga bantuan dua orang kuat itu dan ditambah lagi dengan kepandaian Khiun-cu yang luar biasa, tidak perduli betapa tangguhnya musuh juga tidak perlu merasa takut."

Gadis berbaju putih itu tersenyum, kemudian berpaling dan berkata sambil menunjuk kepada Siang-koan Kie, "Kepandaian orang itu juga tak jelek, dan Touw Thian Gouw yang mendapat gelar 'pecut sakti' itu, pernah malang melintang di daerah luar perbatasan juga merupakan seorang tokoh terkuat daerah itu...."

Matanya lalu ditujukan kepada Wan Hauw, untuk sesaat ia diam agaknya sedang mengenangkan kepandaian Wan Hauw, setelah berpikir agak lama, baru terdengar pula perkataannya, "Orang yang mukanya seperti monyet ini, meskipun belum pernah ia turun tangan menghadapi musuh, tetapi dari kegesitan dan kelincahannya, aku sudah dapat mengukur kepandaiannya, mungkin tak di bawah dua jago pedang ini."

Orang yang suaranya serak itu agaknya tidak percaya perkataan gadis itu, ia menggelengkan kepala dan tersenyum, tetapi tidak membantah.

Keheningan kembali meliputi suasana dalam ruangan pendopo itu.

Setelah hening cukup lama, baru terdengar suara tarikan napas gadis itu, kemudian terdengar kata2nya, "Selama aku berada di gedung keluarga Pan, suami isteri Lui Beng Wan perlakukan aku baik sekali, apabila jiwa mereka tak terganggu, boanpwee sangat berterima kasih."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang