Bab 68

2.2K 31 0
                                    

CIU TAY CIE segera menghampiri seraya bertanya; "Sianseng ada perintah apa?"

"Kau terluka bagian mana?"

"Di bagian kaki, karena hamba kurang hati2 telah menginyak seekor ular, sehingga dipagutnya."

"Coba kuperiksa."

Pada saat itu sebatang anak panah tiba2 menyambar diatas kepala Ciu Tay Cie. Untung Nie Soat Kiao dapat lihat itu, dengan cepat ayun goloknya untuk menyapok jatuh anak panah itu.

Teng Soan mengerutkan keningnya seraya berkata: "Ditanah kita diserang oleh kawanan ular berbisa, dan kini harus menghadapi serangan anak panah, benar2 sulit untuk mengelakkan."

Sementara itu anak panah semakin gencar dilepas dari berbagai penjuru.

Nie Soat Kiao membolak-balikkan goloknya untuk menangkis anak panah itu agaknya ditujukan kepada Teng Soan.

Auw-yang Thong yang menyaksikan kejadian itu segera melompat menghampiri Teng Soan seraya berkata:

"Harap sianseng lekas naik keatas kereta untuk menghindarkan serangan anak panah Kun-liong Ong, kali ini nampaknya lebih hebat daripada yang duluan."

"Jikalau dia memang demikian jahat dan kejam, siaote terpaksa akan membalas dengan kejahatan tanpa pandang persaudaraan lagi," berkata Teng Soan setelah berpikir sejenak.

Auw-yang Thong tercengang mendengar jawaban demikian, ia bertanya:

"Apa maksud ucapan sianseng ini?"

"Siaote hendak membakar tanah datar seluas sepuluh pal ini, harap pangcu lekas keluarkan perintah, pertama supaya berusaha mengusir ular2 itu dan waspada serangan anak panah, kedua semua rumput alang2 dan tumbuh2an yang mudah terbakar dalam daerah sekitar tiga tombak ditempat kita berpijak supaya dibabat habis."

"Sekalipun kita berhasil membakar tempat itu tetapi rasanya juga tidak mungkin cepat meluas apalagi Kun-liong Ong yang banyak sekali anak buaahnya, sudah tentu tidak akan tinggal diam."

"Terus terang, waktu siaote memasuki daerah ini untuk mengadakan pemeriksaan, diam2 sudah memerintahkan orang untuk memasang sumbu bahan api yang mudah terbakar, asal kita sundut sumbu itu, sudah cukup untuk menimbulkan api daerah semua dengan serentak, apalagi daerah ini dapat banyak rumput kering yang mudah terbakar dalam waktu singkat sudah pasti akan menjadi lautan api....."

Ia lalu mengeluarkan korek api dan menyulut salah satu sudut yang terdapat dibawah kereta, benar saja sumbu itu segera menyala dengan cepat dalam waktu singkat tiga batang sumbu sudah menjalar seluas sepuluh kaki lebih, api itu menimbimbulkan kebakaran dibeberapa tempat, dan akhirnya meluas kegerombolan rumput dan alang2 itu.

Auw-yang Thong terkejut menyaksikan kejadian itu, ia berkata:
"Jadi sianseng sudah mengadakan persiapan lebih dulu?"

"Harap pangcu lekas keluarkan perintah untuk membersihkan semak disekitar kita, jangan sampai api itu membakar diri kita sendiri."

"Untuk menyingkirkan semak2 itu tidak susah tetapi untuk mengusir kawanan ular itu tidaklah mudah, apalagi setelah tempat ini timbul kebakaran, kawanan ular itu pasti menyerbu masuk kemari, ini semakin sulit bagi kita untuk menghadapi."

Selagi Teng Soan hendak menyawab, sebatang anak panah melayang diatas kepalanya, sehingga topinya terlepas jatuh.

Nie Kie Suat Kiao segera memutar goloknya untuk melindungi Teng Soan dari serangan anak panah.

Pada saat itu, orang2 golongan pengemis, selain harus melawan serangan ular berbisa, masih harus menjaga serangan anak panah musuh, orang2 berkepandaian tinggi seperti Auw-yang Thong, Tiat-bok Taysu, Hui Kong Leang, dan lainnya, juga agak repot.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang