NAMA BAIK dan pengaruh perkumpulan orang2 pengemis, sudah terkenal dalam golongan rimba persilatan, tetapi Ong Khian hanya mendengar namanya saja, belum pernah melihat pemimpinnya, ketika itu ia diam di tepi rimba tidak maju lagi.
Koan Sam Seng lalu berkata sambil tertawa, "Silahkan saudara Ong!"
"Sebaiknya saudara Koan yang masuk lebih dulu," menyahut Ong Khian.
Koan Sam Seng menggandeng tangan Ong Khian seraya berkata sambil tertawa, "Mari kita berjalan ber-sama2."
Berjalan kira2 empat atau lima tombak, benar saja di dalam rimba lebat itu berdiri sebuah gubuk yang bertutup atap.
Dari dalam gubuk itu terdengar suara orang tertawa bergelak, kemudian disusul oleh kata2nya, "Kedatangan tamu agung dari tempat jauh, siaotee tidak bisa menyambut sendiri, kelalaian ini harap saudara Ong suka maafkan."
Dari dalam gubuk itu muncul orang pertengahan umur kurus kering, mengenakan pakaian kuning yang terdapat banyak tambalannya.
Orang itu ramah tamah, tetapi nampaknya sangat berwibawa.
Ong Khian lalu maju menghampiri, memberi hormat seraya berkata, "Saudara ini tentunia Auw-yang pangcu, pemimpin golongan pengemis yang namanya tersohor didunia Kang-ouw?"
Orang kurus kering itu berkata sambil tertawa, "Hanya nama kosong belaka, bagaimana siaotee berani terima pujianmu."
"Pangcu adalah seorang ramah yang berpengaruh, kabarnya berlaku budiman terhadap orang2 bawahan, kini setelah bertemu muka siaotee baru percaya kabar yang sudah lama itu."
Pada saat itu Koan Sam Seng juga menghampiri kepada Pangcunya untuk memberi hormat.
Orang kurus kering itu tersenyum, sambil berkata, "Kau tentunya sudah letih."
Koan Sam Seng menjawab dengan sikap menghormat, "Terima kasih atas kecintaan Pangcu."
Orang berbaju kuning itu berkata kepada Ong Khian, "Silahkan saudara Ong masuk kedalam gubuk untuk ber-omong2."
Ong Khian merasa bersyukur mendapat perlakuan begitu baik dari seorang pemimpin yang mempunyai pengaruh begitu besar di dalam rimba persilatan, segera memberi hormat seraya berkata, "Siaotee mengucapkan terima kasih atas perlakuan Pangcu yang manis budi ini."
Rumah gubuk yang sudah lama tidak didiami itu, kini sudah dibersihkan, dan diperlengkapi dengan perabot rumah tangga, di depan pintu berdiri berbaris beberapa anggota golongan pengemis, di depan barisan itu ada berdiri seorang sastrawan pertengahan umur yang menyambut kedatangan Ong Khian.
"Saudara Ong, salama kita berpisah apakah keadaan saudara baik2 saja? Masih ingatkah saudara kepada siaotee?" demikian sastrawan itu berkata kepada Ong Khian sambil memberi hormat.
Sambil memegang kedua tangan itu Ong Khian berkata, "Saudara Teng, apakah kau baik? Sudah sepuluh tahun lebih kita tidak berjumpa."
Sastrawan pertengahan umur itu, adalah Teng Soan yang mempunyai nama julukan Siao-yaow Siucai, penasehat dan organisatoris yang membuat golongan pengemis itu mendapat kedudukan kuat dan nama baik rimba persilatan.
Koan Sam Seng juga mengucapkan selamat bertemu kembali dengan kawan sejawat itu.
Teng Soan mengawasi muka Ong Khian kemudian berkata, "Kalian berdua apakah mendapat perasaan tidak enak dalam diri kalian?"
Koan Sam Seng diam2 terperanjat, sebab ia tahu benar bahwa kawannya itu selamanya sangat ber-hati2 kalau berbicara, apabila tidak yakin benar, ia tidak mau berkata sembarangan, maka ia lantas berkata, "Apa? Apakah kau sudah melihat ada tanda2 bahwa aku keracunan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...