Bab 59

2K 38 0
                                    

TOUW THIAN GOUW khawatir dirinya dilihat oleh Kim Goan Pa. Laki2 yang bersenjata tombak perak itu, maka buru-buru mundur dan menyusup didalam rombongan orang banyak.

Pada saat itu orang dihadapannya pada berlutut, maka ia buru2 juga berlutut, lengan bajunya digunakannya untuk menutupi kepalanya.

Sebentar kemudian seorang barjubah hijau, dengan gerakkannya yang gesit berjalan masuk kedalam pendopo.

Orang itu wajahnya dingin seperti tidak berperasaan sama sekali, tetapi dari tindakan kakinya yang ringan gesit, dapat diduga bahwa orang juga berkepandaian tinggi sekali.

Dari dalam pendopo terdengar suara nyaring, "Harap tuan2 duduk ditempatnya masing2"

Semua orang dalam pekarangan itu, lalu duduk bersila ditempat masing2.

Touw Thian Gouw matanya menyapu kepada orang-orang itu. Orang-orang yang berada dibarisan kanan dan kiri, masing-masing berpakaian yang berwarna biru dan berpakaian pendek berwarna kuning, sudah terang bukan dari golongan istana. Oleh karenanya maka ia mulai berani, kakinya perlahan-lahan digeser, kepalanya melongok kedalam pendopo.

Pendopo itu dihias dengan baik, dihadapan meja toapekong terdapat sebuah meja persegi panjang, diatas meja teralas oleh sepotong kain sutra berwarna kuning. Sebuah pedupaan yang terbuat dan batu kumala, terletak diatas meja. Pedupaan itu mengeluarkan asap yang memenuhi pendopo itu.

Orang berjubah hijau yang bukan lain dari Kun-liong Ong. Orang nampak duduk berjajar dengan seorang perempuan cantik berbaju hijau pula. Perempuan cantik berbaju hijau itu, diatas kepalanya terdapat sebuah topi yang khusus dibuatnya, wajahnya cantik tertutup oleh kerudung sutra tipis berwarna kuning.

Dikedua sisi meja ia duduk empat raja muda. Kecuali empat raja muda itu, masih ada lagi serang laki-laki tua berjenggot panjang dan berpakaian baju panjang duduk disamping Kun-liong Ong,

Touw Thian Gouw diam2 merasa heran, entah apa kedudukan orang tua itu? Mengapa agaknya lebih tinggi dari pada empat raja muda. Kun-liong Ong tiba2 menoleh, tangannya menggapai, dua orang berbaju hitam segera menghampiri.

Kun-liong Ong membuka mulutnya, entah apa yang dikatakan dua orang itu, tetapi dua orang itu segera berjalan keluar.

Dua orang itu berhenti diatas tangga batu, memandang keluar sebentar, tiba2 berjalan kearah Touw Thian Gouw.

Ketika Touw Thian Gouw mengetahui gelagat tidak baik, dua orang itu sudah berada dihadapannya.

Seorang yang berada disebelah kiri menggapaikan tangannya seraya berkata: "Kau kemari!"

Touw Thian Gouw meskipun mengerti orang itu memanggil dirinya, tetapi ia pura2 tidak tahu, ia sengaja memandang kesana kemari dengan mata berputaran.

Orang yang sebelah kanan mengerutkan alisnya, ia masuk selangkah, tangannya menyambar Touw Thian Gouw seraya berkata: "Kau belagak gila, ataukah benar2 tidak dengar?"

Touw Thian Gouw merasakan betapa kuatnya tenaga orang itu, dalam hati terkejut, ia terpaksa berdiri.

Seorang yang sebelah kiri lalu berkata: "Ong-ya suruh kau masuk kedalam."

Touw Thian Gouw tahu bahwa disekitar kuil itu penjagaan sangat kuat, tidak memungkinkan ia kabur terpaksa ia mengikuti dua orang itu naik ketangga batu, terus masuk kedalam pendopo. Dua orang berbaju hitam berdiri berdampingan didepan pintu pendopo.

Orang berjubah hijau itu berkata sambil tertawa dingin: "Apakah kau pengawal dalam istana?"

Touw Thian Gouw tadi sewaktu berjalan masuk ke pendopo, sudah memikirkan jawabannya pertanyaan Kun-liong Ong. Ia memang seorang cerdik, ditambah dengan pengalamannya didalam dunia Kang-ouw yang sudah luas, melihat sepintas lalu saja, ia sudah tahu tidak dapat membohong dengan dalih apapun juga. Untuk membohongi orang berjubah hijau itu, maka ia segera menjawab: "Hamba adalah pengawal bagian luar."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang