Bab 102

1.9K 32 0
                                    

THIAN-BOK TAYSU menurut, ia mundur ke belakang Siang-koan Kie, dalam hatinya memuji kekuatan tenaga orang aneh itu.

Perhatian Siang-koan Kie ditujukan kepada botol yang aneh itu, dengan belati melindungi dada, ia maju menghampiri orang aneh itu, kira2 sejarak empat kaki ia berhenti dan berkata: "Kau tadi menyebut nama Teng Soan, tentunya kenal padanya?"

"Bukan Cuma kenal saja, kalau ia bertemu denganku, bahkan masih bahasakan aku paman guru"

"Kalau begitu, kau tentunya juga menjadi paman guru Kun-liong Ong?"

"Benar, apakah kau golongan pengemis?"

"Kedatanganku justru atas perintah Teng Soan"

Sepasang mata orang aneh itu ber-gerak2, lama baru berkata: "Mereka berdua saudara dalam satu perguruan, masing2 mempunyai kepandaian dan kepintaran sendiri2, sukar hidup bersama dalam rimba persilatan."

"Locianpwee adalah orang tingkatan tua mereka berdua, sudah tentu tahu bagaimana watak mereka masing2?"

Orang aneh itu berpikir lama, tidak menjawab.

Siang-koan Kie berkata pula: "Dua2 keluaran satu perguruan, tetapi watak dan sepak terjangnya sangat berlainan. Teng Soan lemah lembut, ramah tamah dan cinta kasih kepada sesamanya. Kepandaian dan kecerdasan otaknya dalam rimba persilatan dewasa ini, jarang orang yang dapat menandingi. Tetapi kepandaiannya itu digunakan untuk usaha menolong sesama manusia, boleh dikata seorang yang sangat bijaksana. Kun-liong Ong berhati jahat dan kejam serta banyak curiga, ia tidak segan2 membunuh gurunya dan merampas anak perempuannya, sekedar hanya untuk menuruti keinginannya hendak menguasai dunia. Dewasa ini meskipun ia sudah berhasil membangun sesuatu kekuatan besar, tetapi orang2nya, kebanyakan karena terpaksa, hingga mau mengabdi. Walaupun kau sendiri adalah paman gurunya, tetapi, rasanya juga belum tentu kau setuju seratus persen sepak terjangnya...."

"Apakah semua ini Teng Soan yang memberitahukan padamu?"

"Sebagian ya, sebagian kusaksikan dengan mata kepala sendiri."

"Omongan orang, bagaimana boleh dipercaya..." berkata orang aneh itu, tiba2 mengacungkan botol dalam tangannya dan berkata pula dengan nada suara dingin: "dalam botol ini, terisi asap beracun yang bisa memabukan orang, khasiatnya tidak kalah dengan pil melupakan diri. Asal aku menghancurkan botol ini, dalam ruangan ini segera terkurung oleh asap, tidak perduli bagaimana tinggi kepandaianmu, juga tidak mampu melawan asap ini."

Siang-koan Kie terkejut, benar dugaannya bahwa dalam botol itu terisi racun sangat berbisa.

Orang aneh itu berkata pula: "Aku siorang tua, meskipun setiap hari bermain dengan racun, tetapi menghadapi racun semacam ini juga masih merasa jeri, maka aku harus memakai pakaian logam..."
"Asap beracun itu meskipun dahsyat, tetapi apabila bertemu dengan ilmu kepandaian tinggi yang dapat menutup napas selama dua jam, tidaklah susah untuk menghindarkan. Apalagi dalam waktu setengah jam ini, kita sudah akan membinasakanmu."

"Terlalu sombong kau, anak muda," berkata orang aneh itu sambil tertawa dingin, "sekalipun aku tidak menggunakan senjata beracun ini, kalian juga masih bukan tandinganku."

Siang-koan Kie diam2 berpikir: "orang ini adalah paman guru Kun-liong Ong, sudah tentu tidak rendah kepandaian dan kepintarannya. Cacat satu2nya ialah adatnya terlalu sombong, anggap dirinya sendiri terlalu tinggi, mudah naik darah, maka aku harus memakai akal, supaya ia jangan sampai menggunakan asap beracunny."

Ia sengaja tertawa dingin, kemudian berkata: "Apakah kau tidak percaya omonganku?"

"Kalau aku menangkan kalian dengan menggunakan senjata, boleh kalian anggap bukan suatu kemenangan."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang