SIANG KOAN KIE mendadak ingat pengalamannja sendiri dimasa jang lampau, hari itu dengan tidak disengadja, telah masuk kedalam kamar batu digua diatas gunung, dalam kamar batu itu ia pernah melihat benda itu, maka ia lantas berseru:
"Aaa! Aku tahu, apakah bukan saudara Wan jang adjak kau kedalam gua didekat tempat tinggalnja itu?"
"Ja! Dengan susah pajah dan menggunakan berbagai akal muslihat Kun-liong Ong hendak mendapatkan benda ini, tak diduga-duga telah kudapatkan......segala peristiwa dalam rimba persilatan jang ada hubungannja dengan tiga benda pusaka ini, terlalu banjak, hingga tak dapat aku mentjeritakan satu persatu, dikemudian hari apabila ada kesempatan aku akan tjeritakan lagi! Sekarang aku akan mentjeritakan padamu bagaimana harus menggunakan benda ini."
"Dalam gua itu ada dua djenazah manusia, jang satu, jang memakai pakaian warna merah, rasanja seperti seorang wanita....."
"Tiga pusaka itu adalah belati tadi itu, rompi ulat sutra dan sekantong mutiara pantjawarna Ngo-bong Sintju......"
"Kantong emas jang tergenggam dalam tangan djenazah wanita itu entah benda apa?"
"Itu adalah mutiara pantjawarna Ngo-bong Sin-tju."
Selagi Siang-koan Kie hendak menanjakan lagi, tiba2 melihat Auw-yang Thong sudah balik dengan diikuti oleh dua katjungnja kanan dan kiri.
Siang-koan Kie sudah tahu bagaimana tadjamnja belati pusaka itu, hanja rompi ulat sutra ia masih belum tabh sampai dimana khasiatnja. Dua benda pusaka jang tidak ternilai harganja itu telah diberikan kepadanja, dari sini dapat dimengerti bagaimana besar perhatian Nie Suat Kiao terhadap dirinja.
Tanpa sadar ia memegang gadis itu, diluar dugaannja gadis itu djuga sedang mengawasi dirinja, ketika matanja beradu dengan pandangan mata gadis itu, ia buru2 melengos.
Sementara itu, Auw-yang Thong sudah berada dihadapannja bersama dua katjungnja.
Dua katjung itu memberi hormat kepada Nie Suat Kiao menurut peraturan dalam golongan. Kemudian berdiri kesamping sambil meluruskan kedua tangannja.
Nie Suat Kiao mengawasi dua katjung itu sedjenak, kemudian berkata: "Ada suatu tugas jang sangat berbahaja, aku minta dua saudara untuk melaksanakan."
"Nona perintahkan sadja, kita tidak akan menolak." djawabnja dengan serentak.
"Tugas ini sangat berat, bukan sadja ada hubungannja erat sekali dengan nasib golongan pengemis dikemudian hari, tetapi djuga ada sangkut pautnja dengan bentjana besar jang mengantjam rimba persilatan. Maka hanja boleh berhasil, tidak boleh gagal."
Thio Hong menjahut sambil memberi hormat:
„Kita akan melakukan dengin se-baik2nja, apabila sampai gagal, hanja kematian kita akan menebus kesalahan kita."
"Itu bagus....." berkata Nie Suat Kiao, kemudian dari dalam sakunja mengeluarkan tiga butir warna merah, "pel ini sangat berbisa, kalau ditelan, dalam waktu sekedjap mata dapat merenggut njawa jang makan. Saudara2 masing2 boleh bawa sebutir."
Siang-koan Kie bertiga hampir dengan serentak mengambil pel itu.
Nie Suat Kiao berkata pula: "Ratjun ini sangat berbisa, kalau tidak berada dalam keadaan buntu betul2, djangan sembarangan makan."
Siang-koan Kie bertiga menerima baik pesan itu.
Nie Suat Kiao mendongakkan kepala dan berkata sambil menarik napas pandjang: "Dalam istana Kun-liong Ong, banyak terdapat orang yang berkepandaian tinggi, orang2 itu sebagian besar terkendali pikirannja oleh obat, hingga keberaniannja luar biasa, sekalipun terluka parah asal masih mempunjai sedikit tenaga, djuga akan melawan terus, sampai tidak bisa bernapas. Keberanian dan kebuasan orang2 itu, sudah tjukup untuk menguntjupkan hati orang....." sedjenak ia berdiam, "kalian kalau tidak perlu betul2, sebaiknja djangan mengadu kekuatan dengan mereka. Tetapi kalau terpaksa bertempur dengan mereka, kalian harus menurunkan tangan kedjam, lebih kedjam lebih baik, djangan ada pikiran merasa kasihan terhadap mereka, karena orang2 itu sudah kehilangan pikiran dan perasaannya, tidak takut mati, peraturan dunia Kang-ouw, bagi mereka tidak ada gunanja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
Fiksi UmumPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...