Bab 65

1.1K 31 0
                                    

TETAPI penyerangan semacam itu, hanya dapat digunakan menghadapi musuh secara berhadap-hadapan, dengan mengandalkan jumlahnya orang banyak dan senjata cukup, kedua faktor itu digabung menyadi satu, melakukan penyerbuan secara kilat, tetapi taktik barisan Pat-kwat-tin yang menghindarkan serangan besaran, sebaliknya melakukan serangan dari dua sayap, menyebabkan serangan besar-besaran Kun-liong-Ong itu, tidak ada gunanya sama sekali- Beberapa kali melakukan penyerbuan tetap tidak membawa hasil, bahkan kehilangan beberapa puluh jiwa.

Auw-yang Thong, Tiat-bok Taysu, Ciu Tay Cie dan lain2nya. semua menempatkan diri dibelakang delapan hulu balang, siap sedia untuk memberi bantuan.

Sementara itu suara seruling itu mendadak mengalun tinggi iramanya. Kun-liong Ong yang buas dan ganas, hati dan pikirannya agaknya sudah terpengaruh oleh suara irama seruling itu, sehingga tidak tetap. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya lambat-lambat menghilang kedalam gerombalan alang-alang yang lebat.

Barisan anak buah Kun-liong Ong yang semula menyerbu lawannya secara nekad, agaknya juga sudah dipengaruhi oleh irama seruling itu, wajah setiap orang menunjukkan perasaan yang bingung, mereka semua menghentikan serangannya dan pasang 'telinga untuk menikmati irama seruling itu.

Dari dalam kereta terdengar suaranya Teng Soan:

"Anak buah Kun-liong Ong itu, semua sudah dikendalikan perasaannya oleh pengaruhnya obat, pada saat ini pikiran mereka tidak tenang, jelas bahwa obat yang mengendalikan pikirannya itu, mendadak sudah hilang hasiatnya. Apabila kita dapat menyadarkan mereka, tenaga orang-orang itu mungkin dapat kita gunakan."

Kata2nya itu diucapkan dengan suara nyaring, agaknyja sengaja supaya semua orang dapat mendengarnya.

Auw-yang Thong buru-buru mundur kesamping kereta dan berkata;

"Apakah sianseng sudah mendapatkan suatu cara untuk memulihkan pikiran waras orang-orang itu?"

"Sekalipun ada obatnya yang dapat memulihkan pikiran dan perasaan mereka, tetapi kita juga tidak dapat menyuruh mereka makan," berkata Teng-Soan.

Pada waktu itu, pasukan anak buah Kun-liong Ong yang mengurung barisan Pat-kwat-tin itu, semua sudah menurunkan senjatanya, pada duduk lesu ditanah.

Dengan demikian, hingga semua serangan telah berhenti, suasana dimedan pertempuran itu menyadi sunyi kembali, hanya suara seruling yang mengalun diudara, yang memecahkan kesunyian itu.

Tiba-tiba terdengar suara nafiri yang menghalau suara seruling itu. Kalau suara seruling itu membawakan irama yang penuh ketenangan dan perdamaian, sebaliknya dengan suara nafiri itu, membawakan suara yang penuh hawa napsu dan angkara murka.

Anak buah Kun-liong Ong yang mendengarkan suara nafiri itu, beberapa diantaranya berusaha untuk berdiri.

Jelaslah sudah bahwa suara seruling Siang-koan Kie tadi, membuat mereka kehilangan semangatnya untuk bertempur, sedangkan suara nafiri itu, telah membangkitkan kembali napsu pertempuran mereka.

Dibawah pengaruh pergulatan dua macam irama yang bertentangan sifatnya itu, membuat semua anak buah Kun-liong Ong berubah tidak karuan perasannya. Sebentar kehilangan semangatnya bertempur, sebentar lagi timbul napsunya untuk melakukan pembunuhan secara ganas.

Siang-koan Kie tiba-tiba berbangkit dan berjalan mondar-mandir sambil meniup serulingnya.
Tindakkan kakinya mula-mula ringan, tetapi kemudian lambat-lambat berubah berat, diatas jidatnya sudah basah dengan air keringat.

Suara nafiri itu dari lambat telah berubah menyadi kencang, napsu pembunuhan semakin tebal.

Pada saat itu, anak buah Kun-liong Ong yang semula terpengaruh oleh irama seruling, sehingga kehilangan semangatnya bertempur, tiba-tiba bangun lagi semangatnya, mereka bergerakkan senjatanya menyerang musuhnya.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang