Bab 62

2K 35 0
                                    

SEMENTARA itu tiba2 terdengar Cui Tay Cie berseru: "Ha! Teng-ya kembali".

Benar saja Teng Soan nampak berjalan kembali sambil mengibas-ngibaskan kipasnya.

Pada saat itu, sekujur badan Auw-yang Thong tiba2 sudah basah dengan keringat
Teng Soan berjalan lambat2. Setiap tindak agaknya menggetarkan perasaan setiap orang, tidak lama kemudian, barulah berada kembali diantara mereka.

Auw-yang Thong yang lebih dulu menyongsongnya dan berkata dengan suara perlahan: "Apakah sianseng baik-baik saja?"

Teng Soan memberi hormat seraya berkata: "Terima kasih atas perhatian Pangcu...."

Tiba2 ia berseru: "Pangcu kenapa."

Auw-yang Thong menjawab sambil tertawa: "Aku baik2 saja, untuk selanjutnya sianseng tidak boleh melakukan perbuatan yang sangat berbahaya seperti itu."

Teng Soan sangat terharu, ia berkata sambil mengeluarkan air mata: "Siaotee menurut."

"Bagus, bagus, sekarang golongan pengemis tambah lagi tenaga bantuan dari seorang yang mempunyai kepandaian tinggi ilmu silatnya dan kecerdasannya...."

Selagi hendak berkata lagi, tiba2 jatuh ditanah.

Ciu Tay Cie terperanjat, ia berseru sambil membimbing bangun Auw-yang Thong.

Teng Soan buru2 mencegahnya seraya berkata: "Jangan ganggu, lekas letakkan ditanah."

Ciu Tay Cie melengak, tetapi ia menurut, meletakkan tubuh Auw-yang Thong ditanah.

Dengan wajah suram Tiat Bok taysu bertanya: "Sianseng, apakah dia tidak halangan?"

"Taysu jangan khawatir, disebabkan menahan kekhawatiran yang sangat besar sehingga mengalirnya darah agak terganggu, setelah beristirahat sebentar, segera pulih kembali...." berkata Teng Soan, "Bolehkah taysu menceritakan apa yang terjadi ketika siaote tadi berlalu?"

Tiat Bok taysu berpaling mengawasi Hui Kong Leang sejenak, lalu berkata: "Mereka tadi telah bartaruhan, apabila sianseng tidak bisa kembali, Auw-yang pangcu segera mengundurkan diri dari kalangan Kang-ouw, untuk menjadi budak Hui tay-hiap se-lama2nya. Tetapi sekarang sianseng sudah kembali dengan selamat, maka Hui tay-hiaplah nanti yang akan menjadi anggauta dan menurut segala perintah pangcu golongan pengemis selama sepuluh tahun....."

Teng Soan menarik napas perlahan-lahan dan berkata: "Pangcu karena memikiri keselamatanku, hatinya sangat cemas, tetapi diluarnya ia tetap tenang, tatkala melihat siaote kembali dalam keadaan selamat, pikirannya lega seketika, perobahan perasaan secara mendadak itu telah menimbulkan reaksi kepada jalannya darah, sehingga jatuh pingsan..."

Ia mengurut-urut bagian dada Auw-yang Thong, meskipun ia mengenali tempat bagian darah, tetapi karena kekuatan tenaga jari tangannya agak kurang, maka ia harus menggunakan banyak tenaga, sebentar saja sekujur badannya sudah mandi keringat.

Pada saat itu semua anak buah golongan pengemis sudah mengeruyung disekitar Auw-yang Thong dengan penuh perhatian.

Tidak antara lama, mulut Auw-yang Thong mengeluarkan suara tarikan napas, matanya terbuka perlahan-lahan, kemudian bangun dan duduk, sambil mengawasi Teng Soan ia berkata: "Sianseng, imam pertengahan umur tadi apakah orang suruhan Kun-liong Ong?"
"Bukan, ia adalah orang dari Bu-tong-pay," menjawab Teng Soan sambil menggelengkan kepala.

"Mengapa ia mengundang sianseng."

"Mereka hendak bertanya kepadaku tentang khasiatnya semacam obat."

"Apakah kau sudah melihat pemimpin Bu-tong-pay?"

"Tidak, disana cuma ada kita berdua."

Auw-yang Thong tidak menanya lagi, ia berpaling dan berkata kepada Hui Kong Leang sambil pemberi hormat: "Golongan pengemis sangat bersukur dan berterima kasih banyak-banyak kepada Tuhan yang Maha Esa telah mendapat bantuan tenaga Hui tay-hiap."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang