Bab 61

1.3K 30 1
                                    

RUANGAN dalam rumah atap itu ada sebuah meja, yang sudah disediakan teh dan cawan, tiga orang itu duduk diatas bangku sekitar meja itu.

"Untuk menghindari supaya keadaan dalam rumah ini diintip oleh pengkhianat, biarlah kita bicara dalam keadaan gelap seperti ini...." berkata Teng Soan sambil tertawa. "Sekarang Pangcu sudah sadar, bolehkah saudara Touw memberitahukan kepadaku apa yang saudara ketahui tentang rencana Kun-liong Ong?"

Touw Thian Gouw berpikir sejenak, baru berkata: "Menurut pikiranku, harap pangcu mengeluarkan perintah dulu untuk menangkap pengkhianat itu, supaya ia tidak mendapat kesempatan untuk kabur."

"Tidak apa, aku duga sebelum ia mendapat kabar kepastian tentang pangcu, tidak akan lari," berkata Teng Soan.

Touw Thian Gouw tidak berkata apa2 lagi, ia hanya menceritakan apa yang telah terjadi atas dirinya dan apa yang diketahui olehnya.

"Menurut keterangan saudara Touw ini, perempuan berbaju hijau yang memakai perhiasan mewah sudah tentu adalah nyonya Kun-liong Ong, tetapi perbuatannya agaknya memang sengaja membebaskan saudara Touw, inilah yang membuat siaotee tidak habis mengerti," berkata Teng Soan heran. "Apa yang terjadi sesungguhnya sangat luar biasa, biarlah siaote pikir dulu."

Auw-yang Thong tahu benar kebiasaan penasehatnya itu, setiap kali menjumpai perkara yang sulit, sudah tentu memikir sambil memejamkan matanya, maka ia juga tidak berkata apa2 lagi.

Suasana dalam gubuk itu mendadak menjadi sunyi.

Meskipun Touw Thian Gouw adalah orang yang mengalami sendiri kejadian itu, tetapi terhadap perbuatan perempuan berbaju hijau yang membebaskan dirinya, ia juga tidak mengerti apa maksudnya. Ia hanya dapat menduga dengan pasti bahwa nyonya itu bukanlah penghianat Kun-liong Ong.

Tidak lama kemudian, Teng Soan tiba2 berkata: "Berdasar keterangan Touw tayhiap, perempuan cantik berbaju hijau itu, tidak salah memang istri Kun-liong Ong...."

"Apakah ia juga berkhianat terhadap suaminya?" bertanya Auw-yang Thong.

"Ia keadaannya berlainan dengan Pek Kong Po, tidak boleh disamaratakan. Menurut dugaan siaotee ia bukanlah pengkhianat, tetapi ia memang mempunyai pengaruh besar terhadap Kun-liong Ong sehingga ia berani berbuat menurut kesukaan hatinya tanpa ragu2," berkata Teng Soan. "Ia sudah tahu bahwa saudara Touw adalah orang yang menjadi musuh suaminya yang menyusup kedalam pasukan pengawal baju hitam, tetapi ia sengaja membebaskan, se-olah2 melepas harimau pulang ke rimba. Andaikata benar Kun-liong Ong takut kepadanya, juga tidak sampai melakukan perbuatan demikian edan."

"Siaote juga memikirkan soal ini...." berkata Teng Soan, setelah berpikir agak lama, ia berkata pula. "Maka siaote merasa curiga bahwa antara ia dan kun-liong Ong, mungkin terselip hal-hal yang tidak menggembirakan. Pikiran wanita dan tindakannya, kadang2 tidak mengingat kepentingan umum, mungkin ia sengaja hendak mendongkolkan Kun-liong Ong, itupun bisa jadi. Pendek kata urusan ini hanya boleh dianggap sebagai kejadian gaib yang kebetulan, tidak boleh ditimbang dengan pertimbangan biasa."

Auw-yang Thong berkata sambil menggelengkan kepala, "Kami selamanya menghargai pendapat sianseng, tetapi dalam hal ini, kami tidak sependapat dengan Sianseng."

"Siaote juga tahu bahwa pendapat siaote ini sulit dipercaya, tetapi kejadian ini tidak boleh dipandang sebagai kejadian biasa, bisa terjadi satu kali, tidak akan terulang lagi."

"Jikalau kita salah duga bahwa itu adalah kelemahan Kun-liong Ong, anggapan ini sangat keliru." berkata Teng Soan sambil tertawa.

Auw-yang Thong diam, tetapi ia belum dapat menyetujui seluruh pendapat penasehatnya.

Touw Thian Gouw tiba-tiba berkata: "Dengan kekejaman seperti Kun-liong Ong, apabila ia mengetahui aku kabur, pasti akan mengusut sebab-sebabnya, aku khawatir perempuan berbaju hijau itu...."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang