Bab 28

2.8K 43 0
                                    

TOUW THIAN GOUW mencuri lihat sikap dua orang itu, namun hatinya merasa cemas, pikirnya, "Setelah makan obat ini pasti timbul reaksi, apabila aku berlaku salah, barangkali dapat diketahui oleh mereka."

Selagi berada dalam kesulitan, satu di antara mereka berdua berkata, "Saudara, kau lihat orang ini setelah makan obat, masih sanggup bertahan begitu tidak pingsan."

Satunya lagi menjawab, "Ia sedang mengerahkan kekuatan tenaga dalam untuk melawan, karena dosisnya aku kurangi, bekerja obat barang kali agak lambat."

Orang yang bicara lebih dulu itu tadi berkata dengan suara perlahan, "Saudara, kau diam2 mengurangi dosis obat yang harus ia makan, perbuatanmu itu apabila diketahui oleh Ceng-cu, apa jadinya nanti?"

Orang itu menghela napas perlahan dan berkata, "Lihat saja! Apabila sebentar lagi masih tidak ada perobahan apa2, terpaksa berikan sebungkus lagi kepadanya."

Touw Thian Gouw terkejut, pikirnya, "Apabila ia suruh aku makan obat lagi, dan dapat lihat dalam mulutku belum kutelan, mereka pasti akan memaksa aku menelan atau menggunakan kesempatan selagi aku masih belum mempunyai kekuatan untuk melawan, membinasakan diriku."

Tiba2 ia ingat dirinya orang berbaju hijau itu, wajahnya yang tidak mempunyai perasaan dan kepandaiannya yang luar biasa, memberi kesan sangat dalam, kesan itu tidak akan dihapuskan untuk se-lama2nya, apabila orang berbaju hijau itu datang lagi, pasti segera dapat lihat bahwa ia ber-pura2, maka harus bertindak sebelum orang itu datang lag....

Orang pertama bicara itu agaknya sudah tidak sabar lagi, ia mendesak kawannya supaya memberikan satu bungkusan lagi.

Touw Thian Gouw sangat gelisah, sehingga dahinya penuh keringat dingin.

Dua orang itu yang menyaksikan keadaan demikian lalu berkata sambil tertawa, "Sudah, dahinya sudah penuh keringat."

Satunya lagi berkata, "Karena dosisnya agak sedikit, waktu pingsannya barangkali tidak lama, mari kita pindahkan dulu kegerombolan pohon itu!"

Touw Thian Gouw segera dapat pikiran, ia pura2 pingsan dan rubuh di tanah.

Dua orang berpakaian hitam itu saling berpandangan sambil tertawa, kemudian pondong tubuh Touw Thian Gouw kedalam gerombolan pohon.

Touw Thian Gouw menggunakan kesempatan sewaktu menjatuhkan diri tadi, dengan cepat mengeluarkan obat dalam mulutnya, lalu disimpan dalam sakunya, setelah itu diam-diam memperhatikan bagaimana sikap dua orang itu terhadap dirinya.

Kedua orang berpakaian hitam itu setelah meletakkan tubuh di bawah pohon, satu diantaranya lalu berkata, "Kita tunggu saja sebentar, ia makan obat tidak banyak, kekuatan tenaga dalamnya juga cukup sempurna barangkali lekas sadar."

"Kepandaian orang ini barangkali tidak dibawah kita," berkata satunya lagi.

Pembicaraan dua orang itu semua masuk ke telinga Touw Thian Gouw, dalam hatinya berpikir, "Dalam ruangan tamu itu sekarang entah apa yang terjadi? Mereka berkata aku bisa sadar dengan cepat, sebisanya aku bertindak seperti apa yang mereka kata, mungkin masih bisa menyaksikan apa yang telah terjadi dalam ruangan itu."

Ia menunggu sebentar lagi, kemudian membuka matanya per-lahan2 dan bangun duduk ditanah.

Dua orang berpakaian hitam itu nampaknya terkejut, matanya memandang wajah Touw Thian Gouw.

Touw Thian Gouw diam2 merasa khawatir akan menimbulkan kecurigaan mereka, maka buru2 menunjukkan sikap seperti orang bingung, dengan ter-heran2 mengawasi dua orang itu.

Benar saja sikapnya itu tidak menimbulkan curiga mereka, satu di antaranya lalu berkata, "Hai! Kau bernama siapa?"

Touw Thian Gouw sesaat lamanya tidak tahu bagaimana harus menjawab, setelah berpikir cukup lama baru menjawab, "Aku Touw Thian Gouw."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang