TIAT BOK TAYSU, mengamati paras gadis itu, ternyata amat cantik, meskipun nakal, tapi jelas sifat keagungannya sebagai gadis sebetulnya ia tidak tega melukai dirinya, maka ia mengulapkan tangannya sambil berkata:
"Kau lekas pergi....."
"Kau suruh aku pergi kemana?" berkata gadis berbaju merah itu.
"Lekas meninggalkan tempat ini, sebentar lagi kau boleh kembali......"
"Kenapa?"
"Meskipun lolap sendiri tiada maksud melukai dirimu, tetapi dua sahabatku itu, semua merupakan orang yang ganas dan kejam, kau berada disini, apabila terlihat oleh mereka, jiwamu dalam bahaya."
Paras gadis cilik itu mendadak berubah, tidak menunjukan kenakalannya lagi, otaknya berpikir sambil mengawasi Tiat-bok Taysu, kemudian berkata dengan suara sedih sambil menghela napas:
"Aih, kau padri tua ini, benar2 seorang yang terlalu baik, semua orang mengatakan bahwa
orang yang mensucikan diri, hatinya baik dan penuh dengan belas kasih, nampaknya memang benar sedikitpun tidak salah."Sementara itu suara siulan yang timbul dari berbagai jurus kedengarannya semakin nyaring, kiranya orang2 itu perlahan2 sudah mendekati tempat yang merupakan pusatnya rimba hitam itu.
Yang mengherankan ialah nyonya Ho setelah pergi, tidak mengunjukkan diri lagi, dan orang2 rimba hitam juga tidak kelihatan barang satupun juga.
Hui Kong Leang dan Auw-yang Thong juga tidak tampak lagi, hingga tempat seluas sepuluh tombak lebih itu, kecuali gadis cilik berbaju merah, hanya beberapa bangkai, manusia yang menggeletak ditanah.
Gadis cilik berbaju merah itu tiba2 memutar tubuhnya, dengan tindakan lambat2 berjalan kedalam gubuk.
Suara siulan yang menyeramkan itu, memecahkan kesunyian rimba hitam itu, menimbulkan suasana tegang, dengan seorang yang sudah mempunyai latihan sempurna seperti Tiat Bok taysu juga merasa tidak tenang pikirannya karena terganggu oleh suasana yang agak misterius itu.
Ia menarik napas perlahan, kemudian berkata kepada dirinya sendiri: "keadaan seperti ini sangat mengganggu perasaan orang, ada lebih baik musuh itu mengunjukkan diri, supaya kita bisa bertempur terang terangan...."
Suara burung aneh itu terdengar lagi dan melayang diatas kepalanya, selagi hendak terbang masuk kedalam gubuk, tiba2 balik lagi dan terbang balik kearah asalnya.
Tiat-bok Taysu ketika menyaksikan gadis cilik berbaju merah itu sudah berada diambang pintu rumah gubuk, lalu membentak dengan suara keras: "janpan masuk." kemudian ia terus lompat mengejar.
Gadis cilik itu tiba2 melompat kesamping mengelakkan serbuan Tiat-bok Taysu, kemudian dengan satu gerakan membalik ia melancarkan satu serangan.
Tiat-bok Taysu mengibaskan lengan jubahnya, badannya mendadak memutar kedepan gadis cilik itu, ia berdiri diambang pintu dan berkata:
"Nona sebelum mendapat ijin penghuni rimba hitam ini, sebaiknya jangan sembarangan memasuki kamar itu."
"Kalian semua sudah dalam kepungan orang-orang kita, asal aku mengeluarkan perintah, dalam waktu sekejap mata saja, berbagai penjuru rimba ini akan timbul kebakaran besar." berkata gadis cilik itu sambil menghela napas.
"Apakah nona sebagai pemimpin yang menyerbu rimba hitam ini?" bertanya Tiat Bok taysu heran.
"Kenapa? Atau kau tidak pandang mata kepadaku?"
"Nona sudah sanggup memimpin satu pasukan besar, kepandaianmu atau kecerdikanmu pasti melebihi orang biasa."
"Kau tidak perlu bicara secara berputar-putaran terhadap aku, kalau kau memang ingin mengajak aku berkelahi, kau boleh turun tangan sesukamu, apakah kau anggap aku seorang perempuan yang masih terlalu muda, sehingga tidak pantas menjadi lawanmu, betul tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
Ficción GeneralPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...