SIANG KOAN KIE mengangkat tombak di tangannya dan berkata dengan suara keras: "Jangan maju lagi!"
Empat pelayan wanita yang mengawal tandu itu, masing-masing segera menghunus pedangnya.
Siang-koan Kie berpaling kearah Auw-yang Thong dan bertanya;"Bagaimana?"
Empat pelayan wanita yang mengawal tandu itu maju terus dengan pedang terhunus, sudah tiba didepan Siang-koan Kie. Jikalau Siang-koan Kie tidak bertindak, ia harus mundur kebelakang.
Empat pengawal wanita itu semuanya berparas cantik, pedang ditangannya jauh lebih pendek dari pedang biasa. Mereka nampaknya lemah gemulai, asal Siang-koan Kie bertindak, mungkin mereka akan terluka, namun Siang-koan Kie agak bingung menghadapi pengawal wanita itu sehingga untuk sesaat lamanya, ia tidak tahu bagaimana harus bertindak.
Hui Kong Leang berkata sambil tertawa dingin: „Kun-liong Ong banyak akal bangsatnya, jangan kena tertipu olehnya."
Ia segera menyodorkan tombaknja, menikam pada salah satu pengawal itu jang berada diujungj kanan.
Pengawal wanita tjantik yang ditikam itu segera. menggerakkan pedangnya untuk menangkis tombakl Hui Kong Leang.
Hui Kong Leang diam2 berpikir: "Ini bukanka berarti kau mencari susah sendiri? Betapakah beratnya tombakku ini, bagaimana kau dapat menangkis dengan pedangmu?"
Sementara itu pedang dan tombak sudah saling beradu.
Apa yang terjadi sesungguhnya diluar dugaan hui Kong Leang, ia merasa bahwa tombak ditanganja setelah beradu dengan pedang wanita itu, seperti ada semacam kekuatan tenaga gaib yang muncul buat tombaknja tidak bergerak, hingga diam2 ia sangat terkedjut.
Siang-koan Kie sementara itu berkata: "Lekas berhenti, apabila kalian berani madju lagi jangan sesalkan aku berlaku kurang sopan."
Ternyata pengawal yang berhasil menahan serangnan Hui Kong Leang tadi, mendadak sudah maju lagi empat lima langkah, hingga berada semakin dekat dengan Siang-koan Kie.
Maka Siang-koan Kie perlu memberi peringatan.
Tandu kecil putih itu benar saja segera berhenti, terpisah beberapa langkah didepan Siang-koan Kie dan lain-lainnja.
Dua wanita jang memikul tandu, setelah meletakkan tandunya, segera mengundurkan diri dan berdiri dibelakang tandu.
Beberapa wanita jang bernyali besar itu, agaknya tidak menghiraukan adanya Auw-yang Thong dan lain2nya tokoh terkuat, mereka jalan seenaknya, saja Seolah2 jalan dijalan raya, nampaknya juga seperti tidak ada persediaan sama sekali.
Dua pengawal wanita berbaju hijau segera bertindak membuka tirai yang menutupi tandu itu.
Seorang wanita berpakaian hitam yang mukanya tertutup oleh kerudung kain sutra, perlahan- keluar dari dalam tandu.
Wanita itu tidak membawa senyaata apa2, bahkan gaunnya yang panjang sampai ketanah sehingga menutupi kedua kakinya, kecuali tampak potongan tubuhnya yang kecil langsing dan kedua tangannya yang putih halus, sekujur badannya tertutup olenh kain hitam.
Auw-yang Thong memperhatikan gerak gerik wanita itu, sikapnya tenang luar biasa, dari sikapnya itu mengunjukkan bahwa wanita itu pasti dari golongan agung.
Siang-koan Kie yang masih berdarah muda, ketika menyaksikan sikap wanita yang se-olah2 tidak memandang dirinya, hatinya sangat panas. Ia lalu mengancam dengan pedangnya seraya berkata; "Berhenti!"
Wanita itu seolah-olah juga terpengaruh oleh sikap Siang-koan Kie yang keras, ia menghentikan tindakan kakinya dan berkata dengan nada suara dingin:
![](https://img.wattpad.com/cover/92747379-288-k439665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...