DALAM waktu sekejap, terjadilah suatu pertempuran dahsyat yang terbagi beberapa kelompok.
Nie Soat Kiao sementara itu sudah siap sedia dengan pedang terhunus, untuk memberi bantuan kepada Siang-koan Kie, apabila pemuda itu keteter.
Koo Pat Kie mengeluarkan seluruh kepandaiannya, pecutnya mengurung rapat Siang-koan Kie.
Dengan sangat berani Siang-koan Kie menggunakan senjata pusakanya untuk melindungi dirinya, kalau mendapat kesempatan, lalu menerobos kurungan pecut musuhnya dengan senjatanya yang luar biasa tajamnya.
Satu kali, senjata Siang-koan Kie berhasil membabat pecut Koo Pat Kie, dan pecut itu tertabas tinggal setengah.
Nie Soat Kiao yang menyaksikan kejadian itu, lantas berseru! "Koo Hauw-ya, diantara empat raja muda, kaulah yang terhitung paling pintar, sifatmu juga agak ramah kalau dibandingkan dengan yang lainnya. Aku harap supaya kau pikir lagi masak2, asal kau terima baik, sejak hari ini, kau tidak akan bermusuhan lagi dengan orang2 golongan baik2, bukan saja kau akan kembali dalam keadaan utuh, aku juga akan mengijinkan kau bawa pulang pasukanmu ..."
"Pasukanku ini, sudah banyak mengalami pertempuran dengan orang2 golongan Siauw-lim, Kun-lun, Ceng-shia dan Ngo-bie. Meskipun tidak menang, tetapi dapat mengundurkan diri dalam keadaan utuh. Kalau golongan pengemis bisa mengurung aku Koo Pat Kie di tempat ini, aku ingin tahu, dengan menggunakan siasat apa sebetulnya?" menjawab Koo Pat Kie.
"Kau tidak mau dengar nasehatku, terpaksa kau harus menelan pil pahit dari perbuatanmu sendiri."Koo Pat Kie melemparkan senjata pecutnya berkata kepada Siang-koan Kie: "Kepandaianmu tinggi sekali, aku sangat kagum, sekarang aku ingin menggunakan sepasang tangan kosong, untuk menerima pelajaranmu lagi."
"Aku juga akan menggunakan tangan kosong untuk memenuhi permintaanmu." jawab Siang-koan Kie.Tanpa banyak cerita Koo Pat Kie menyerang Siang-koan Kie dengan tinjunya.
Siang-koan Kie tidak menyingkir, sebaliknya menyambut tinju itu dengan tinju juga.
Koo Pat Kie menarik kembali serangannya, katanya, "Aku sudah banyak menghadapi musuh tangguh belum pernah melihat caramu mengadu tinju seperti ini?"Setelah berkata demikian, ia melancarkan serangannya dengan menggunakan telapakan dan jari tangan.
Keduanya kembali saling menyerang dengan tangan kosong, namun demikian, pertempuran kali ini ternyata lebih dasyat dari pada yang duluan.
Pertempuran sudah berlangsung tiga atau empat puluh jurus, tetapi keadaan masih berimbang.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan jalannya pertempuran, diam2 merasa cemas, selagi hendak turun tangan membantu Siang-koan Kie, tiba2 terdengar seruan tertahan, dua orang yang sedang bertempur sengit mendadak terpencar mundur, keduanya ter-huyung2.
Beberapa anak buah Koo Pat Kie yang berdiri menonton di tempat agak jauh, ketika melihat Koo Pat Kie terluka parah, tiba2 menyerbu, seorang membimbing Koo Pat Kie, beberapa yang lainnya menyerbu Siang-koan Kie.
Nie Suat Kiao yang sejak tadi sudah siap, dengan cepat melindungi dari serbuan anak buahnya Koo Pat Kie, tanyanya dengan suara perlahan: "Bagaimana keadaan lukamu?"
Sebelum Siang-koan Kie menjawab, seorang anak buah musuh sudah menyerang tulang rusuknya Siang-koan Kie dengan sebuah golok besar.
Nie Suat Kiao belum keburu menolong, sedangkan Siang-koan Kie yang hendak mengelakkan serangan itu, badannya berputaran dan akhirnya jatuh dalam pelukan Nie Suat Kiao.
Dengan tangan kiri Nie Suat Kiao memeluk Siang-koan Kie, dengan tangan kanan yang memegang senjata pendek, menangkis serangan kedua penyerangnya itu. Disamping itu kakinya juga melakukan satu tendangan kesikut orang itu, hingga goloknya terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...