Bab 58

2.3K 46 0
                                    

ORANG tinggi bersenjatakan ruyung perak itu tertawa dingin, kemudian berkata: "Kauw-ya sudah berani mengeluarkan perintah menangkap kau, sudah tentu sudah ada rencana untuk dihadapanku kepada Ong-ya, tidak perlu kau repot-repot capaikan hati, jikalau kau tidak mau menyerah, jangan sesalkan kalau aku nanti akan turun tangan sendiri."

Orang berbaju hitam itu kenal baik dengan orang tinggi besar itu. Ia adalah orang kuat nomor satu dalam barisan pengawal raja muda bagian utara.

Pada tiga tahun berselang, ketika empat raja dari timur, selatan, barat dan utara berkumpul di istana, dari masing-masing pengawal yang dibawanya, dipilih setiap rombongan seorang untuk mengadu kekuatan. Orang itu memang sampai dua belas kali, sehingga mendapat pujian sebagai seorang kuat nomor satu dari Kun-liong Ong. Kecuali itu juga dihadiahkan sebuah bintang mas yang tidak dapat hukuman mati. Senjata ruyung perak ditangannya, mempunyai bobot seribu kaki lebih, hingga ia tahu bukan tandingan orang itu, maka seketika itu perlahan-lahan ia mengangkat kedua tangannya seraya berkata: "Hari ini apabila kau hendak menghukum aku, barangkali akan menimbulkan kemarahan seluruh pasukan pengawal baju hitam, hal itu akan menyulitkan dirimu sendiri."

Orang tinggi besar itu mendongakkan kepala dan tertawa terbahak-bahak, setelah puas tertawa ia berkata: "Aku Kim Coan Pa, dalam seumur hidupku, hanya mau mendengar perintah dua orang saja satu adalah Ong-ya dan yang kedua adalah Kauw-ya. Kecuali dua orang ini, sekalipun jago2 seluruh dunia akan bermusuhan denganku, aku juga tidak akan takut."

Touw Thian Gouw yang mendengar perkataan orang itu diam-diam terkejut.

Sementara itu orang tua pendek kurus itu lalu berkata: "Lekas tangkap, aku justru ingin memberikan sedikit hajaran kepadanya, aku tidak percaya pasukan pengawal berbaju hitam istana, bagaimana bisa berbuat terhadap diriku?"

Kim Goan Pa tiba-tiba mengangkat senjatanya dan berkata dengan suara gusar: "Jikalau kau tidak lekas mengikat tanganmu sendiri, keluarkanlah senjatamu!"

Orang berbaju hitam itu berpikir sejenak, lalu berjalan menghadap kepada orang tua pendek kurus sambil mengangkat tinggi tangannya.

Empat pengawal orang tua itu, segera mengeluarkan seutas tambang untuk mengikat tangan orang itu.

Touw Thian Gouw tahu apabila ia pergi begitu saja, pasti akan menimbulkan kecurigaan orang tua itu, maka ia tetap berdiri tenang, untuk mencari pikirannnya bagaimana harus berbuat.

Sebagai seorang Kang-ouw kawakan yang sudah banyak pengalaman, ia tahu bahwa orang berbaju hitam itu pasti tidak manda begitu saja, apabila terbuka rahasianya, pasti akan menimbulkan kecurigaan raja muda, siorang tua pendek kurus itu.

Setelah memutar otaknya, akhirnya ia mendapat suatu akal, dengan tiba2 ia berjalan kedepan orang tua pendek kurus itu lalu berkata sambil mengangkat tangan memberi hormat: "Maaf, hamba sebagai orang baru yang belum lama ditugaskan diistana, sehingga belum kenal gelar Kauw-ya...."

"Aku siorang tua adalah raja muda utara Koo Pat Kie." Berkata orang tua itu sambil mengurut jenggotnya.

"Koo Kauw-ya, hamba dengan saudara Thong itu meskipun ada sedikit perselisihan paham, sehingga hampir turun tangan, tetapi biar bagaimanapun juga merupakan sama2 orang Ong-ya didalam istana, hubungan satu sama lain bagaikan saudara sendiri, maka hamba mohon supaya Ong-ya membebaskannya, jangan sampai karena urusan kecil satu sama lain akan menanam bibit kebencian," berkata Touw Thian Gouw.

"Jiwamu itu sungguh besar." Berkata Koo Pat Kie sambil mengerutkan alisnya.

"Sama2 orang satu pekerjaan, hamba tidak ingin menimbulkan onar."

"Sudah berapa lama kau ditugaskan menjadi pasukan pengawal baju hitam?"

"Belum cukup tiga bulan."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang