ORANG berbaju abu-abu itu yang mendengarkan pertengkaran sengit antara dua orang itu, merasa terheran-heran, setelah berpikir sejenak, kemudian berkata: "Saudara Pek sudah banyak tahun mengikuti pangcu, sekalipun Kun-liong Ong menggunakan siasat hendak memecah belah antara kita, juga susah berhasil, apalagi kecerdikan pangcu lebih daripada manusia biasa, pandangannya juga sangat tajam, orang ini minta bertemu, mungkin ada urusan penting, apa salahnya kalau saudara Pek memberitahukan kepada pangcu dulu."
"Kalau begitu, biarlah kau tinggalkan dia disini!"
Orang berbaju abu2 itu lalu menyerahkan pecut mas Touw Thian Gouw kepada Pek Kong Po seraya berkata: "Pecut mas ini kuserahkan sekalian kepadamu."
Setelah Pek Kong Po menyambut pecut itu, orang berbaju abu2 itu lalu berlalu.
Touw Thian Gouw yang menyaksikan keadaan demikian, ia beranggapan tidak ada gunanya bicara lagi, maka ia lalu diam dan siap sedia untuk menjaga segala kemungkinan.
Pek Kong Po menunggu sampai orang berbaju abu2 itu sudah pergi jauh, ia baru berkata sambil tertawa dingin: "Tali yang mengikat kepada dua tanganmu itu, terbuat dari urat sapi dan rambut manusia, jikalau kau ingin memutuskan dengan mengerahkan tenaga dalammu, itu berarti mencari kesulitan sendiri"
"Sekalipun ikatanku tidak terlepas, kau juga belum tentu dapat melukai diriku," berkata Touw Thian Gouw menantang.
"Kau sungguh sombong, aku tidak percaya kau mempunyai ketangkasan semacam itu," berkata Pek Kong Po sambil tertawa.
"Kau mendapat nama julukan kaki sakti, barangkali kau tidak khawatir aku lari, tetapi kau dapat mencelakakan diriku atau tidak, kau boleh coba saja. Tetapi sebelum kita bertindak, aku ingin minta keterangan dua soal darimu."
"Katakanlah."
"Nama Auw-yang Pangcu sudah termasjhur didalam dunia, kepandaiannya sangat tinggi, tetapi mengapa daya pendengarannya begitu kurang? Suara tertawaku tadi, dalam waktu malam yang sunyi ini, tentu dapat didengar sejauh beberapa pal, mengapa ia tidak dengar?"
"Akalmu pintar sekali, sayang kedatanganmu sudah terlambat."
"Apa? Apakah Auw-yang pangcu...."
"Ia sedang tidur nyenyak."
Touw Thian Gouw tiba2 mendongakkan kepala dan menarik napas, kemudian berkata: "Orang berkata kepandaian Teng Soan sebagai ahli pemikir, dapat dijajarkan namanya dengan Khong Beng dizaman Sam-kok, tetapi nampaknya itu hanya nama kosong belaka...."
"Mengapa kau berkata demikian?"
"Jikalau Teng Soan benar mempunyai kepintaran semacam itu, seharusnya siang2 ia tahu akal muslihatmu yang sangat keji."
"Sayang selanjutnya kau sudah tidak mendapat kesempatan untuk melihat Teng Soan lagi," berkata Pek Kong Po sambil tertawa dingin, kemudian membabat Touw Thian Gouw dengan pecut masnya.
Touw Thian Gouw yang sudah siap sedia, melompat setinggi empat kaki, menghindarkan serangan tersebut, kemudian menendang dengan kakinya.
Pek Kong Po agaknya tidak menduga Touw Thian Gouw yang terikat kedua tangannya, masih dapat melakukan pembalasan dengan menggunakan kakinya, hampir saja ia kena tertendang, dalam keadaan repot ia melompat mundur beberapa kaki.
Namun ia tidak tahu bahwa gerak tipu Touw Thian Gouw itu, adalah ilmu simpanannya yang jarang digunakan, jika tidak terancam jiwanya. Setelah melakukan tendangan yang pertama, tendangan yang kedua segera menyusul.
Pek Kong Po mulai terdesak dan mundur dua langkah untuk menghindari serangan tersebut.
Touw Thian Gouw dengan beruntun melakukan sampai enam kali, sehingga membuat Pek Kong Po sangat repot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...