Teng Soan mengibaskan kipasnya, berkata kepada dua laki2 disisi kirinya dengan suara perlahan: "Lekas bawa nona itu kemari, kita siap untuk menghadapi musuh. Kun-liong Ong yang asli mungkin akan segera datang dengan bantuannya yang kuat untuk menyerang kita."
Dua laki2 itu segera membawa Bwee Cian Tay kepada Teng Soan,Kun-liong Ong tiruan yang sedang bertempur dengan Siang-koan Kie, tiba-tiba mengeluarkan suara jeritan tertahan, lengan kirinya terkena serangan pedang Siang-koan Kie, darah mengucur membasahi bajunya.
Teng Soan berseru kepada Siang-koan Kie, "Saudara Siang-koan Kie, jikalau bisa menangkap hidup, sebaiknya jangan melukai dirinya."
Siang-koan Kie saat itu sudah mengurung Kun-liong Ong tiruan itu di dalam sinar pedangnya, setiap waktu dapat menghabisi nyawanya, ketika mendengar suara Teng Soan, serangan pedangnya sengaja diperlambat, membiarkan lawannya terlepas dari ancaman bahaya.
Kun-liong Ong tiruan yang sudah tidak berdaya di bawah serangan Siang-koan Kie yang hebat, begitu lihat ada kesempatan yang baik, segera menotok Siang-koan Kie dengan pecutnya.Dengan satu gerakan yang manis, Siang-koan Kie berhasil menggagalkan serangan lawannya, tangan kananya mendadak menyerbu menyerang pundak orang itu.
Siang-koan Kie yang sudah mendapat kemajuan pesat, serangannya itu meskipun hanya menggunakan lima bagian kekuatan tenaganya, tetapi lawannya ternyata sudah tidak sanggup menerima, sambil mengeluarkan suara seruan tertahan, Kun-liong Ong tiruan itu mundur lima langkah dan kemudian jatuh roboh ditanah.
Siang-koan Kie dengan cepat maju selangkah, menotok jalan darah lawannya, kemudian diangkatnya dan diletakkan dihadapan Teng Soan seraya berkata. "Sianseng hendak berbuat apa dengan orang ini?"
Teng Soan memandang Siang-koan Kie sejenak, berkata sanmbil tertawa, "Saudara Siang-koan sungguh hebat, siaute sangat kagum."
"Sianseng terlalu memuji," berkata Siang-koan Kie sambil bersenyum."Totoklah di kedua jalan darahnya, supaya ia jangan sampai mendusin dan kabur."
"Sianseng jangan khawatir, siaute sudah menotok padanya dengan tangan berat, tidak mungkin ia bisa kabur lagi."Teng Soan tiba-tiba menghela napas dan berkata: "Kau beristirahatlah baik-baik untuk memulihkan kekuatan tenagamu, apabila dugaanku tidak keliru, tidak sampai setengah jam, Kun-liong Ong pasti akan datang menyerang."
"Kita sekarang sudah terkurung ditempat ini, meskipun siaute tahu kepandaian siute sendiri masih susah menandingi Kun-ling Ong, namun siaute bersedia melayani padanya hingga titik darah penghabisan." menjawab Siang-koan Kie dengan gagah.Teng Soan berdiri, berpaling dan berkata kepada delapan laki-laki bekas orang-orangnya Kun-liong Ong: "Su-moyku telah menyerahkan kalian kepadaku, dengan sendirinya aku akan berusaha untuk melindungi keselamatan kalian, tetapi keadaan pada dewasa ini, sesungguhnya sangat birbahaya hanya dengan mengandelkan kekuatan tenaga kita beberapa orang saja, rasanya agak sulit untuk menghadapi orang-orang Kun-liong Ong yang jumlahnya ratusan banyaknya itu ..."
"Kita bersedia melawan mereka hingga titik darah yang penghabisan." menjawab delapan orang itu serentak.
"Benda yang terlalu keras malah mudah patah, untuk melawan musuh tangguh ini, aku harus menggunakan siasat, meskipun belum tentu dapat menolong nasib kita, tetapi setidak-tidaknya bisa menalukkan pikiran musuh sehingga harus membayar dengan mahal," berkata Teng Soan sambil bersenyum.
"Kita menurut perintah sianseng saja.""Sekarang waktunya sudah mendesak, meskipun aku paham berbagai ilmu-gaib, tetapi juga tidak mungkin dalam waktu singkat ini, untuk membuat saudara2 selalu ingat gerakan perubahan ... tetapi aku ada mempanyai beberapa macam perobahan gerak kaki, asal saudara-saudara mengingat baik-baik, nanti apabila berhadapan dengan musuh, gunakanlah perobahan gerak kaki itu untuk menakar kedudukan satu sama lain, sedikit banyak pasti ada gunanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
Ficción GeneralPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...