Di sebuah gubuk. Suara ayam jantan yang berkokok baru terdengar...
Di pagi hari di musim dingin, seorang pemuda berperawakan tinggi besar, tampan serta gagah membuka pintu penginapan satu-satunya yang ada di desa terpencil itu.
Dia mengeluarkan seekor kuda ternama berwarna merah kecoklatan, yang dianggapnya sebagai barang yang lebih penting dibandingkan nyawanya.
Dia menghirup udara, dan hawa dingin dengan cepat masuk ke dalam paru-parunya yang hangat.
Sudut mulutnya tampak terangkat hingga membentuk senyum, senyum angkuh dan penuh ejekan.
Setelah dia naik ke atas kuda, segera kuda itu melaju dan meninggalkan jejak kakinya yang berurutan. Di pelana kuda tergantung dua benda berat, benda itu terbungkus dengan rapi. Tapi pada saat kuda mulai berlari, kedua benda itu beradu sehingga menimbulkan suara, ternyata kedua benda itu terbuat dari besi, karena kuda berlari maka kedua benda itu pun bersenggolan dan mengeluarkan bunyi.
Dia tidak berusaha menarik perhatian siapa pun, karena sekarang dia tidak berniat di pagi hari yang begitu dingin, menyapa orang-orang, kalau ada yang mengetahui siapa dia sebenarnya, mungkin keadaan akan berbeda.
Selama beberapa tahun ini dia adalah orang terkenal di dunia persilatan. Dia adalah Tie-ji-wen-hou (Golok bergigi), Lu Nan-ren. Dalam waktu singkat dia telah menjadi sangat terkenal, semua itu bukan tanpa alasan.
Pertama, karena dia mempunyai seekor kuda yang jarang ada di dunia ini, selain kudanya dia juga mempunyai keahlian yang tinggi. Baik ilmu luar atau ilmu dalam, ditambah lagi dengan dua senjata anehnya...sepasang golok bergigi, membuatnya dalam waktu singkat dia berhasil mengalahkan orang-orang persilatan yang mengganggunya. Di antara orang-orang yang mengganggunya tentu saja ada beberapa orang yang merupakan jago kelas satu.
Alasan lain adalah karena ketampanannya, karena ketampanannya pula dia mendapatkan cinta si cantik dari dunia persilatan, Xiao-hun-fu-ren Xue Ruo-bi. Hingga Tie-ji-wen-hou Lu Nan-ren dan Xue Ruo-bi menjadi sepasang suami istri yang membuat iri orang-orang persilatan.
Perasaan iri ini pasti bersamaan muncul dengan perasaan cemburu.
Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren dengan santai dan luwes duduk di atas kuda yang berlari dengan cepat, tangan kanannya memegang tali kekang kuda. Bulu kudanya mengkilat dengan indah dan beterbangan tertiup angin.
Jalan yang dilewati kuda dan orang tampak penuh dengan debu beterbangan bercampur salju. Selain tanpam berilmu silat tinggi Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren pun mempunyai sepasang mata yang berkilau.
Dia jarang mau pergi kemana-mana sendiri, dia selalu ditemani oleh Lu-bu yang juga seorang pemuda gagah. Dia selalu tidak mau pergi sendiri karena dia takut dalam perjalanannya banyak gadis-gadis akan terus mengikutinya. Mungkin saja, karena peristiwa seperti ini sering dialami olehnya.
Tapi...
Mengapa sekarang dia pergi sendiri? Di mana sang nyonya yang bernama Xue Ruo-bi? Mengapa akhir-akhir ini tertawanya yang biasa menarik, tampak begitu sedih?
Kudanya berlari dengan cepat, tapi dia seperti tidak mempunyai tujuan dan arahnya tidak menentu.
Begitu tiba di kota 'Bao-ding', dia tidak segera masuk ke dalam kota, dia hanya berkeliling di pintu kota, seperti sengaja menarik perhatian orang-orang. Terkadang dia mengeluarkan dan memasukkan senjata yang dibawanya.
Benar saja, tidak lama kemudian di kota Bao-ding segera tersebar kabar bahwa Tie-ji-wen-hou, Lu Nan-ren berada di luar kota Bao-ding. Kabar ini membuat orang-orang persilatan merasa aneh. Ada apa dengannya?
Yang pasti semua itu bukan tanpa alasan, karena wajahnya yang tampan seperti sedang menunggu seseorang. Apakah hal ini tampak aneh?
"Di depan itu adalah pintu kota, dan letaknya dekat dengan kuil Wen," dalam hati dia terus berpikir, tapi dia tetap tidak masuk ke dalam kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
General FictionDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...