51. Perempuan Berbaju Hijau

1.1K 27 0
                                    

Bumi terlihat mulai terlihat gelap, karena hari mulai sore. Yi-feng menyimpan banyak pertanyaan, dia mengikuti Perampok Utara, Wan Tian-pin pergi ke Xi-liang-shan. Jalan di gunung sangat terjal, baru berjalan beberapa kilometer, hari mulai gelap dan cuaca bertambah dingin. Tie-mian-gu-xing-ke yang berjalan di depan sering kali membalikkan kepalanya mengajak Yi-feng mengobrol. Mereka tidak menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Tiba-tiba Wan Tian-pin membentak:
"Ikuti aku, hati-hati!"
Dia menghentakkan kakinya dan berlari ke sisi jalan. Yi-feng melihat, di sisi jalan ada hutan rimba. Karena hari gelap maka hutan itu terlihat gelap dan tanpa batas.
Entah bermaksud apa Wan Tian-pin membawanya ke dalam hutan. Dia bertanya-tanya di dalam hati, di depan terlihat Tie-mian-gu-xing-ke menyalakan korek apinya. Cahaya yang ada sangat kecil tapi di hari yang begitu gelap, cahaya itu tampak seperti sangat terang.
Yi-feng sedikit ragu, tapi Wan Tian-pin tampak melambaikan tangan memanggilnya. Dalam keadaan seperti itu, Yi-feng sadar dia tidak bisa mundur lagi, terpaksa dia ikut masuk ke dalam hutan.
Jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang dilalui oleh Xiao Nan-pin pada hari ketiga, Tie-mian-gu-xing-ke sangat hafal dengan jalan di sana, sepertinya dia sering datang kemari.
Semua ini membuat Yi-feng merasa aneh, semakin masuk ke dalam hutan, hatinya semakin waspada.
Dalam kegelapan dia melihat Wan Tian-pin membawa korek api, kemudian terdengar ranting yang terinjak, salju yang berderak, juga dedaunan yang jatuh berguguran. Suara ini membuat suasana malam yang begitu hening menambah sedikit kehidupan.
Mereka berputar kesana dan kesini, akhirnya mereka sampai di bibir jurang. Hutan tidak terlihat ada cahaya, maka cahaya yang terpantul dari langit membuat api yang dibawa oleh Wan Tian-pin terlihat kecil.
Di bawah jurang tampak gelap, tidak terlihat dasarnya. Di depan gunung terlihat ada bayangan rumah sepertinya itu adalah sebuah pondok.
Yi-feng mulai merasa aneh...dia sudah lama berkelana di dunia persilatan, pengalaman-nya cukup banyak, tapi belum pernah dia melihat di tempat berbahaya seperti ini dibangun sebuah pondokan. Apa maksud Wan Tian-pin mengajak-nya kemari?
Sesampainya di tempat itu, Wan Tian-pin masih belum mengatakan apa pun, jika tiba-tiba dia dibunuh di sini, bukankah Yi-feng yang rugi?
Tiba-tiba Wan Tian-pin tertawa:
"Adik, ini adalah tempat tujuan kita. Aku menghabiskan banyak waktu juga pikiran, baru bisa membangun tempat ini. Orang persilatan yang pernah kemari tidak lebih dari 5 orang." Dari balik kata-katanya, dia menganggap Yi-feng beruntung bisa datang kemari karena dia yang mengajaknya.
Yi-feng tertawa dan berpikir, 'Ternyata rumah yang ada di dalam hutan rimba ini adalah rumah milik Wan Tian-pin.'
Tapi dia berpikir lagi, Di tempat seperti ini membangun rumah tinggal, pasti untuk menyimpan benda-benda berharga yang telah dijarahnya seumur hidup, tapi... ' Belum habis berpikir, Tie-mian-gu-xing-ke sudah bersiul panjang.
Siulannya seperti teriakan burung bangau terus bergema hingga menembus awan, di dalam malam yang hening, suara itu dalam waktu lama masih terdengar jelas.
Yi-feng terkejut mendengar siulan Wan Tian-pin yang dilakukan dengan tiba-tiba. Dengan bantuan cahaya korek api, dia melihat wajah Wan Tian-pin yang serius terlihat cemas kemudian kedua matanya dengan bersemangat melihat rumah yang ada di seberang jurang.

Yi-feng adalah seorang yang sangat pintar. Dia segera berpikir, orang seperti Wan Tian-pin, jika membangun rumah ini untuk menyimpan benda berharga, dia tidak akan bersikap seperti ini kecuali kalau di sana ada benda yang bisa membuat Wan Tian-pin terlihat cemas seperti ini.
"Apakah ada sesuatu di sana?" Mata Yi-feng terus melihat ke seberang jurang itu, sesudah bersiul di sekeliling tempat itu kembali sepi.
Bayangan rumah dalam kegelapan, terlihat diam, tidak ada suara balasan apa pun dari sana. Wajah Tie-mian-gu-xing-ke tampak bertambah cemas lagi. Sepertinya dia bicara dengan suara kecil:
"Ada apa ini?"
Dia memungut sebuah batu kecil lalu melemparkannya ke seberang jurang.
Jarak dari sisi jurang yang satu dengan sisi jurang yang lain sekitar puluhan meter, apalagi sekarang gelap jaraknya tampak lebih jauh lagi.
Tapi batu yang dilempar itu seperti sebuah bintang jatuh melewati jurang dan terdengar suara BLETAK, batu itu bisa terlempar sampai di seberang.
Tenaga pergelangan Wan Tian-pin ternyata sangat kuat membuat Yi-feng terkejut melihatnya.
Wan Tian-pin yang berdiri di sisi Yi-feng, dia bersiul lagi, suara siulannya terdengar lebih tinggi lagi. Hatinya yang cemas bisa terasa dari suara siulannya.
Tiba-tiba dari rumah di seberang jurang terlihat ada yang menyalakan lampu merah. Lampu bergoyang tertiup angin. Wajah Tie-mian-gu-xing-ke sekarang terlihat senang. Tangannya yang memegang korek api, membentuk lingkaran dengan miring kemudian dari arah berlawanan dia menggambar lingkaran. Tiba-tiba rumah yang ada di seberang jurang terdengar suara sorak kemudian lampu-lampu mulai dipasang semua. Rumah yang ada di seberang jurang sudah dipasang lampu. Dari sisi sebelah sini rumah itu benar-benar terlihat seperti tempat tinggi dewa dewi.
Wan Tian-pin terkenal dingin dan kejam. Sekarang dia bisa terlihat sangat senang, sambil tertawa dia berkata:
"Adik, harap sabar sebentar! Aku akan membuat sebuah kejutan lagi. Hhhh!...Selama 10 tahun ini, karena hal-hal seperti ini, aku telah membuat mereka melewati 10 tahun dengan kesepian. Tidak disangka mereka masih menungguku di sini... "
Yi-feng tertawa.
Setelah rumah yang ada di seberang jurang terlihat terang benderang, apalagi dengan lotengnya tampak lebih terang lagi. Empat sudut loteng itu dipasang 4 buah lampu. Seorang perempuan berbaju hijau tampak sedang menyandar ke pagar dan melayangkan tangannya.
Hal ini membuat Yi-feng terkejut. Dalam keterkejutannya dia mulai menebak-nebak sedikit. Tiba-tiba Tie-mian-gu-xing-ke tertawa terbahak-bahak.
Sambil tertawa dia menepuk pundak-nya:
"Adik, lihatlah! Gadis yang ada di rumah sana adalah putriku. Aku, Tie-mian-gu-xing-ke selalu pergi kemana pun seorang diri. Orang dunia persilatan tidak akan ada yang menyangka kalau aku mempunyai seorang putri... "
Kata-katanya baru selesai, dari rumah itu muncul seorang perempuan setengah baya, rambutnya disanggul, dia dipapah oleh seorang pelayan dan berdiri di sisi pagar. Dia melambaikan sapu tangan berwarna merah muda.
Yi-feng baru mengerti mengapa Tie-mian-gu-xing-ke selama berkelana di dunia persilatan selalu seorang diri, tangannya berlumuran darah, tapi dia di tempat terpencil seperti ini, dia membangun sebuah rumah yang ditinggali oleh istri dan putrinya.
Wan Tian-pin terus melambaikan tangannya. Tiba-tiba dari loteng seberang jurang terlihat seorang perempuan berbaju hijau, tangan kirinya memegang sebuah lampion dia terbang dan turun dari loteng.
Gerakan badannya ringan dan indah. Dari jauh terlihat dia seperti seorang dewi yang baru turun dari langit.
Wan Tian-pin berteriak: "Hong-er! Apakah kau tidak takut?"
Sorot mata yang tajam terus menatap gadis yang ada di seberang jurang.
Pesilat berwajah besi ini sekarang melihat putrinya, seperti ayah-ayah lainnya di dunia ini, matanya memancarkan perasaan yang dalam.
Diam-diam Yi-feng menarik nafas. Selama dan sepanjang perjalanannya dengan Wan Tian-pin, baru sekarang dia melihat kalau Wan Tian-pin bisa memancarkan sedikit perasaan kemanusiaannya.
Sebenarnya di dunia persilatan, siluman-siluman yang kejam, ketika mereka berada di tengah keluarga mereka, mereka pun seperti orang biasa, mempunyai perasaan seperti manusia biasa. Hanya saja perasaan manusiawi ini kecuali di depan keluarga mereka, untuk keadaan lainnya tidak mudah terlihat.
Di bawah loteng tempat untuk berdiri hanya beberapa meter. Gadis berbaju hijau itu berdiri di tempat sempit itu. Angin malam yang dingin meniup bajunya yang berwarna hijau. Bajunya berkibar-kibar. Dia seperti terbang mengikuti hembusan angin ini.
0-0-0

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang