83. Hati Seperti Ular Beracun

976 28 0
                                    

Malam musim semi yang hening, di jalan yang sepi tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu memecahkan kesunyian malam.

Pelayan penginapan yang bani terbangun, dengan masih terkantuk-kantuk membukakan pintu
penginapan dan dengan terkantuk-kantuk membawa sang tamu...Sun-ming dan putrinya,
melewati teras menuju sebuah kamar. Dan dengan terkantuk-kantuk dia membukakan pintu
kamar.

Mendadak...
Terdengar teriakan. Dia mundur 3 langkah!
Pelayan yang tadi terkantuk-kantuk sekarang sudah sadar sepenuhnya. Dengan gemetar dia menunjuk ke arah kamar yang terbuka dan berteriak:
"Kau... siapa kah?"
Hati Sun-ming bergetar, wajahnya berubah, dia berlari ke depan pintu dan melihat ke dalam. 

Tiba-tiba...

Dia juga berteriak terkejut. Dengan tangan gemetar dia berteriak: "Kau... ternyata kau!"
Kedua mata Ling-lin terbuka dan bertanya: "Siapa dia? Apakah dia adalah Nan-ren?" Dia berlari
ke sisi Sun-ming dan melihat ke dalam
Dia juga berteriak. Dia. menunjuk ke dalam, dengan gemetar dia berteriak: "Kau... mengapa
kau ?"
3 kali teriakan ini ada yang terdengar lebih dulu tapi terjadi dalam waktu bersamaan.
3 orang dengan 6 mata melihat ke dalam. Terlihat di sebuah kursi duduk seorang pemuda dalam keadaan sedang terpaku. Tubuhnya bersimbah darah, wajahnya pucat, sorot matanya kosong, tangan kanannya putus dari bagian pundak tapi lukanya tidak dibalut.
Dia bengong melihat Sun-ming dan putrinya, dan dia merasa sepertinya seumur hidup dia tidak akan pernah melihat mereka berdua, apalagi menjawab pertanyaan Ling-lin.
Dengan cepat Sun-ming berlari ke sisinya. Air mata karena terkejut juga cemas menetes di wajahnya. Dia hampir tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Dengan cemas dia bertanya: "Bagaimana... keadaanmu? Kau... mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Kau... apa yang terjadi padamu?"
Orang yang duduk tetap tidak bergerak, tidak bergerak sedikit pun
"Zhong-jing, kau tidak mengenali kami?"
Bola mata Zhong-jing pelan-pelan berputar, akhirnya jatuh di wajah Ling-ling sorot matanya yang kosong mulai terlihat ada cahaya.
Tapi dia tetap tidak bergerak juga tidak bicara. Dengan hati-hati Sun-ming membalut lukanya. Dengan lembut dia bertanya:
"Katakan padaku... siapa, siapa yang telah begitu jahat, kejam, dan begitu sadis?"
Zhong-jing tidak menjawab.
Zhong-jing tidak perlu menjawab.
Karena Sun-ming dan putrinya sudah tahu jawabannya:
"Membantah perintah guru, hukumannya adalah dibunuh tapi karena aku baik hati maka hanya membuatmu cacat. Semua hal terjadi karena dirimu sendiri yang menginginkannya maka kau harus bertanggung jawab seumur hidup!"
Kertas berwarna kuning, tulisan yang ditulis menggunakan tinta hitam, persis seperti surat yang diterima oleh Sun-ming di Yan-yu-lou sekarang kertas itu diletakkan di bawah cangkir milik Zhong- jing.

Sun-ming segera mengambil dan menyobeknya menjadi dua. Dia tidak menyangka kalau Xiao-wu tega menganiaya muridnya sendiri sehingga menjadi seperti ini.
Dengan lembut dia memapah Zhong-jing. Ketika tangannya memegang daging di tubuh Zhong-jing, tubuh yang biasanya berotot sekarang terasa lembek seperti kapas. Dia sadar ilmu silat pemuda ini sudah dimusnahkan oleh gurunya yang memiliki hati seperti ular beracun. Dia menarik nafas panjang dan membaringkan di atas ranjang.
Dia tidak berani dan tidak tega memikir-kan keadaan pemuda ini. Seorang pemuda yang kuat, tenang, sehat, lincah, dan tampan, sekarang telah berubah menjadi mati rasa, tidak bersemangat hidup, pucat, bergerak lamban, dan cacat. Perubahan ini hanya terjadi dalam waktu sehari. Diam-diam Sun-ming menoleh ke belakang. Air matanya menetes lagi. Di luar jendela di ufuk timur terlihat cahaya putih. Hari telah berganti lagi...
Bagaimana dia menghadapi hari-hari mendatang?
Sun-ming mulai merasa menyesal mengapa dia harus pergi ke Xi-liang-shan, jika dia tidak ke sana banyak hal tidak akan terjadi. Paling sedikit Lu Nan-ren tidak akan jatuh ke dalam jurang
itu.
Dia tidak mengungkapkan pikiran-pikirannya ini karena dia takut akan membuat putrinya bertambah sedih lagi.
Dia hanya dengan pelan berkata: "Tuan Jian dan gurumu mungkin bisa menyembuhkan lukanya, tapi... ke mana kita harus mencari mereka berdua?" Ling-lin dengan cemas duduk di dekat jendela melihat langit.
"Mereka mungkin bisa mengobati luka Zhong-jing, tapi... bagaimana dengan Nan Ren? Apakah mereka bisa menolong Nan Ren keluar dari jurang itu?"
Sun-ming pelan-pelan berkata: "Anak ini lukanya sangat parah, ilmu silatnya pun sudah musnah, sepertinya dia tidak akan kuat jika harus naik kereta yang berjalan bergoyang-goyang, terpaksa kita harus menunggu hingga lukanya sembuh... lukanya sembuh... mana mungkin lukanya bisa sembuh? tubuhnya sudah cacat, luka dalamnya tidak akan bisa sembuh!"
Ling-lin masih bengong sambil melihat ke luar jendela:
"Tapi dia masih hidup, Bu! Paling sedikit dia masih hidup!"
Topik pembicaraan kembali lagi pada Lu Nan-ren. Dia rela mengorbankan semua kebaha-giaan dan tawanya untuk menggantikan nyawa Lu Nan-ren.
Tapi nyawa dari orang yang sudah mati apakah bisa digantikan oleh sesuatu?
Akhirnya luka Zhong-jing semakin membaik, tangan yang sudah putus tidak akan bisa Uimbuh kembali, apalagi luka di dalam hati lebih-lebih tidak akan bisa cepat sembuh.
Dari pagi hingga siang, dari siang hingga malam, dari malam hingga pagi lagi... Zhong-jing hanya duduk termenung. Wajahnya pucat, sorot matanya kosong...kecuali sewaktu dia melihat Ling-lin tampak ada sedikit cahaya kehidupan tapi sepertinya Ling-lin juga mati rasa.
Mereka tinggal beberapa hari di penginapan. Mereka tidak pernah keluar dari penginapan. Semua hal yang terjadi di dunia ini sepertinya dalam beberapa hari tidak ada hubungannya dengan mereka.
Yang dipikirkan Zhong-jing hanya Ling-lin. Yang dipikirkan Ling-lin hanya Lu Nan-ren. Dan Sun-ming, dia sulit membagi kasih sayangnya pada mereka.
Lu Nan-ren, Ling-lin, Zhong-jing, orang aneh juga terkenal Tuan Jian, serta San-xin-shen-jun. Akhirnya...
Luka Zhong-jing sudah menutup juga mengering, keadaannya sudah tidak berbahaya lagi. Akhirnya Sun-ming bisa bernafas lega tapi Ling-lin mulai memaksa ibunya untuk kembali ke Xi-liang-shan.
"Walaupun seumur hidup tidak bisa bertemu dengan Lu Nan-ren, tapi walau bagaimana pun aku tetap harus melihat mayatnya!" Ini adalah keinginan Ling-lin.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang