117. Pertemuan Ayah dan Anak yang Tidak Saling Mengenal

1.1K 31 0
                                    

Ruan-wei merasa ada orang yang menyerangnya dari belakang tapi dia adalah seorang pemberani dan berilmu silat tinggi, dia sama sekali tidak melihat ke belakang, hanya menjawab pertanyaan Wen-yi:
"Jangan tanya siapa aku, jawab saja apakah kau benar-benar ingin menikah dengan keluarga
Rui?"
Orang-orang keluarga Rui semua memiliki ilmu silat tinggi, kedua orang tadi sebenarnya menyerang dengan cepat dan hampir menangkap Ruan-wei tapi tiba-tiba tangan Ruan-wei mengayun ke belakang. Ayunan ini adalah salah satu dari jurus Long-xing-ba-zhang. kedua orang ini tidak sempat menghindar, mereka terbanting ke bawah dan nadi mereka tertotok.
Orang-orang di sana sangat terkejut. Kecuali Long-zhang-shen-gai, tidak ada yang tahu ilmu silat apa yang Ruan-wei gunakan.
Wen-yi sendiri juga tidak tahu keunikan jurus tadi, dia hanya menangis dan bertanya:
"Beritahu aku, siapa kau?"
Long-zhang-shen-gai menarik nafas panjang:
"Dia Ruan-wei, masa kau tidak tahu?"

Jurus Long-xing-ba-zhang hanya Long-zhang-shen-gai yang menguasainya, dia belum pernah mengajarinya kepada siapa pun kecuali Ruan-wei. Dia hanya menguasai 5 jurus. Sekarang tidak sengaja Ruan-wei mengeluarkan satu jurus, otomatis Long-zhang-shen-gai langsung mengetahui siapa dia!
Mendengar Ruan-wei ada di depannya, Wen-yi langsung terpaku. Ruan-wei tidak menutup-nutupi lagi, dengan lembut dia berkata:
"Adik Yi, aku adalah Ruan-wei, aku adalah Da-ge!"
Dalam keterkejutannya, Wen-yi teringat cerita Gongsun Lan tentang Ruan-wei, dia benci karena Ruan-wei selingkuh, tiba-tiba dia berteriak:
"Siapa bilang aku tidak mau menikah dengan keluarga Rui?"
Melihat Ruan-wei memiliki ilmu silat tinggi, Rui Jing-rong juga tidak berani menyuruh orang menangkap Ruan-wei untuk mengusirnya. Dia tertawa dan menyindir:
"Benar-benar lucu, orang lain setuju menikah, dia datang mengurusi hal yang bukan urusannya, apakah kau juga menginginkan gadis ini? Benar-benar tidak tahu diri!"
Air mata Ruan-wei mulai menetes, dia sama sekali tidak mendengar sindirian Rui Jing-rong. Dengan suara tercekat dia berkata kepada Wen-yi:
"Apakah kau benar ingin menikah dengan keluarga Rui? Apakah betul "
Suara Ruan-wei semakin rendah, sampai terakhir tidak ada suara, hanya bibirnya saja yang bergetar. Dia seperti tidak percaya Wen-yi akan menikah dengan keluarga Rui!
Wen-yi menahan hatinya yang sedih, melewati Ruan-wei dan berjalan ke depan Rui Jing-rong berkata:
"Aku setuju menikah dengan keluarga Rui!"
Rui Jing-rong senang dan memberi sambutan:
"Aku putuskan nona ini, mulai hari ini siapa pun yang menghinanya akan musuh keluarga Rui. Besok aku akan menentukan siapa laki-laki yang pantas menjadi suaminya!"
Di tempat duduk keluarga Rui, duduk tetua-tetua keluarga Rui. Melihat Wen-yi sangat cantik mereka ingin Wen-yi menjadi menantu mereka. Rui Jing-rong baru selesai bicara, sudah ada 7-8 orang keluarga Rui berdiri dan berkata kepada Rui Jing-rong:
"Kami memesannya untuk menjadi menantu!"
Melihat banyak yang menginginkan pernikahan ini, Rui Jing-rong tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Jangan cepat-cepat! Kita baru bicarakan nanti, kita baru bicarakan nanti "
Di lapangan keluar beberapa orang murid Rui yang masih muda, mereka menggotong 2 orang marga Rui yang tadi telah ditotok oleh Ruan-wei untuk diobati dan dibawa keluar lapangan. Tiba-tiba Ruan-wei berkelakuan seperti orang gila, dia berlari sambil menggerakkan tangan, kemudian dia berlari ke belakang Wen-yi dan menotoknya.
Wen-yi dalam keadaan sedih, dia sama sekali tidak melihat Ruan-wei datang untuk menotoknya. Yang Ruan-wei totok adalah bagian punggung Wen-yi, segera Wen-yi jatuh ke pelukan Ruan-wei.
Ruan-wei menggendong Wen-yi dan berteriak:
"Tidak ada yang bisa menikah dengannya! Tidak ada yang bisa "
Rui Jing-rong marah:
"Apakah kau sudah bosan hidup? Kau menotok murid-murid keluarga Rui, itu termasuk kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, sekarang kau menculik orang. Cepat! Kalian tangkap orang
gila itu!"
Dari belakang Rui Jing-rong keluar 10 orang lebih pesilat tangguh dari keluarga Rui. Mereka mengeliling Ruan-wei, Wen-yi masih bisa bicara karena nadi bicaranya tidak ditotok, dia berkata:
"Letakkan aku ke bawah! Cepat pergi!" Ruan-wei benar-benar seperti orang gila, dia berteriak: "Tidak ada orang yang bisa merebutnya dari sisiku!"
Sambil berteriak dia keluar dari kepungan orang. 10 orang lebih pesilat keluarga Rui bukan sembarangan pesilat. Mereka dengan cepat berkumpul kemudian dengan cara masing-masing menangkap Ruan-wei.
Ruan-wei menggendong Wen-yi, hanya kakinya yang bisa bergerak. Dalam beberapa langkah, dia bisa keluar dari kepungan pesilat-pesilat itu. Keluarga Rui melihat langkah-langkah Ruan-wei yang aneh, mereka merasa terkejut. 10 orang pesilat tangguh merasa aneh dan terpaku!
Rui Jing-rong berlari mendekati mereka, dia menghalangi di depan Ruan-wei dan berteriak:
"Siapa kau? Dari mana perkumpulanmu?"
Karena langkah-langkah tadi adalah ilmu andalan dari ayah Wen-yi, Wen Tian-zhi. Langkah-langkah kaki Wen Tian-zhi tidak tertandingi di dunia persilatan. Long-zhang-shen-gai sangat hafal dengan langkah itu tapi Rui Jing-rong tidak mengenalnya. Karena dia tidak mengenal jurus-jurus telapak dan langkah-langkah Ruan-wei yang aneh, maka dia bertanya.
Tapi Ruan-wei hanya menggendong Wen-yi, dia tidak meladeni pertanyaan orang lain. Kakinya melewati Rui Jing-rong.
Rui Jing-rong marah, karena berpikir dia memiliki ilmu silat yang hebat, maka kedua tangannya dibuka dan mencengkram Ruan-wei.
Dalam hati berpikir, 'kau berada di depanku, apakah kau bisa kabur dari cengkramanku?'
Ketika Ruan-wei berada di depannya, dia langsung mencengkram tapi tidak kena. Begitu dia melihat, Ruan-wei sudah ada di belakangnya.
Karena pengalaman ini, dia baru merasa Ruan-wei benar-benar memiliki ilmu silat yang tinggi. Sekarang di kota Rui kecuali Lao Fu-ye dan kakak Jing-yuan, sepertinya tidak ada orang yang sanggup menangkap Ruan-wei. Lao Fu-ye tidak boleh dikejutkan, maka dia berteriak:
"Jing-yuan, cepat tangkap dia! Kakak Jing-yuan tangkap dia "
Hanya sebentar Ruan-wei sudah berlari 30 meter lebih. Walaupun terus dihadang oleh murid-murid kota Rui, tapi dia tetap bisa keluar dari kepungan mereka. Long-zhang-shen-gai tidak ingin menangkap mereka berdua, maka dia berdiri dan tidak bergerak. Hanya sebentar Ruan-wei dan Wen-yi sudah menghilang.
Setelah keluar dari kota Rui, Ruan-wei masih terus berlari karena dia takut masih ada orang yang mengejar mereka dari belakang dan ingin Wen-yi terus berada dalam pelukannya. Tapi sebenarnya dengan ilmu langkah kakinya, tidak akan ada orang yang sanggup mengejarnya. Dia telah meninggalkan kota Rui.
Malam jam satu lewat, malam sudah larut dan angin sangat dingin, tiba-tiba Wen-yi berkata:
"Da-ge, apakah kau tidak mau aku menikah dengan orang kota Rui?"
Mendengar Wen-yi memanggilnya Da-ge, hatinya sangat senang. Dia memeluk Wen-yi lebih erat lagi, dengan suara gemetar dia berkata:
"Kau... kau...jangan tinggalkan aku lagi...."
Wen-yi pelan-pelan berkata:
"Letakkan aku dulu!"
"Apakah kau tidak akan meninggalkan aku lagi?" Wen-yi menarik nafas panjang:
"Kalau Da-ge tidak meninggalkan aku, aku juga tidak akan meninggalkanmu!"
Mendengar kata-kata Wen-yi, Ruan-wei sangat senang, dia menaruh Wen-yi di bawah, tapi dia lupa membuka nadi Wen-yi yang masih tertotok dan tidak bisa berdiri. Karena itu Wen-yi terjatuh. Wen-yi menjerit, wajah Ruan-wei menjadi pucat, dengan penuh perhatian dia berkata:
"Apakah sakit?"
Wen-yi menutup wajahnya, dia tidak menjawab pertanyaan Ruan-wei. Ruan-wei tidak tahu
apakah dia marah atau tidak, maka Ruan-wei segera berkata:
"Da-ge pantas mati! Da-ge pantas mati "
Sesudah beberapa kali berkata seperti itu, baru terdengar Wen-yi berkata:
"Da-ge benar-benar tidak mempunyai hati nurani...."
Ruan-wei termenung, berpikir, 'mengapa aku tidak memiliki hati nurani?'
Terdengar suara Wen-yi pelan dan sambil tertawa:
"Da-ge bodoh! Bukalah nadiku dulu!"
Ruan-wei diam-diam berpikir, 'kenapa sejak tadi aku terus bicara dan tidak membuka nadinya, pantas Wen-yi berkata aku tidak memiliki hati nurani.'
Nadi Wen-yi segera dibuka lalu dia berdiri dan berjalan. Ruan-wei segera berteriak dengan cemas:
"Kau... kau mau ke mana?"
Melihat dia begitu terburu-buru, dia tahu Ruan-wei benar-benar mencintainya, dia tidak akan membuat Ruan-wei cemas lagi dan tertawa:
"Da-ge yang bodoh, apakah kita berdiri terus untuk tidur?"
Karena Ruan-wei terlalu tegang, maka dia mengetuk-ngetuk kepalanya dan berkata:
"Da-ge benar-benar kebingungan!"
Wen-yi memegang tangannya:
"Apakah kau benar-benar sayang kepadaku?"
Dengan bingung Ruan-wei menjawab: "Aku tidak tahu!"
Wen-yi marah dan membanting tangannya, terdengar Ruan-wei berkata:
"Tapi jika menyuruhku meninggalkanmu, mati pun aku tidak mau!"
Mendengar kata-kata ini, Wen-yi segera masuk ke dalam pelukan Ruan-wei dan berkata:
"Aku... aku., mati., mati... pun tidak akan meninggalkanmu "
Wen-yi sekarang sudah tahu bagaimana hati Ruan-wei kepadanya, apa yang terjadi di kota Rui tadi telah membuktikan isi hati Ruan-wei. Hal-hal lainnya dia tidak akan ingat lagi, dia tahu sekarang Ruan-wei benar-benar mencintainya, itu sudah cukup.
Mereka berdua berjalan di pinggir kota-kota yang ada di kota Rui. Sepanjang jalan Ruan-wei menceritakan semua hal yang dialaminya ketika mereka berpisah.
Setelah mendengar cerita Ruan-wei, dia tidak peduli lagi tentang perasaan cinta Gongsun Lan kepada Ruan-wei, dia malah menyalahkan Ruan-wei yang tidak mempunyai perasaan kepada Gongsun Lan.
"Mulutmu berkata tidak peduli, tapi apa isi hatimu, aku tidak tahu?" Wen-yi menarik nafas:
"Aku marah kepadamu karena di kuil emas itu, kau menganggap aku adalah orang yang tidak kau kenal, ternyata ketika itu kau hilang ingatan jadi aku tidak menyalahkan mu. Kakak Lan telah berbudi terhadapmu, mana boleh aku cemburu kepadanya?"
"Apa benar kau tidak cemburu juga tidak membenci Kakak Lan?"
"Walaupun kau menikahinya, aku juga tidak akan membencimu, malah aku senang melihat kalian bahagia."
Wajah Ruan-wei sedikit merah, dia berkata dengan gagap:
"Aku... aku... mana mungkin menikah dengannya "
"Kau tidak mau menikahinya... kau... ingin... menikah dengan... siapa "
"Aku akan menikah denganmu," Ruan-wei sangat menyukai tawa Wen-yi maka dia menjawab tanpa ragu-ragu.
Mendengar kata-kata ini, Wen-yi sangat senang tapi juga merasa malu, maka dia tidak berani bercanda lagi.
Sampai di sebuah kota, hari sudah malam. Ruan-wei mencari sebuah penginapan. Mereka memesan 2 kamar.
Hari kedua pagi, Ruan-wei sudah mencuci wajahnya, dia kembali seperti Ruan-wei yang dulu. Wen-yi memakai pakaian laki-laki lagi, mereka bersama-sama menunggang Bai-ti-ma dan meninggalkan Shan-xi.
Sekarang Ruan-wei ingin mencari Tuan Jian untuk memberitahu perjanjian pertarungan antara Tuan Jian dan biksu Harimau di Jun-shan. Dia ingat pernah bertemu Tuan Jian di rumah Paman Zhong, sekarang dia harus pergi ke rumah Paman Zhong-jing baru bisa mengetahui keberadaan Tuan Jian.

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang