60. Benang Kusut Cinta

951 28 1
                                    

Yi-feng melihat Xu-bai dengan sikap termangu. Dalam hati dia berpikir, 'Si Tangan Terampil Xu-bai berbadan tinggi juga besar, suaranya keras seperti bunyi lonceng, apa pun yang sedang dia pikirkan akan terlihat dari wajahnya. Wan Tian-pin bersosok kurus juga kering, tubuhnya pun kecil, belum pernah terlihat ekspresi apa pun dari wajahnya, jika bicara suaranya tajam. Kedua orang ini, yang satu beraliran Yin sedangkan yang satu lagi beraliran Yang, mereka seperti sudah ditakdirkan untuk menjadi musuh bebuyutan. Apa yang akan terjadi nanti tidak ada seorang pun yang akan tahu."

Terdengar Xu-bai berkata lagi:

"Waktu itu aku harus bernafas dengan pelan, aku pikir kalau pintu gua tidak bisa dibuka itu akan lebih baik. Aku tidak bisa hidup lagi begitu juga dengannya. Tapi dari luar gua ternyata ada yang berbicara. Aku tidak mendengarnya dengan jelas tapi monyet tua itu setelah mendengar suara itu, segera meloncat-loncat karena kegirangan. Ha, ha, ha! Jika waktu itu kau melihatnya, dia benar-benar seperti seekor kera!"

"Dia meloncat-loncat sebentar kemudian menempelkan mulutnya ke dinding gua, berteriak ke luar, dia memberitahu orang yang ada di luar bagaimana caranya membuka pintu gua itu. Waktu itu tenaganya telah berkurang maka dia harus mengatakannya sebanyak 2-3 kali, orang yang ada di luar baru bisa mendengarnya dengan jelas. Benar saja pintu itu pun akhirnya bisa dibuka."

"Dari luar ada cahaya dan ada angin yang berhembus masuk. Angin meniup tubuhku, aku benar-benar merasa senang. Dari luar terlihat ada seseorang yang masuk, dia setinggi dirimu, dia mengenakan baju yang sangat mewah, terlihat sangat luwes."

"Dia adalah ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu." sambung Yi-feng

"Dari mana kau bisa tahu?" tanya si Tangan Trampil Xu-bai dengan aneh.

"Beberapa hari lalu aku telah bertemu dengan marga Wan."

Xu-bai menyambung:
"Orang itu menyebutkan kalau dia ber-marga Xiao bernama Wu. Awalnya aku mengira dia adalah orang tanpa nama, terakhir aku baru tahu dia adalah orang terkenal di dunia persilatan. Dia adalah ketua Tian-zheng-jiao."
"Waktu itu aku bersembunyi di tempat gelap dan mendengar pembicaraan antara Xiao-wu dengan monyet tua itu. Sorot matanya terkadang seperti tanpa sengaja melihat ke tempat persembunyianku. Aku tidak begitu memperhatikannya. Monyet tua itu mengikutinya keluar dari gua, aku tidak berani ikut, aku hanya duduk di tempat gelap sambil menarik nafas. Aku takut monyet tua itu akan kembali maka aku pun merangkak kembali ke sudut gua. Tapi baru saja sebentar, ternyata Xiao-wu kembali. Dengan berjalan lurus dia berjalan menuju tempat di mana aku bersembunyi, dengan sikap hormat dia berkata:
"Apakah Tetua adalah Wan Li Zui Feng, tangan terampil Xu?" (Mengejar angin 10 ribu kilometer).
"Aku benar-benar terkejut, dalam hati aku benar- benar kagum kepadanya. Xiao-wu masih muda, tapi sudah sangat hebat. Tidak sembarang orang bisa berpikir seperti itu." Kemudian Xu-bai tertawa terbahak-bahak:
"Aku sadar kalau aku tidak bisa berbohong kepadanya, aku menceritakan apa yang sudah terjadi padanya. Begitu dia mendengar tentang alat cahaya berputar yang ada di tangan Wan Tian-pin, terlihat wajahnya seperti memikirkan sesuatu. Dalam hatiku, aku berpikir jika sejak tadi dia tahu mungkin ketika tadi monyet tua itu sedang lemah dia berhasil merebutnya. Maka saat itu aku pun sudah tahu kalau orang ini bukan orang baik-baik."
"Pandangan Tetua benar-benar hebat dibandingkan dengan orang lain!"
Si Tangan Terampil memasukkan kembali daging ke mulutnya, kemudian tertawa keras:
"Aku berkelana di dunia persilatan sudah berpuluh-puluh tahun. Orang itu memang pintar tapi mana mungkin bisa mengalahkanku? Waktu itu aku malah terus memujinya, dia pun demikian. Dia juga memapahku turun gunung. Di perjalanan kami berburu rusa, aku membunuh rusa dan meminum darahnya, setelah itu baru merasa ada sedikit semangat."
"Tapi aku merasa aneh mengapa marga Xiao ini begitu baik kepadaku?"
"Terakhir dia mengatakan padaku, kalau antara dia dan monyet Wan Tian-pin berjanji akan bertemu di Wu-liang-shan. Setelah mengobrol lama, aku baru mengerti ternyata dia berniat menyuruhku membantunya membunuh Wan Tian-pin, tapi dia sendiri tidak mau turun tangan, maka dia menyuruhku mewakilinya untuk membunuh. Waktu itu aku berpikir kalau dia bukan orang baik-baik, ternyata dia lebih jahat beberapa puluh kali lipat dari yang kukira!"
"Ternyata dia tahu antara aku dan monyet tua, yang satu adalah pencuri, sedangkan yang satu lagi adalah perampok, selama beberapa tahun ini kami pasti berhasil mendapatkan banyak uang dia berniat membagi hasil denganku. Belakangan aku membicarakan tentang kelebihan alat cahaya berputar ini, dia tertarik maka dia melakukan ini agar orang dunia persilatan mengetahui kalau Pencuri Selatan dan Perampok Utara ditolong olehnya. Karena itu aku dan monyet tua akan merasa berhutang budi kepada-nya seumur hidup. Jika terjadi sesuatu padanya, kami harus menolongnya."
Yi-feng menarik nafas, dia merasa di dunia ini banyak hal yang tidak bisa dimengerti.
Diam-diam dia juga berpikir, 'Xiao-wu benar-benar mempunyai bakat menjadi pemimpin orang jahat. Semua ini tidak bisa sembarangan terpikir oleh siapa pun...dia mempunyai rencana begitu dalam, kelak jika ingin membasminya bukan hal yang mudah!"
Xu-bai mengelus janggutnya dan tertawa: "Orang ini mempunyai rencana baik tapi aku juga bukan orang bodoh. Setelah kami berpisah, aku mencari sebuah tempat kemudian mencari makanan penambah darah dan tenaga. Setelah memakan makanan bergizi selama 10 hari lebih, tenagaku pulih dan aku kembali ke Xi-liang-shan. Aku melihat monyet tua Wan Tian-pin sedang duduk di depan gua ini. Di sisinya ada seorang gadis yang sedang memohon-mohon kepadanya agar memindahkan batu penutup mulut gua. Begitu melihat wajah monyet tua ini, aku langsung merasa ingin marah. Tadinya aku mempunyai rencana ketika Xiao-wu datang aku akan membuat mereka saling berkelahi dulu."
Waktu itu, darah di tubuh Xu-bai sudah naik hingga ke ubun-ubun.
Yi-feng berpikir, 'Tangan Terampil memang licik tapi dalam kehidupan sehari-hari, dia seorang laki-laki sejati, dia lebih baik dibandingkan tuan-tuan yang banyak menipu.' Tiba-tiba Xu-bai menarik nafas panjang dan berkata:
"Seumur hidup bila aku melakukan sesuatu selalu dirugikan karena 'tidak bisa menahan diri'. Anak kecil, kau masih muda dan mempunyai masa depan yang cerah, kau harus belajar menahan diri baru bisa berhasil. Bukan karena aku ingin menasehatimu. Ini berdasarkan pengalaman sebenarnya."
Yi-feng mengangguk, dia mulai merasa dekat dengan pak tua ini.
Terlihat Xu-bai menggebrak meja yang terbuat dari batu, membuat tulang ayam, buku, dan benda lainnya meloncat ke atas. Dia menyabet sepotong daging ayam, berkata lagi:
"Aku merasa marah dan berniat meloncat keluar, menunjuk Wan Tian-pin sambil marah-marah. Monyet tua Wan Tian-pin melihatku, dia segera terkejut, wajahnya memucat dan dia terus berlari dari sana. Gadis yang ada di sisinya pun ikut terkejut. Dia terus memanggil-manggil ayah-nya kemudian dia pun ikut berlari dari sana."
"Aku terus berpikir dan melihat ilmu meringankan tubuh si monyet tua itu sepertinya lebih maju
dibandingkan biasanya. Walaupun aku bisa mengejarnya saat itu, belum tentu aku bisa
melawannya. Apalagi aku merasa aneh mengapa dia terus duduk menunggu di depan gua. Maka
dengan segala cara aku berusaha membuka gua ini "
Dia berhenti sebentar lalu sambungnya lagi:
"Hal ini benar-benar menghabiskan waktuku. Akhirnya aku menemukan sebuah pentung besi baru bisa membuka batu besar itu. Aku salut kepada monyet tua, dari mana tenaganya hingga dia bisa memindahkan batu begitu besar? Tenaga-nya sungguh membuat siapa pun terkejut."
Semua kata-kata Xu-bai membuat banyak teka teki yang tersimpan di hati Yi-feng terjawab satu per satu. Xue Ruo-bi sama sekali tidak bergerak tapi terus mendengar.
Cahaya lampu tempel tiba-tiba bergoyang. Lampu itu memang diisi dengan banyak minyak tapi karena telah digunakan selama beberapa hari maka minyak pun hampir habis.
Tiba-tiba...ketika cahaya lampu bergoyang-goyang, dari luar gua terlihat bayangan seseorang berlari masuk.
Mata Xu-bai terbuka, wajahnya berubah. Orang yang berlari masuk itu adalah putri Wan Tian-pin. Gadis ini tetap mengenakan baju ungu tapi rambutnya berantakan, wajahnya pun terlihat lelah, bajunya kusut.
Begitu memasuki gua, dia segera mencari-cari. Begitu melihat si Tangan Terampil Xu-bai, wajahnya berubah. Dia juga melihat Xue Ruo-bi ada di sana kemudian dia berlari ke depan Yi-feng. Mulutnya terbuka tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Di gua ini kecuali Yi-feng ternyata masih ada orang lain, ini di luar dugaannya.
Di dalam gua ini masih terlihat ada meja, ranjang, benar-benar membuat siapa pun yang melihatnya akan terkejut. Di dalam keterkejutannya, dia juga merasa senang karena orang yang dicintainya yaitu Yi-feng terlihat sangat bersemangat, jauh dari yang dia bayangkan selama ini. "Nona, mana ayahmu?" bentak Xu-bai
Wan-hong melihatnya sebentar seperti tidak mendengar pertanyaan Xu-bai. Dia membalikkan tubuh dan bertanya kepada Yi-feng:
"Apakah selama beberapa hari ini kau baik-baik saja?"
Kedua mata Xu-bai mengeluarkan kilat. Yi-feng segera berdiri dan tertawa:
"Masih banyak hal yang ingin kami bicarakan lebih baik kita keluar dulu baru bercerita lebih detil. Aku sudah terkurung selama 10 hari lebih, aku sudah bosan di sini!"
Dengan dingin dia melihat Xue Ruo-bi: "Apakah kau mau keluar, kau sendiri yang
menentukannya, tapi "
Kedua tangannya mengambil anak yang ada di atas pangkuan Xue Ruo-bi, sambil berkata: "Anak itu harus kau serahkan padaku."
"Kau mau apa?" Xue Ruo-bi membentak Kedua tangannya berusaha melindungi anak itu, kemudian kaki kirinya menendang Yi-feng. Yi-feng sedikit berjongkok. Tangan kanan-nya menepis ke bawah, tangan kirinya berusaha merebut anak itu dari pelukan Xue Ruo-bi.
Xue Ruo-bi menarik kakinya kembali, kaki kanannya dengan cepat menendang lagi. Walau-pun perutnya mulai membesar tapi kedua tendangan ini terasa sangat keras dan tidak berkurang kelincahannya.
Ilmu silat Yi-feng sudah berbeda jauh dengan yang dulu, tapi dia tetap kesulitan untuk menyelamatkan diri.
Yi-feng hanya bermaksud mengambil anak itu tanpa berniat melukai Xue Ruo-bi maka dia pun menyerang tidak benar-benar menggunakan jurus andalannya. Yi-feng meluncur ke samping, dia siap menyerang lagi.
Alis Xu-bai berkerut, dia menghadang di depan Yi-feng dan tertawa terbahak-bahak:
"Seumur hidup aku tidak pernah menikah, tapi aku paling benci mendengar suami istri yang bertengkar. Wei, anak kecil, kau dan istrimu bertengkar karena apa? Ceritakanlah semuanya padaku, biar aku menjadi penengah dan memberi nasehat kepada kalian."
Wan-hong mundur beberapa langkah, wajahnya memucat, dengan bengong dia melihat Yi-feng. Terlihat wajah Yi-feng penuh kemarahan, kedua mata berkobar seperti mengeluarkan api dan membentak:
"Siapa yang sudi memperistri perempuan jalang ini! Tetua Xu "
Xu-bai dengan aneh bertanya kepada Xue Ruo-bi:
"Apa hubunganmu dengan anak ini?"
Xue Ruo-bi duduk di ranjang dan menjawab:
"Dia adalah putraku."
Dia menunjuk Yi-feng:
"Katakan, apakah dia adalah putramu?"
"Tetua, kau harus mengambil keputusan tepat untukku. Aku benar-benar bernasib kurang baik,
aku " dia menangis tersedu-sedu.
Kedua mata Yi-feng memerah karena marah. Suaranya berubah, dia menghentakkan kakinya:
"Dasar perempuan jalang... anakku tidak akan mempunyai ibu seperti dirimu! Tetua Xu, apakah kau tahu perempuan ini sudah melanggar banyak aturan... aku... mana mungkin aku memberitahu apa yang sebenarnya terjadi."
Xu-bai yang pintar sudah mulai bisa menebak apa yang terjadi di antara mereka. Bola matanya berputar, entah apa yang harus dia katakan sekarang.
Wan-hong tiba-tiba tertawa, dia mendekat dan berkata:
"Mungkin dia adalah istri ketua Tian-zheng-jiao. Pantas selama beberapa hari ini ketika aku dan ayahku sedang berjaga di luar banyak laki-laki dengan baju berwarna-warni datang ke sini, mereka mengatakan sedang mencari istri ketua dan mereka memberitahu kalau mereka adalah murid-murid Tian-zheng-jiao. ayahku tidak mengijinkan mereka masuk, malah mengusir mereka pulang."
Dia melihat Yi-feng kemudian tertawa:
"Mengapa... mengapa kau begitu menginginkan anak orang lain? Kalau kau menginginkan
seorang anak " dia tertawa dan wajahnya pun menjadi merah.
Yi-feng marah, dia tidak mendengar perkataan Wan-hong dan bertanya: "Siapa saja yang datang?" Wan-hong tertawa:
"Aku tidak ingat siapa mereka tapi dari sikap dan pembawaan mereka, bisa dipastikan kalau mereka bukan orang baik-baik. Ada satu yang lebih aneh lagi, senjatanya adalah jala ikan. Ilmu silatnya paling tinggi, dengan susah payah ayah baru berhasil mengusirnya. Yang lain ilmu silatnya hanya biasa-biasa saja."
Yi-feng dengan dingin berkata:
"Nyonya Ketua, ketuamu sudah menurunkan perintah mengutus beberapa orang untuk
menjemputmu, cepatlah pergi dari sini, tapi... kalau kau tidak bersedia meninggalkan anak ini,
jangan harap "
Kata-kata Yi-feng belum selesai, Xue Ruo-bi berdiri dari ranjang, tangannya melayang kemudian terlihat cahaya berkilau menyerang Yi-feng. Anak sudah berada dalam gendongan, dengan menggunakan tubuh Xu-bai dan Wan-hong sebagai penghalang, dia berlari keluar dari gua.
Yi-feng marah juga terkejut. Dia mengibaskan lengan bajunya, dia menyapu 'Luo-sha-jin-si' yang dilepaskan Xue Ruo-bi. Dia juga sangat terkejut hingga mengeluarkan keringat dingin.
Ternyata 'Luo-sha-jin-si' adalah semacam senjata rahasia. Senjata ini terdiri dari jarum dengan jumlah banyak, bentuknya seperti bulu sapi, dan setiap jarumnya mengandung racun. Jika terkena jarum ini, maka kulitnya akan membusuk, walaupun tidak mati tapi keadaannya akan setengah mati. Sebelum Xue Ruo-bi menikah dengan Yi-feng, dia selalu menggunakan senjata ini saat berkelana di dunia persilatan.
Yi-feng menikah dengan Xue Ruo-bi selama beberapa tahun, dia sudah tahu bagaimana lihainya senjata ini. Maka dengan cara melambaikan lengan baju, dan mundur, dia berhasil menghindari hujan jarum ini. Xue Ruo-bi menggendong anak itu keluar dari gua.
Yi-feng membentak dan mengejarnya tapi baru saja sampai di mulut gua, dari luar datang serangan senjata rahasia lagi. Terasa di sisinya seperti ada angin. Semua senjata rahasia terjatuh. Terdengar Xu-bai berteriak:
"Kejar!"
Tubuh Xu-bai bergerak seperti asap mengejar keluar.
Yi-feng juga tidak ragu, dia mengikuti Xu-bai keluar. Dalam hati Yi-feng berpikir, 'Xu-bai dijuluki 'Qian-li-zui-feng', ini benar-benar tidak salah. Ilmu meringankan tubuhnya benar-benar tidak tersaingi siapa pun."
Yi-feng berpikir, 'Apakah Tuan Jian dan San-xin-shen-jun bisa menyaingi Xu-bai "
Dia teringat pada janda pendekar besar San-xiang dan putrinya, di mana mereka sekarang? Wan-hong yang ada di belakang berteriak: "Tunggu aku!"
Terlihat ilmu meringankan tubuh Wan-hong lumayan tinggi sekarang dia bisa mengejar mereka yang sudah ada di depan. Yi-feng lebih cepat lagi, tubuhnya bergerak lincah berlari di dalam gua sempit ini. Beberapa kali turun dan naik, dia sudah berada di mulut gua.
Terlihat mulut gua sudah ditutup lagi oleh batu besar. Xu-bai memegang korek api, satu tangannya mendorong batu besar itu.
Xue Ruo-bi berada di sisi sambil menggendong anaknya. Dengan takut dia berdiri di sudut, karena selama beberapa hari ini dia terus minum arak, anaknya seperti mabuk dan belum terlalu sadar. Kedua matanya yang besar terus melihat kesana dan kemari tapi dia tidak menangis. Pipinya yang gemuk terlihat agak kurus.
Yi-feng merasa kasihan kepada anak ini. Dia melihat Xue Ruo-bi, si cantik nomor satu di dunia persilatan sekarang terlihat kurus. Mata-nya yang genit tampak ketakutan dan cemas. Yi-feng menarik nafas, 'Ini adalah pilihannya, jangan salahkan orang lain.'
Tapi dia segera menekan rasa kasihan ini.
Dia berjalan ke sisi Xu-bai dan beranya:
"Tetua Xu, siapa yang melakukan semua ini?"
Xu-bai tertawa dingin, dia memberikan korek api kepada Wan-hong yang sudah sampai di sana sambil berkata:
"Kecuali monyet tua itu siapa lagi, kalau dipikir-pikir lebih baik kita semua diam di dalam. Kita lihat siapa yang mati kelaparan dulu," kata Xu-bai dengan nada marah.
Yi-feng melihat Wan-hong: "Apakah ayahmu tahu kau berada di sini?" Wan-hong menggelengkan kepala. Xu-bai membentak:
"Ayo anak kecil, bantu aku menggeser batu ini. Heh, Wan Tian-pin, kau benar-benar sudah salah menafsirku, masa satu batu ini saja bisa mengurungku sampai mati?"
0-0-0

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang