23. Kembali

1.5K 28 0
                                    

Merindukan kehidupan adalah hal biasa bagi seorang manusia. Akhirnya Wen-hua mengikuti Yi-feng naik ke gunung.
Tangan kanannya dipegang oleh Yi-feng. Dia merasa tubuhnya melayang di atas awan. Dia sangat iri kepada Yi-feng.
Kaki Yi-feng terus melangkah, tapi hatinya memikirkan sebuah tempat...
Di sebuah jembatan kecil di Jiang-nan. Awan sore berwarna merah, tampak sangat indah, karena disinari oleh matahari terbenam, rumput-rumput di kedua sisi sungai memantulkan warna indah, air pun mengalir di bawah jembatan, bukankah hal seperti ini surga bagi manusia?
Di tempat inilah Yi-feng bertemu dengan istrinya...waktu itu dia masih belum menjadi istrinya. Gadis itu menunggang seekor kuda berwarna putih, dia berjalan di sisi jembatan. Sinar matahari terbenam menyinar wajahnya, rambutnya terburai mengikuti hembusan angin musim semi, wajahnya terlihat bersemu cantik.
Yi-feng mengenang masa lalu...
"Tangan kanannya yang putih melambaikan jerami.
Dia tertawa manis kepadanya, tawa inilah yang membuat dia melupakan segalanya! Dan Jiang-nan, dia terus mengikutinya. Setiba di Jiang-bei, sepanjang perjalanan sepertinya gadia itu pun suka kepadanya tapi juga seperti tidak suka kepadanya.
Saat bertemu dengan teman baiknya, Tombak Perak Tao-chu, dia baru tahu kalau dia adalah si Cantik nomor satu dari Jiang-nan, seorang perempuan yang bisa membuat roh laki-laki terlepas dari raganya."
Yi-feng tersenyum dan berpikir,'Kemudian setelah menikah namanya berubah menjadi Nyonya Pencabut Roh.'
"Dia mengikutinya sepanjang ribuan kilometer, tapi tidak mempunyai kesempatan berkenalan dengannya."
"Hingga suatu hari di sebuah jalan Jian-men, dia bertemu dengan 'Jian-men-wu-ba' (Lima Penjahat Jian-men). Pecut Peraknya ternyata tidak sanggup menahan 5 senjata yang digunakan Jian-men-wu-ba. Tidak terbayangkan akibatnya jika sampai kalah!
Tentu saja dia segera menolongnya. Melalui kesempatan inilah dia baru bisa berkenalan dengannya. Waktu itu dia masih muda, demi dirinya, dia menciptakan banyak musuh di dunia perslatan.
Suatu hari, demi dirinya, dia membuat marah Tang Men yang terkenal dengan senjata rahasia beracunnya di Si-chuan. Dia terkena 3 senjata rahasia beracun. Sejak saat itulah dirinya baru mau berbuat sedikit baik kepadanya. Ketika itu dia hampir mati, sekarang setelah dipikir-pikir dia merasa curiga, apa gunanya dia berbuat seperti itu?
Semenjak saat itu dia benar-benar baik kepadanya. Mereka menunggang kuda bersama-sama, bertamasya ke Jiang-nan dan Jiang-bei, sampai ke perbatasan.
Saat itu kehidupan dia benar-benar bahagia. Suatu hari mereka duduk di kolong langit yang dipenuhi dengan bintang. Dia menunjuk rasi bintang penenun dan mengatakan kalau itu adalah dirinya dan menunjuk rasi bintang pengembala dan mengatakan kalau itu adalah dia.
Lalu dia mengatakan jika penenun dan pengembala bertemu hanya satu kali dalam setahun, mungkin itu terlalu menyedihkan.
Dia ingat akan tawa manisnya waktu itu, apalagi saat itu dirinya mengatakan jika kami benar-benar saling mencintai, tidak perlu sering bertemu, asalkan bisa terus saling mencintai, setahun sekali bertemu pun tidak apa-apa.
Ketika dirinya mengatakan demikian, jika saat itu dia menyuruhku mati di depannya, dia tidak akan ragu melakukannya!
Kemudian mereka tinggal bersama. Di sebuah rumah yang tidak begitu mewah tapi bagiku itu seperti surga!
Sekalipun hujan atau angin berhembus, musim dingin ataupun musim semi, mereka berdua hidup dengan bahagia. Terkadang mereka hanya duduk sambil mendengarkan suara hujan semalam tapi mereka merasa bahagia dan gembira.
Waktu itu dia tidak melakukan apa pun, hingga keluar rumah pun enggan. Apa pun yang terjadi di dunia persilatan, dia sudah tidak peduli.
Jika dirinya meninggalkan dia, dia akan sendiri lagi, lalu, apa gunanya hidup sendiri?
Tapi dia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar akan meninggalkan dia dan menjadi istri muda dari Ketua Tian-zheng-jiao. Awalnya dia tidak tahu apa alasannya, kemudian dia baru mengerti ternyata ilmu silat ketua Tian-zheng-jiao lebih tinggi dari dia, kekuasaannya lebih besar darinya. Di sana dia bisa lebih menikmati apa yang tidak dia miliki, istrinya telah mengkhianatinya.
Hati dia mulai marah, dia mengasihani dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan harga dirinya dihina, membuat dia tidak bisa bernafas. Hatinya panas, kobaran api dendam terus membakar hatinya."
Dia melihat Wen-hua yang berada di pinggir dan berpikir lagi, 'Jika aku memberikan semua barang berharga di rumah batu itu, membiarkan dia menikmati kesenangan dunia ini, apakah istrinya yang genit dan tidak tahu malu itu akan merasa menyesal karena telah meninggalkannya?"
Maka dia pun bertanya kepada Wen-hua:
"Kelak jika istrimu meminta maaf kepadamu, kau harus menumpahkan perasaan sedih, dan terhina kepadanya, kemudian kau boleh mengusirnya."
Dengan bingung Wen-hua terus mengangguk-angguk. Dia merasa aneh mengapa orang seperti ini mempunyai pandangan yang sama dengannya?
Dia tidak tahu Yi-feng juga merasakan apa yang dia rasakan!
Terdengar suara air mengalir, mereka kembali ke gua itu.
Dengan semangat Yi-feng terus berlari ke atas tapi dia mulai merasa tubuhnya lemas. Dia melewati jalan kecil seperti semula. Dia mulai melihat mulut gua. Batu besar itu masih berada di tempat semula gua masih terlihat gelap.
Yi-feng menunjuk rumah batu itu dan berkata kepada Wen-hua:
"Perhiasan yang ada di dalam rumah itu cukup untuk membuatmu melakukan apa saja!" Dia menambahkan lagi, 'barang-barang berharga ini bukan milikku, tapi aku mempunyai hak untuk mengaturnya."
Sekarang Wen-hua benar-benar mengagumi Yi-feng. Mendengar kata-kata Yi-feng dia terus mengangguk-angguk.
Sesampainya di rumah batu itu, mereka melihat ke dalam melalui jendela. Mereka berdua sangat terkejut.
Yang membuat Wen-hua terkejut adalah, perhiasan di dalam rumah itu ternyata sangat banyak, dia seperti bermimpi. Mengingat barang ini akan menjadi miliknya, jantungnya berdebar kencang, dia tidak percaya apakah semua ini nyata baginya?
Yang membuat Yi-feng terkejut adalah, perhiasaan yang ada di dalam rumah itu sudah berkurang banyak, mungkin sekarang ini hanya tinggal sepersepuluh dari yang tadi pagi. Siapa yang mengambilnya? Dengan terkejut Yi-feng bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Dia melihat ke sekeliling berharap bisa mendapatkan jawaban.
Tapi dia merasa kecewa.
Barang-barang yang ada di sana tidak bergeser sedikit pun, dia mencari jejak kaki seseorang yang tertinggal, mungkin pernah ada yang datang ke sini sebelumnya. . Tapi dia kecewa lagi.
Tiba-tiba dia melihat ada setetes darah. Darah itu mulai mengering tapi dari pengalamannya selama ini berkelana di dunia persilatan, dia tahu, darah ini adalah darah segar. "Siapa pemilik darah ini?"
Dia bertanya kepada dirinya sendiri, seperti seekor anjing pelacak dengan teliti terus melihat keadaan sekeliling.
Tiba-tiba di dekat gua, dia menemukan tetesan darah kedua. Dengan cepat dia berlari ke arah gua. Tetesan darah kedua ini seperti tetesan darah pertama, walaupun kering tapi masih segar. Tanpa ragu lagi dia masuk ke dalam gua.
Dia menyalahkan korek api. Dia berjalan dengan pelan hingga sampai di belakang batu besar yang masih berada di sana. Dengan hati-hati dia masuk lagi ke tempat itu, korek api mengikuti putaran tubuhnya sehingga menjadi gelap.
Begitu api agak membesar, Yi-feng berteriak karena terkejut.
Ternyata 2 mayat yang tadi dia letakkan di atas meja batu sekarang hanya ada Tangan Terampil Xu-bai. Dan posisi mayat Xu-bai juga sudah berubah.
Yi-feng merinding ngeri, 'Kemana mayat Wajah Besi Wan Tian-pin? Siapa yang mengambil mayatnya? Untuk apa? Jika dicuri orang, berarti... '
Dia merinding lagi dan tidak berani terus memikirkan kelanjutannya. Api redup terus menyinari mayat Xu-bai dan genangan darah yang berada di bawah membuat gua yang sudah seram bertambah seram dan menakutkan!
Melihat genangan darah, mengingat pada 2 tetesan darah tadi, Yi-feng cepat-cepat meninggalkan gua ini.
Begitu membalikkan tubuh, dia segera berlari keluar dari gua. Langit di luar gua lebih gelap dibandingkan waktu dia masuk tadi.
Angin sepoi-sepoi berhembus, meniup baju Yi-feng membuat dia gemetar. Ketika dia melihat lagi, dia terkejut bukan kepalang.
Ternyata Wen-hua yang masuk bersama dengannya tadi sekarang sudah tidak ada, dia berlari ke sisi jendela rumah dan melihat ke dalam, dia segera mundur kembali karena tidak tega melihatnya.
Ternyata Wen-hua sudah berbaring kaku di rumah batu itu. Di sisinya banyak tetesan darah.
Selain takut Yi-feng merasa terkejut, otaknya sudah tidak bisa diajak berpikir.
Jangan salahkan dia seperti itu, siapa pun jika bertemu dengan situasi seperti ini pasti akan sama terkejutnya seperti dia.
Tiba-tiba di belakangnya terdengar tertawa yang sangat menyeramkan.
Ternyata di belakangnya sudah ada seseorang yang berdiri tegak, tubuhnya bersimbah darah tapi sorot matanya masih begitu tajam.
Yi-feng sendiri yang menyaksikan kalau dia sudah terluka berat dan lukanya tidak mungkin bisa sembuh lagi. Dia mati di depan Yi-feng...Wan Tian-pin.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang