Ibu dan dan anak ini saling berhadapan, mereka tidak merasa mengantuk. Di luar sudah malam dan suasana sangat sepi, hanya angin malam yang terus meniup kertas jendela. Kertas jendela terus berbunyi. Ada satu kalimat yang selalu berputar-putar di tenggorokan Sun-ming, dia ingin bertanya:
"Jika dia tidak datang bagaimana?"
Tapi kalimat ini seperti mempunyai beban yang sangat berat, walaupun dia ingin bertanya tapi tidak berani. Dia takut jawabannya akan membuat hati putrinya sedih, maka dia hanya mengatakan:
"Hari ini angin sangat besar... "
Kalimat yang santai, kata-kata biasa sudah memancarkan perhatian seorang ibu. Angin bertiup dan lewat.
Tiba-tiba jendela yang tertutup rapat karena ada angin lewat membuat jendela terbuka. Angin malam akhirnya bertiup ke dalam ruangan ini. Sun-ming dan Ling-lin melihat, bersamaan waktu mereka berteriak:
"Ternyata adalah kau!"
Di dalam kegelapan seorang pemuda yang berbaju kuning, kaki menginjak kusen dan dia berdiri di jendela. Angin malam terus meniup pakaiannya tapi tubuh dia seperti patung batu sama sekali tidak bergerak.
Dengan penuh tawa Sun-ming berkata:
"Zhong-jing, akhirnya kau datang juga!"
Dalam nada penuh kegembiraan, hati yang terhibur membuat dia yang berdiri di jendela memejamkan mata. Tapi di dalam hati dia menarik nafas yang panjang. Begitu matanya dibuka, wajahnya sudah kembali dingin yang sama sekali tidak ada perasaa manusia.
Sun-ming sedikit terkejut, tapi dia tetap dengan lembut berkata:
"Turunlah! Di luar angin sangat besar, di sini masih ada teh panas, kau minum dulu untuk mengusir dingin kemudian baru memberitahu kepadaku... "
Suara Sun-ming belum selesai tiba-tiba suara CANG... LANG Sun-ming dan Ling-lin sudah
terkejut.
Zhong-jing sudah mencabut pedangnya.
Cahaya pedang yang dingin dan berwarna hijau menyinari baju ketat diayang berwarna kuning juga menyinari wajahnya yang pucat, membuat Sun-ming merasa hatinya dingin. Dengan suara gemetar dia berkata:
"Kau...kau untuk apa... "
Sorot mata Zhong-jing terus melihat pedang yang di tangan. Angin bertambah besar, bajunya berkibar lebih kencang tapi sorot mata dia tidak berkedip...
Dalam keheningan ini membuat orang merasa sulit. Zhong-jing yang diam tiba-tiba berkata pelan-pelan:
"Ketua Tian-zheng-jiao generasi kedua Zhong-jing diperintahkan oleh ketua Tian-zheng-jiao sendiri, datang untuk mengambil kepala janda dan putri Ling Bei Xiu."
Pada waktu itu Sun-ming seperti terkena ledakan. Dia tidak bisa berdiri, lemas, dan terus mundur ke belakang. Cangkir dan poci semua terbawa oleh lengan baju jatuh ke bawah.
Mata Sun-ming melotot, dia hampir tidak mempercayai matanya, dan tidak mempercayai telinganya.
"Apa yang kau katakan?" teriak Ling-lin. Sorot mata Zhong-jing masih terus melihat pedang yang ada di tangannya dan pelan berkata:
"Zhong-jing dari Tian-zheng-jiao diperintahkan datang untuk mengambil kepala kalian. Apakah harus aku yang membunuh? Harap kalian mengambil keputusan sendiri."
Ling-lin menjadi terkejut tapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak:
"Baik! baiklah yang pasti kau harus bergerak sendiri, apakah kau kira kami akan bunuh
diri? Tapi aku khawatir pembunuh sepertimu belum tentu bisa melawan kami berdua."
Dia sambil tertawa sambil berkata dan tawanya membuat tubuhnya terus bergoyangan, seperti tiba-tiba menemukan hal yang paling lucu di dunia ini tapi suara tawanya juga terdengar sedih. Apa arti suara tawa ini? kecuali Zhong-jing tidak ada yang bisa mengerti dan merasakannya. Air mata sudah menetes ke bawah, siapa yang menangis? Dua mata Ling-lin yang sedang ter-tawa meneteskan air mata.
Tapi sorot mata Zhong-jing masih terus melihat pedang yang berada di tangannya.
Suara tawa Ling-lin berhenti, dia ingin maju melawan Zhong-jing tapi lengan bajunya sudah ditarik oleh ibunya. Ling-lin dengan suara berat berteriak:
"Ibu... "
Sorot mata Sun-ming yang lembut juga baik tapi tegas tidak melihat putrinya, dia hanya melihat Zhong-jing dan pelan-pelan berkata:
"Kau dengan cara seperti ini menghadapi kami, karena perintah guru tidak boleh ditolak maka aku mengetahui kesulitanmu. Aku sedikit-pun tidak menyalahkanrnu juga tidak membencimu, hanya tadi aku merasa heran kenapa sepanjang jalan Xiao-wu tidak membunuh kami, sekarang aku baru tahu dia ingin kau yang menanggung dosa ini."
Sambil menghembuskan nafas, Sun-ming berkata lagi:
"Aku tidak terbiasa memarahi orang tapi orang seperti Xiao-wu walaupun aku memarahi dengan bahasa paling kasar, aku masih merasa tidak cukup. Aku tidak sedih karena aku dan anakku, aku sedih karena di dunia persilatan bisa muncul siluman yang begitu jahat!" Diam-diam dia memejamkan mata.
"Aku dan putriku tahu dengan tenaga kami tidak akan bisa lolos dari cengkramannya. Jika kau tidak membunuh kami malam ini kami juga akan mati di tangan orang lain maka aku sangat senang jika kau yang membunuh kami. Itu lebih baik dibandingkan mati di tangan murid-murid Tian-zheng-jiao yang lain. Kau bunuhlah kami, kami berdua tidak akan membalas!"
Dia lembut, pelan tapi berkata dengan berat kemudian 2 mata dipejamkan. Dia benar-benar menunggu kedatangan Zhong-jing. Ling-lin terus melihat ibunya kemudian dia juga memejamkan mata, bumi begitu sepi sepertinya angin juga sudah berhenti bertiup.
Tapi Zhong-jing tetap dengan mata tidak berkedip melihat pedangyang berada di tangannya. Mata Sun-ming dibuka lagi, dia tertawa: "Cepatlah, aku tidak akan menyalahkan-mu! Jika kau merasa sedih, sesudah kami mati kau kuburkan kami berdua kemudian... "
Tiba-tiba Ling-lin membuka mata dan berkata:
"Nanti berharap di depan mayat atau peti mati kami beritahu kepadaku...beritahu kepadaku besok apakah dia sudah datang... " suaranya semakin rendah kemudian di sekeliling sepi seperti semua sudah mati.
Tiba-tiba...
FENG... pedang panjang Zhong-jing sudah bergerak. Putaran pedang memenuhi ruangan. Udara benar-benar dingin. Dari jurus ini terlihat Zhong-jing berilmu tinggi. Hal ini membuat Ling-lin membuka mata, tapi dia tersenyum sedih. Dia memejamkan mata untuk menerima kematian.
Tapi...
Pedang di tangan Zhong-jing sudah mengeluarkan suara sepertinya Zhong-jing sudah mengeluarkan perasaannya di pedang ini lalu dia membalikkan tangan. Sebuah pedang sudah menusuk tenggorokannya! Sun-ming dan Ling-lin berteriak karena pedang sudah berada depat di tenggorokan pemuda ini. Karena terkejut, mereka lupa menolong.
Angin lewat lagi...
Ada suara yang dingin juga sadis mengikuti angin masuk. Suara angin yang kejam juga kencang membawa cahaya hitam mengikuti suara angin melewati jendela.
DANG...., gendang emas itu sudah berbunyi! CHANG..., pedang yang dipegang Zhong-jing terjatuh!
Sun-ming dan Ling-lin dengan cepat mundur. Zhong-jing memutarkan pergelangan, dia terkejut dan memutarkan tubuh. Tampak...
Di dalam kegelapan tidak tahu kapan sudah ada bayangan yang tinggi berdiri di luar jendela. Sun-ming dan Ling-lin walaupun dengan sekuat tenaga mata untuk melihat tapi tetap tidak terlihat wajahnya. Terlihat sepasang cahaya mata seperti 2 bintangyang berkilauan.
Pada waktu itu juga Sun-ming dan putrinya merasa barang di dalam bumi ini sudah berubah warna karena mereka tahu bayangan orang yang berdiri di luar jendela adalah ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu.
Kemudian tawa dingin mengikut angin masuk, terlihat bayangan orang itu berkata: "Zhong-jing, keluar!"
Dengan cepat Zhong-jing sudah berjalan ke depan jendela kemudian meloncat keluar jendela. Pelan-pelan dia berjalan ke arah bayangan orang ini lalu berlutut dan menundukkan kepala lalu pelan-pelan berdiri. Satu patah kata juga tidak keluar, sedikit suara tidak ada.
Sun-ming dan Ling-lin terus melihat bayangannya keluar dari jendela. Di kamar terasa semakin dingin. Ling-ling pelan-pelan berjalan mendekati ibunya. Ibu dan anak ini yang saling mengandalkan ini sampai sekarang tidak ada orang yang ingin berjauhan.
Karena jika mati, mereka akan mati bersama!
0oo0
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
General FictionDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...