61. Hawa Pedang Naik ke Awan

1.2K 27 0
                                    

Dia memasang kuda-kuda mendorong batu. Xu-bai sekuat tenaga mendorong batu besar itu.
Yi-feng juga tidak ragu-ragu, ikut mendorong batu itu. Dua orang itu mengerahkan tenaganya, sebentar saja berhasil membuka sedikit celah.
Di luar terdengar ada suara orang bertarung, sepertinya mereka sedang bertarung dengan seru.
Xu-bai dan Yi-feng saling pandang dan bersama-sama bersuara. Empat tangan yang mendorong batu. dengan berat ribuan kilogram hampir saja sampai terpelanting. Tangan Terampil Xu-bai sangat terkenal dengan ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi, tenaganya pun sangat kuat, jarang ada yang bisa menandinginya.
Walau Yi-feng masih muda juga termasuk pesilat tangguh. Setelah kedua nadi 'Du' dan 'Ren' nya telah terbuka oleh Tuan Jian, ilmu silat dan tenaganya maju pesat sampai 10 kali lipat lebih kuat. Apalagi sewaktu tinggal di gua itu, dia telah mempelajari ilmu Tian-xing-mi-ji.
Maka bisa terbayangkan tenaga kedtia orang ini bagaimana hebatnya. Mungkin orang lain dalam waktu 10 tahun pun belum tentu bisa mendorong batil besar ini.
Begitu batu besar berhasil digeser, cahaya di luar masuk menyoroti gua. Xu-bai dengan senang berkata:
"Tidak disangka ilmu silatmu, hebat juga."
"Tetua terlalu memuji "
Kata-katanya belum selesai, Xue Ruo-bi sudah berlari keluar. Yi-feng membentak, dia seperti sebuah panah meluncur keluar. Xue Ruo-bi melewati batu besar, Yi-feng segera merentangkan kedua tangannya. Seperti bayangan menempel di.i mencengkram pundak Xue Ruo-bi, membentak: "Kembalikan anak itu padaku!" Tapi di depan mereka sudah ada 4 pedang berkilau yang menghadang. Ujung pedang mengarah pada Yi-feng. Ujung pedang terus bergetar. Seseorang dengan nada dingin berkata:
"Sahabat, apa yang sedang kau lakukan?" Yi-feng melihat ke sekitarnya, ada puluhan laki-laki memegang pedang dan berdiri di depan mereka, dan orang yang bicara kepadanya adalah Duo-shou-zhen-ren, Xie Yu-xian.
Di Zhong-nan-shan dia pernah bertemu dengan Xie Yu-xian, hanya saja saat itu dia dirias oleh tangan terampil Xiao Nan-pin, mereka tidak mengenali wajah aslinya. Sekarang dia tahu Xie Yu-xian tapi Xie Yu-xian tidak mengenalnya.
"Lepaskan dia", Xie Yu-xian membentak. Kemudian pedang pun langsung menye-rang. Ketiga orang lainnya ternyata juga pesilat pedang. Mereka adalah 'Lao-shan-san-jian' yang pernah datang ke Zhong-nan-shan. Sekarang mereka bersama-sama menyerang Yi-feng.
Empat pedang berkilau, serentak menyerang. Yi-feng berputar dan tubuhnya meluncur jauh. Dia melihat Xu-bai dan Tie-mian-gu-xing-ke saling berhadapan. Wan-hong berada di sisi ayahnya. Di sisi mereka ada beberapa orang memegang pedang dan berkumpul. Mereka dengan dingin melihat Wan Tian-pin. Sepertinya tadi mereka telah bertarung dengan sengit.
Begitu Yi-feng bergerak, kecepatan tubuhnya membuat orang-orang terkejut tapi dia sendiri tidak merasakannya.
Duo-shou-zhen-ren terkejut dan menghentikan serangannya, dia bersalto ke depan Xue Ruo-bi dan memberi hormat padanya, juga memberi isyarat kepada 'Lao-shan-san-jian'. Lalu berlari ke bawah sebuah pohon. Di sana ada dua orang laki-laki yang sedang berdiri, dia bicara dengan perlahan kepada kedua laki-laki ini.
Dua orang yang sedang berdiri di bawah pohon itu yang satu tersenyum dingin, kedua matanya menatap ke atas, sambil memainkan ikat pinggangnya, dia adalah pemuda tampan dari Qing-hai, yang bernama Qian-yi. Sedangkan yang satu lagi Yi-feng tidak mengenalnya, tapi dari sikapnya tampak kalau dia juga seorang pesilat tangguh.
Dia melihat keadaan sekeliling, situasi tidak menguntungkan baginya, kalau hari ini dia berniat merebut anaknya dari tangan Xue Ruo-bi, itu bukan hal yang mudah.
Dengan perlahan dia berjalan ke sisi Xu-bai, Pencuri Selatan dan Perampok Utara saling melotot, Wan Tian-pin tiba-tiba berkata:
"Hei marga Xu, tidak disangka ternyata kau belum mati, di sini bukan tempat yang cocok untuk kita mengobrol, kalau kau mau kita cari tempat lain!"
Si Tangan Terampil tertawa:
"Baiklah, di sini banyak tempat yang sudah kuhafal, kau. Saja yang membawa jalan!" Kalau mereka berdua pergi begitu saja dari sana, Yi-feng akan sulit menghadapi orang-orang itu, maka dia pun berkata:
"Tetua Xu "
Wan Tian-pin tertawa dingin:
"Perhitungan di antara kami berdua belum selesai, kau. jangan banyak bicara!"
Dia membalikkan tubuhnya siap-siap pergi dari sana, tapi dari belakang terdengar sebuah tawa panjang, terlihat Qian-yi dengan satu tangannya memegang ikat pinggang, dengan perlahan berjalan mendekat.
Dia berdiri di antara Yi-feng dan Wan Tian-pin, kedua matanya masih melihat ke atas, tawanya telah berhenti, dengan dingin dia bertanya:
"Kalian jangan pergi, masih ada yang ingin kutanyakan pada kalian!" Alis Xu-bai terangkat, wajah Wan Tian-pin tetap datar, dia balik bertanya:
"Ada apa?"
Sambil memainkan ikat pinggangnya Qian-yi tertawa dingin:
"Tadi Tuan dengan sepasang tangan berhasil menahan serangan 6 pedang, ilmu. silat Tuan benar-benar tinggi. Anda pasti seorang tetua dunia persilatan, aku hanya ingin bertanya gua ini bukan Tuan yang membuatnya, juga tidak Tuan beli, mengapa berkali-kali Tuan melarang semua saudara kami masuk ke sana? Apakah di dalam ada hal yang tidak boleh diketahui siapa pun?"
Setelah bicara seperti itu dia membalikkan tubuh, dia tidak menunggu jawaban dari Wan Tian-pin, lalu bertanya lagi:
"Masih ada... sahabat ini!"
Dia menunjuk Yi-feng:
"Tuan sangat tampan, ilmu silat Tuan pun tinggi, aku juga ingin tanya, antara Tuan dan kakak
iparku apakah ada hubungan persaudaraan atau "
"Kalau tidak ada hubungan persaudaraan, apakah Tuan tidak tahu, kalau seorang laki-laki dan seorang perempuan tidak boleh berdekatan tapi Tuan malah menarik tangan kakak iparku." Dia menunjuk gua dan berkata lagi: "Gua itu sangat dalam dan juga gelap, di dalam kalian telah melakukan apa saja? Mulut gua masih ditutup pula oleh sebongkah batu besar dan menyuruh seorang pak tua berjaga di pintu gua... Ha ha ha!... " "Aku benar-benar tidak mengerti!"
Wajah Wan Tian-pin mulai pucat, kumis Xu-bai tampak mulai berdiri, mata Wan-hong melotot, alis Yi-feng berkerut, mereka berempat benar-benar marah dan berniat menjawab, tapi Xue Ruo-bi seperti angin, berlari sambil berlinangan air mata, dengan terpatah-patah dia berkata:
"Adik kedua, kau... mengapa kau baru datang sekarang, kemana kakak seperguruanmu?"
Qian-yi menjawab dengan pelan:
"Kakak seperguruan tidak ada di sini, tapi adik berada di sini, itu kan sama saja. Kalau, ada yang menghina kakak ipar, walaupun adik orang tidak berguna, aku akan menghadapi mereka!" Tangan Terampil Xu-bai berteriak:
"Bocah tengik, kalau bicara harus jelas, kalau kau berani macam-macam, aku akan "
"Aku akan diapakan?"
Kata-katanya belum habis, bayangan tangan sudah menutupi kepalanya, jurusnya aneh, terkadang ada di depan, terkadang di belakang, terkadang di kiri, terkadang di kanan, keadaannya seperti ada beberapa orang pesilat tangguh yang menyerangnya secara bersamaan.
Anak yang berada dalam gendongan Xue Ru.o-bi terus menangis, Yi-feng mengerutkan alisnya, dia datang, tangan kirinya sedikit diayunkan, tangan kanannya terjulur dengan cepat merebut anak itu.
Xiao-hun-fu-ren, Xue Ruo-bi berteriak, dia mundur 3 langkah, tapi Yi-feng terus mengikutinya, di depan Yi-feng sudah ada kilauan pedang yang menghadangnya, dan siap menusuk Yi-feng. Mereka adalah 'Lao-shan-san-jian'.
Tiba-tiba Qian-yi bersiul panjang, tubuh-nya yang panjang seperti pohon Liu yang tertiup angin terus bergoyang tidak tentu arah.. Dari jauh terlihat tubuhnya seperti tidak bisa berdiri dengan tegak. Bayangan telapak tangan Xu-bai seperti tidak bisa mengenai sasaran.
Karena itu mereka berdua terkejut, Qian-yi tidak menyangka kalau lawannya begitu lihai, Tangan Terampil Xu-bai lebih tidak menyangka karena pukulannya tadi adalah pukulan yang dipelajarinya dengan menghabiskan banyak waktu di Wu Liang Shan, tapi pemuda itu berhasil menghindari serangannya.
Maka Xu-bai pun berhenti sebentar, tapi setelah itu mereka saling serang lagi. Terdengar angin dari telapak tangan terus berbunyi. Hanya terlihat bayangan orang tapi sudah tidak dapat dibedakan siapa pemilik bayangan itu.
Wan Tian-pin melihat sekitarnya, katanya: "Hong-er, kau pulanglah dulu!" Dia membalikkan tubuh menyerang beberapa pesilat pedangyang mengejarnya.
Dengan perlahan kaki Wan-hong bergeser, tiba-tiba saja dia sudah berada di sisi Xue Ruo-bi, kemudian tangan kirinya telah menotok nadi di pinggang Xue Ruo-bi, tangan kanannya melingkar, menepis dada kirinya.
Xue Ruo-bi sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu akan menyerangnya, maka dengan terkejut dia melayangkan tangannya untuk menahan serangan Wan-hong, anak yang berada dalam gendongannya berada di tangan kanan, berhasil direbut oleh Wan-hong.
Semua terjadi dengan cepat, Xie Yu-xian dan Qi-hai-yu-zi yang masih berdiri di bawah pohon hanya mendengar teriakan Xue Ruo-bi, kemudian orang berbaju hijau sudah berkelebat, berlari dengan cepat dari sana, tampak bayangannya beberapa kali turun dan naik, lalu meng-hilang di balik hutan. Hanya tinggal Xue Ruo-bi yang sedang hamil tua terus berteriak.
"Apakah anda terluka," tanya Qi-hai-yu-zi yang bahunya telah terkena pukulan Wan Tian-pin, hingga tulang bahunya hampir hancur, maka dia berdiri jauh-jauh di bawah pohon, sekarang dia bertanya dengan dingin, maksudnya dengan 'Anda tidak terluka' adalah 'terjadi sesuatu padaku, untuk mengejar pun sudah tidak keburu'.
Duo-shou-zhen-ren mengerti maksudnya, maka dia pun segera mengejar bayangan berbaju, hijau itu. Wei Ao-wu melihat bayangan Xie Yu-xien, dengan pelan dia berkata pada dirinya sendiri, 'Lebih baik anak itu diambil dari pada dia tinggal di sini, setelah besar dia akan menjadi sumber mala petaka!'
Ternyata Qi-hai-yu-zi sangat dekat dengan Xiao-wu, hingga banyak masalah pribadi Xiao-wu yang dia ketahui, dia tampak berpikir sebentar, lalu melihat ke arah pertarungan. Cahaya pedang terus berkekebatan, bayangan orang terlihat beterbangan. Mereka bertarung dengan sengit, bukan karena seorang anak direbut maka pertarungan pun berhenti.
Dia mengelus pundak kanannya yang terluka kemudian dengan perlahan mendekati mereka yang sedang bertarung, sepertinya dia ingin melihat lebih jelas.
Angin gunung berhembus semakin kencang, matahari sudah terbenam, hari semakin gelap, di Xi-liang-shan hawa pedang semakin kental.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang