70. Perubahan yang Mengejutkan

780 25 0
                                    

Tiba-tiba...

Di jalan gunung itu terdengar ada yang marah-marah:

"Monyet tua, kau bersembunyi di sana dan tidak mau keluar, apakah itu adalah perbuatan seorang laki-laki sejati? Ha, ha, ha...Aku mengira Tie-mian-gu-xing-ke adalah seorang lelaki sejati, ternyata hanya seekor beruang."

Yi-feng terkejut. Dia mendengar pemilik suara itu adalah si Tangan Terampil Xu-bai.

Sun-ming dan Ling-lin pun terkejut. Sun-ming pernah mendengar tentang Pencuri Selatan dan Perampok Utara yang selalu bertarung. 

Dia segera bertanya: "Apakah si Tangan Terampil Xu-bai juga datang kemari?"

Ling-lin bertanya: "Siapakah dia? Mengapa begitu tidak tahu diri. Ayo, kita ke sana untuk melihat lebih jelas!"

Dia menarik tangan Yi-feng, dengan cepat mereka berjalan naik ke atas gunung. Yi-feng masih tampak ragu tapi langkahnya tetap mengikuti Ling-lin ke atas gunung. Tubuh Ling-lin bergerak dengan ringan dan indah, ilmu silatnya lebih tinggi dibandingkan setahun lalu, dalam hati Yi-feng diam-diam memuji, 'San-xin-shen-jun benar-benar mengajarinya dengan tepat, dalam waktu setahun dia bisa mendapatkan seorang murid begitu istimewa."

Setelah berlari sekitar 50-60 meter, mereka tiba di ujung jalan. Terlihat ada sesosok bayangan tinggi dan besar, dia berdiri di ujung jalan dan berteriak: "Siapa?"

Pemilik sosok ini pasti adalah Tangan Terampil Xu-bai. Setelah membentak, sorot matanya yang tajam segera mengetahui siapa yang berlari kearahnya. Dia tertawa terbahak-bahak:

"Ternyata kau. Ha...mengapa kau membawa seorang gadis cilik?" Dia menyambung lagi, "bukan hanya satu malah dua orang."
Ling-lin yang masih marah melihat orang yang ingin dimarahinya kenal dengan Yi-feng, dia terpaku dan kata-kata yang dilontarkan, segera ditarik kembali. Sun-ming terkejut dan bertanya: "Yi-feng, apakah kau kenal dengannya?"
Yi-feng mengangguk. Tangan Terampil Xu-bai tertawa terbahak-bahak. Dia mendekati Yi-feng dan memegang pundak Yi-feng:
"Kau datang tepat pada waktunya, kau bisa melihat bagaimana rupa si monyet tua Wan Tian-pin. Aku bertarung sampai di tempat ini tiba-tiba dari pondok itu muncul seorang perempuan. Dia berteriak kepada Wan Tian-pin. Ha, ha, ha! Kau tahu seumur hidupku, aku paling tidak senang bicara dengan perempuan karena itu aku berhenti berkelahi. Biar dia yang bicara dengan perempuan itu sampai puas tapi tiba-tiba datang seutas tali. Monyet tua Wan Tian-pin sudah menarik tali itu dan menyeberang ke sana."
Dia memukul tangannya sendiri, lalu tertawa lagi:
"Begitu dia sudah kesana, dia tidak muncul sampai sekarang. Aku marah-marah sudah
setengah hari, dia seperti seekor kura-kura "
Alis Ling-lin berkerut, tiba-tiba dia tertawa dingin memotong kata-kata Xu-bai:
"Siapa kau? Mengapa marah-marah kepada pamanku? Umur sudah tua tapi kelakuan masih seperti anak kecil yang hanya bisa marah-marah kepada orang lain, apakah kau tidak tahu apa yang disebut dengan malu?"
Tangan Terampil Xu-bai terpaku.
"Pamanmu?" dia melihat Yi-feng kemudian melihat Ling-lin kemudian dua bola matanya berputar-putar, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak, "baik, baik! Gadis kecil, selama puluhan tahun tidak ada yang berani memarahiku, sekarang kau mengatakan kalau aku seperti anak kecil yang tidak tahu malu. Ha, ha, ha!"
Dia menunjuk Yi-feng dan berkata:
"Anak muda, gadis-gadis yang kau bawa semakin lihai."
Wajah Yi-feng menjadi merah, belum sempat menjawab, Sun-ming menjawab dengan dingin: "Apakah Tuan adalah Tangan Terampil Pendekar Xu-bai?" Tangan Terampil Xu-bai terpaku dan mengangguk: "Betul, aku adalah Xu-bai."
"Nama Pendekar Xu sangat terkenal di dunia persilatan, seharusnya kata-katamu tadi lebih pantas Anda ucapkan supaya para junior bisa belajar lebih banyak kepada Anda."
Tangan Terampil ingin marah. Tubuhnya yang tinggi dan besar terlihat lebih tinggi lagi.
Tapi Sun-ming tidak tampak takut, sepertinya di dunia ini tidak ada yang bisa membuat perempuan kuat ini takut.
Tiba-tiba Xu-bai tertawa:
"Ha, ha, ha! Kau salah, aku bukan seorang pendekar, aku seorang pencuri!" Tawanya berhenti,
sorot matanya yang tajam terlihat lagi. Dia berkata, "aku ingin bertanya kepadamu. Siapa kau ?
Untuk apa mengurusi masalahku?" Dia bertanya kepada Yi-feng, "jika bukan karena aku kenal
denganmu, sejak tadi aku sudah "
Yi-feng segera berkata:
"Dia adalah Nyonya Ling dan suaminya adalah 'San-xiang-da-xia' yang sangat terkenal itu dia adalah putri San-xiang, dan kakak Nyonya Ling adalah istri Tetua Wan," dengan susah payah dia baru bisa menceritakan hubungan antara mereka dengan Wan Tian-pin.
Tangan Terampil Xu-bai hanya menjawab: "Oh!"
Perlu diketahui dulu nama 'San-xiang-da xia' itu sangat terkenal maka orang persilatan seperti Xu-bai bila mendengar nama ini maka mereka akan merasa hormat kepada nama ini.
Ini hanya sikap hormat antar pesilat bukan karena Tangan Terampil Xu-bai takut kepada Ling Bei-xiu.
Dia tertawa dan berkata lagi:
"Karena nama anak kecil dan Ling Bei-xiu, aku tidak akan memarahi monyet tua itu lagi, tapi
aku tetap akan terus menunggunya di sini, dia tidak mungkin selamanya bersembunyi di sana
Ha, ha, ha! Apakah mungkin selamanya dia tidak akan keluar?"
Dia berjanji tidak akan marah-marah, tapi dia tetap memanggil nama "monyet tua'.
Dalam hati Yi-feng ingin tertawa, Ling-lin juga merasa pak tua ini sangat lucu. Dia melihat Xu-bai kemudian tertawa. Karena Ling-lin sangat polos, dia tidak menaruh dendam kepada siapa pun apalagi pak tua ini kenal dengan Yi-feng.
Hanya wajah Sun-ming terlihat datar, tapi dia ingin memberitahu Wan Tian-pin kalau dia sudah datang kemari. Tapi dia takut jika Wan Tian-pin melihat Xu-bai mereka akan kembali bertarung, maka dia hanya diam saja, menghadap ke rumah berloteng yang ada di seberang jurang sambil duduk bersila. Tidak ada yang seorang pun yang berbicara karena tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Ling-lin terus melihat ke seberang, setelah lama dia baru mengeluh:
"Sebenarnya apa yang sedang kalian tunggu? Menunggu itu hal pkerjaan yang paling tidak
enak. Ketika aku sedang naik gunung, aku sempat melihat seorang pak tua sedang menunggu
adik ketiganya. Mereka sepertinya sudah menunggu sehari semalam... " Dengan cepat Yi-feng bertanya:
"Apakah orang yang menunggu adik ketiganya itu apakah adalah seorang pak tua yang tubuhnya kurus dan wajahnya penuh dengan kesedihan?"
Ling-lin melotot sambil mengangguk: "Betul, kecuali pak tua itu masih ada 3 orang lainnya. Mereka memakai baju berwarna biru. Apakah kau kenal dengan mereka?"
Hati Yi-feng bergetar, dia berpikir cepat: "Apakah mereka adalah Hua Pin-qi dan yang lainnya, dan mereka sedang menunggu adik ketiga mereka?" Alisnya berkerut, dia menarik Ling-lin dan bertanya, "dimana sekarang mereka berada?"
Ling-lin merasa aneh, pelan-pelan dia menjawab:
"Di tengah gunung, di sebuah pondok beratap merah, mereka sedang menunggu adik ketiganya."
Tubuh Yi-feng bergetar, 'Adik ketiga? Berarti mereka sedang menunggu Xiao-wu. Apakah mereka telah bertemu dengan Xiao-wu?' Tiba-tiba dia membalikkan tubuh dan berlari secepat kilat menuju jalan yang mereka lewati tadi.
Sekarang dia tidak ingat apa-apa, hanya teringat pada 'Xiao-wu', dia sama sekali tidak bisa berpikir. Jika bertemu dengan Xiao-wu, apa yang harus dia lakukan? Lebih-lebih tidak terpikirkan apakah dia bisa melawan ketua Tian-zheng-jiao ini? Dia hanya berharap bisa melihat lawannya yang begitu kejam dan sadis. Dendam yang sudah lama bercokol di dalam hati sekarang seperti gunung berapi yang siap meledak. Seperti orang gila dia berlari turun gunung. Xu-bai, Ling-lin, dan Sun-ming hanya bisa saling pandang. " Ling-lin berteriak:
"Ibu, aku akan mengikutinya untuk mengetahui apa yang terjadi."
Sosok Yi-feng yang tinggi seperti seekor burung walet terbang ke hutan. Ling-lin tidak menyangka Yi-feng bisa berlari begitu cepat. Walaupun mengejar dengan sekuat tenaga, dia tidak sanggup mengejarnya. Terpaksa dia berteriak:
"Yi-feng, tunggu aku... "
Suaranya keras, tapi Yi-feng sama sekali tidak mendengarnya.
Yi-feng mulai merasa dia berlari lebih cepat dari biasanya. Ilmu silat memang sangat aneh, sedari kecil dia belajar ilmu silat, dia mempunyai dasar ilmu silat yang kuat, apalagi semenjak nadinya sudah dilancarkan oleh Tuan Jian, maka tenaga dalamnya bertambah sepuluh kali lipat. Kemudian di dalam gua di saat dia terkurung, dia belajar dari buku 'Tian-xing-mi-ji', tenaga dalam yang paling tinggi dalam bidang ilmu silat, membuat kemampuannya maju pesat. Hanya dia sendiri tidak menyadarinya.
Sekarang karena dia mengeluarkan seluruh tenaganya dia baru tahu kalau ilmu silatnya maju pesat. Dia berlari seperti orang gila. Pohon di kedua sisinya seperti bergerak mundur dengan cepat, 'Apakah betul Xiao-wu akan pergi ke pondok itu dan bertemu dengan Hua Pin-qi? Apakah sekarang dia sudah pergi dari sana?'
Dia berpikir, 'Sekarang aku sudah memiliki ilmu silat lebih tinggi dari terakhir, apakah aku bisa melawan Xiao-wu?"
Dia sangat ingin mengetahui jawabannya karena itu dia berlari lebih cepat lagi.

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang