Sun-ming berpikir, 'Mengapa sifat orang ini begitu aneh?'
Tampak orang itu mengangkat kakinya, dia telah berada di sisi Xiao-wang dan berkata dengan dingin:
"Dosamu belum sampai membuatmu harus mati, tapi jika aku tidak membunuhmu sekarang, aku takut akan banyak perempuan yang rusak di tanganmu!"
Suaranya terdengar dingin dan datar, walaupun dia mengatakan mengenai 2 masalah tapi nada bicaranya tetap sama, berarti ketika dia bicara tidak ada perasaan, seperti layaknya seorang anak kecil saat membaca buku.
Tapi kata-kata ini membuat Xiao-wang terkejut sampai rohnya serasa lepas dari raganya. Dia memohon-mohon:
"Tuan Besar, ampunkan aku "
Kata-katanya belum selesai, lengan baju orang itu tersibak secara perlahan. Xiao-wang roboh dengan lemas ke bawah.
Song Lao-dao berteriak, dia berniat melarikan diri. Orang itu tidak menolehkan kepalanya, kakinya seperti ada yang mengangkat, dan dia sudah menghilang dari hadapan Song Lao-dao:
"Mau kemana kau?"
Keringat Song Lao-dao menetes dengan deras, mulutnya tidak bisa berbicara. Orang itu bertanya lagi:
"Temanmu sudah mati, kau sekarang seorang diri dan untuk melarikan diri pun tidak ada artinya lagi."
"Aku masih mempunyai...."
'Kau mempunyai apa?" tanya orang itu dengan nada dingin.
Song Lao-dao mengeluarkan sebuah pisau belati dari balik dadanya tanpa melihat dengan jelas lebih dulu, dia langsung menusuk ke arah orang itu
Orang itu sama sekali tidak bergerak, tapi pisau belati itu menusuk ke tempat kosong. Lengan baju orang itu kemudian bergoyang, belum lagi teriakan Song Lao-dao terdengar, dia sudah roboh.
Sun ming yang masih duduk di kursi terus meneteskan keringat dingin. Walaupun dia istri seorang pendekar terkenal tapi selama hidupnya, belum pernah dia melihat ilmu silat begitu tinggi dan juga tidak pernah melihat ada orang begitu keras hati, hidup atau mati seseorang seperti sesuatu hal yang sepele, dan dia berlaku seperti Budha yang imenentukanhidup dan mati seseorang.
Orang itu bergerak lagi, sekarang dia sudah berada di depan Sun-ming. Sun-ming berpikir:
"Setelah dibantu olehnya, masalah yang sebelumnya tidak bisa dipecahkan mungkin sekarang ada yang membantu untuk memecahkannya."
Dengan dingin orang itu berkata kepada Sun-ming:
"Kelak jika kau tidur kau harus berhati-hati, di tempat lain belum tentu bisa secara kebetulan bertemu dengan orang seperti diriku, yang kebetulan berada di satu penginapan."
Sun ming takut orang itu akan segera pergi, dengan cepat dia berdiri.
"Tiba-tiba didepan pintu menjadi terang, ternyata ada seseorang yang membawa lampu ke sana. Melihat Song Lao-dao yang berbaring tidak bergerak, dia segera berteriak, lampu yang dipegangnya langsung terjatuh.
Tapi ketika lampu itu terjatuh, mata Sun-ming tampak berkilau. Lampu itu tidak sampai terjatuh melainkan telah dipegang oleh orang yang berilmu tinggi itu. Dia terkejut melihat kehebatan ilmu meringankan tubuh orang aneh itu. Sun-ming tidak dapat berbicara karena merasa terkejut.
Yang membawa lampu tadi ternyata bos penginapan, dia seperti patung hanya berdiri di depan pintu, ternyata bersamaan waktu itu juga, dia ditotok oleh orang yang berilmu tinggi itu.
Mata Sun-ming membelalak karena terkejut, orang itu dengan pelan menaruh lampu di atas meja. Di bawah siraman cahaya lampu, Sun-ming melihat wajah orang ini sangat pucat, tulang alisnya sangat tinggi, kedua matanya cekung, hidungnya mancung dan bentuknya bagus, sekali melihat orang itu, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan.
Orang itu tidak bisa dikatakan tampan tapi jika kau telah bertemu satu kali dengannya, kau tidak akan mudah melupakannya. Dia punya ketampanan seorang laki-laki matang, membuat orang terharu kalau melihatnya. Umurnya pun seperti teka-teki karena dia seperti seorang laki-laki yang berumur antara 25-40 tahun.
Sun-ming melihat dengan terpaku, dia lupa kalau sebenarnya seorang perempuan tidak pantas memandang laki-laki dengan cara seperti itu, apalagi ini baru pertama kalinya dia bertemu dengan laki-laki itu.
Orang itu memalingkan wajahnya, pandangannya berhenti di wajah Sun-ming. Wajahnya seperti bergerak.
Ketika Sun-ming akan bicara, orang itu sudah bergerak dan menghilang entah ke mana.
Dia seperti seekor naga sakti membuat Sun-ming memikirkannya terus, kemudian Sun-ming berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua orang yang masih terluka itu, keningnya dikerutkan.
Ternyata Yi-feng dan Ling-lin masih tidak sadarkan diri, bagaimana luka mereka, Sun-ming sendiri tidak tahu. Dia benar-benar bingung tapi tidak punya cara untuk menyembuhkan mereka.
Dia meraba bibir mereka, ternyata bibir mereka sangat kering. Dia ingin mengambil air untuk membasahi bibir mereka, saat dia membalikkan tubuh, dia benar-benar terkejut.
Ternyata orang tadi kembali telah berdiri di belakangnya, gerakannya seperti setan! Untuk kedua kalinya dia muncul seperti asap. datang tanpa suara pergi pun tanpa suara.
Sun-ming menahan teriakannya, hampir saja dia menjerit:
"Tetua "
Pertama kalinya Sun-ming bisa bicara di depan orang ini. Tapi baru saja dia mengatakan 'tetua' dia langsung berhenti bicara, karena kilauan cahaya yang keluar dari mata orang itu, membuatnya tidak bisa bicara lebih lanjut.
Sun-ming menatap mata orang itu, dia seperti tidak bisa bernafas, sampai-sampai jarinya pun tidak bisa digerakkan. Ada orang di mana dia bisa mempengaruhi orang yang melihatnya. Orang yang di depan Sun-ming sekarang ini adalah jenis orang seperti itu.
"Aku datang untuk menolongmu bukan untuk menambah kesulitan denganmu...."
Dia menunjuk mayat Song Lao-dao dan Xiao-wang. Lalu berkata:
"Kedua mayat ini pasti akan merepotkanmu "
Nada bicaranya tetap dingin, tapi dari nada itu Sun-ming bisa merasakan kehangatan. Karena itu dia segera tertawa: "Terima kasih, Tetua!"
Setelah berkata seperti itu Sun-ming baru sadar sudah beberapa tahun ini dia jarang tertawa, dan baru kali ini dia bisa tertawa lepas. Orang itu menghindar dari kehangatan yang dipancarkan Sun-ming.
"Apakah ada yang terluka?" dia bertanya lagi. Sun-ming mengangguk.
Dia berjalan ke sisi tempat tidur membuka selimut Yi-feng dan kemudian mencoba denyut nadinya. Kedua alisnya yang berbentuk seperti pedang tampak berkerut.
"Apakah dia bisa tertolong?'
Orang itu tampak berpikir sebentar baru menjawab:
"Ilmu silatnya tinggi tapi lukanya juga berat!"
Matanya bergulir, dia melihat Sun-ming. Diam-diam Sun-ming berpikir:
"Apakah aku harus memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya?" Sun-ming menatap mata dingin orang itu kemudian dengan mantap berkata:
"Suamiku adalah Ling Bei-xiu...."
Sun-ming memberitahukan identitasnya dan apa yang terjadi padanya, semua diceritakannya kepada orang yang belum lama dikenal, yang sampai namanya pun dia tidak tahu.
Kemudian mata Sun-ming basah lagi, di depan orang ini tiba-tiba dia merasa seperti seorang perempuan lemah. Dia membutuhkan sepasang tangan kuat yang melindunginya, seperti saat di mana Ling Bei-xiu selalu melindunginya. Perasaan ini tiba-tiba muncul begitu saja dan dia sendiri merasa aneh.
Mendengar cerita Sun-ming, orang itu sama sekali tidak bersuara. Wajahnya tetap datar, tapi dari sorot matanya yang keras, terlihat ada riak.
"Tian-zheng-jiao! Mengapa selama beberapa waktu ini aku selalu mendengar nama itu?"
Tiba-tiba dia menunjuk Yi-feng yang masih tidak sadarkan diri:
"Siapakah dia, apakah kau sendiri juga tidak tahu?"
Sun-ming mengangguk.
Orang ini berkata lagi dengan pelan:
"Orang seperti dia jarang ada di dunia ini!" Dia berhenti sejenak lalu berkata lagi, "bisa bertemu denganku berarti nasibnya memang bagus. Dia teruka parah di dua tempat apalagi selama beberapa hari ini kalian terus berjalan, lukanya benar-benar berat!"
"Aku mohon kiranya Tetua mau menolong mereka!" dengan sedih Sun-ming berkata lagi:
"Aku "
Orang itu tampak berpikir sejenak: "Jangan memanggilku dengan panggilan tetua terus!" Dia kembali seperti sedang berpikir, seperti sedang memikirkan apakah dia harus memberitahukan identitasnya kepada Sun-ming.
Selama beberapa waktu ini, Sun-ming berharap dia memberitahukan namanya. Entah mengapa Sun-ming begitu perhatian kepada orang ini.
"Orang-orang memanggilku dengan panggilan Tuan Jian (tuan pedang), kau juga sebaiknya memanggilku seperti itu."
Dengan cara sederhana dia memperkenalkan dirinya seperti orang biasa memperkenalkan dirinya.
Tapi nama Tuan Jian ini membuat Sun-ming hampir tidak percaya dengan pendengaran telinganya. Dia terus menatap orang yang ada di depannya, dalam hati dia merasa seperti seorang anak nakal yang telah bertemu dengan idolanya seperti yang ada di buku cerita yang dibacanya, yang menjadi pahlawan bagi anak-anak.
Karena selama 20 tahun ini kiprah Tuan Jian di dunia persilatan mewakili gabungan misterius, aneh, dan sakti. Selama beberapa tahun ini orang-orang hanya mendengar bahwa dia membela kebenaran tapi tidak pernah ada yang bicara langsung dengannya.
Maka melihat keadaan Sun-ming seperti sekarang ini, kita tentu akan mengerti.
Ternyata Sun-ming pun sudah lama mendengar nama besar Tuan Jian, tidak disangka dia bisa bertemu dengan Tuan Jian di penginapan ini! Lebih-lebih tidak menyangka kalau orang yang selalu dibicarakan itu terlihat masih begitu muda. Dia adalah seseorang yang selama 20 tahun ini selalu dianggap sebagai dewa pedang dan dihormati di dunia persilatan, dialah Tuan Jian.
Di kamar begitu kecil sangat sepi tapi di luar terdengar suara ayam jantan mulai berkokok!
Dari mata Tuan Jian terlihat ada sorot tawa, tapi wajahnya tetap datar, sepertinya di dunia ini tidak ada seorang pun, juga tidak ada hal yang bisa mempengaruhinya.
"Dia pasti terkena pukulan batin yang berat," Sun-ming langsung merasakannya.
Sorot mata Sun-ming melihat Tuan Jian. Udara begitu dingin sedangkan dia hanya memakai selembar mantel rompi.
Kita tidak bisa tinggal lebih lama di sini!" seru Tuan Jian, "aku terbiasa berpindah-pindah dan tidak ada tempat menetap, tapi aku bisa membawa kalian ke tempat tinggal teman baik-ku."
Sun ming diam-diam berpikir, Ternyata dia mempunyai teman juga.'
Terdengar Tuan Jian berkata lagi; "Tempatnya tidak jauh dari sini, kita singgah dulu kesana untuk mengobati luka mereka berdua." Kata-katanya diucapkan dengan sangat cepat.
Diam-diam Tuan Jian seperti menyalahkan dirinya sendiri, 'mengapa aku membuat diriku mengalami kesulitan lagi?'
Seperti perkiraan Sun-ming sebelumnya, pesilat tinggi yang bernama Tuan Jian ini memang pernah mengalami pukulan batin yang berat, hingga selama beberapa tahun ini dia jarang mengobrol dengan siapapun. Tapi Tuan Jian sendiri juga merasa aneh mengapa dia bisa menaruh perhatian kepada perempuan ini.
Dari luar terlihat kalau dia belum tua, itu karena dia mempunyai ilmu sedalam laut.
Dia menganggap kalau dirinya sudah mencapai usia di mana tidak boleh membicarakan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Tapi hal yang terjadi sekarang ini, ternyata sangat aneh, apa yang dianggap tidak mungkin terjadi, malah paling mungkin terjadi.
Tuan Jian menatap ke luar jendela, kertas jendela terlihat berwarna putih seperti perut ikan, cahaya masuk dari sana. Tuan Jian melihat dua mayat yang tergeletak di lantai dan bos penginapan itu masih dalam keadaan tertotok. Dia berkata: Apakah kau bisa menjadi kusir?"
Sun-ming mengangguk, dalam hati berpikir, 'Kau ingin membantuku, tapi malah menyuruhku menjadi kusir.'
"Aku akan membuang kedua mayat ini, kau segera pergi untuk bersiap-siap! Walaupun dia sudah ditotok tapi dia masih bisa mendengar, dia tetap harus mati," dengan tenang Tuan Jian berkata seperti itu.
Sun-ming tahu dibalik kata-katanya yang tenang, dia bisa menentukan hidup dan mati seseorang. Sun-ming mengerti mengapa Tuan Jian menyuruhnya menjadi kusir ternyata alasannya ini.
Karena itu dia segera membalikkan tubuh. Baru saja dia keluar dari pintu, dia menjerit dan mundur tiga langkah, sorot matanya terlihat terkejut melihat ke luar pintu.
0oo0
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
General FictionDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...