53. Jauh di Langit, Dekat di Depan

1.1K 23 0
                                    

Sewaktu Yi-feng berada dalam ruangan serba hijau ini, dia meminum teh panas yang berwarna hijau juga. Saat itu adalah saat di mana Xiao Nan-pin sedang mendapat perlakuan yang belum pernah dialaminya di dalam gua.
Yi-feng mana tahu apa yang terjadi pada Xiao Nan-pin. Seorang gadis yang sedang jatuh cinta, demi Yi-feng, dia rela kehilangan miliknya yang paling berharga dalam hidupnya!
Malam itu Yi-feng menjadi orang yang sangat dihormati dan sangat dipentingkan. Suami istri Wan Tian-pin melayaninya sampai pagi, mereka terlihat sangat berhati-hati padanya. Setelah itu dia diatur tidur di sebuah kamar tidur yang dekorasinya pun serba hijau dan mewah. Akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk beristirahat.
Tapi sewaktu dia tahu kalau kamar yang ditempatinya adalah kamar tidur putri Wan Tian-pin, pikirannya mulai terasa kacau lagi.
Dalam hidup Yi-feng, telah terjadi perubahan-perubahan besar, semua terjadi karena perempuan...
Sebelum dia mengenai Xue Ruo-bi (istrinya), dia hanya seorang laki-laki yang tidak tahu apa-apa tentang cinta.
Setelah dia bertemu dengan Xue Ruo-bi di sebuah jembatan kecil di Jian-nan, kehidupan-nya berubah, berubah dari yang biasa menjadi beraneka ragam.
Kehidupannya menjadi beraneka ragam, tapi itu tidak bertahan lama, karena itu Yi-feng merasa kecewa, merasakan kekosongan yang menyedihkan.
Dia juga mulai merasakan apa yang disebut siksaan perasaan, ternyata rasa ini lebih sakit dibandingkan dengan siksaan lainnya!
Sewaktu seorang laki-laki melihat perempuan yang dicintainya sudah tidak pantas untuk dicintai lagi, dan ternyata perempuan itu pun tidak mencintainya lagi, kekecewaan ini lebih berat dibandingkan dengan putusnya harapan!
Semua hal yang mereka dulu anggap indah, sekarang malah terasa buruk, semua janji sehidup semati hanyalah tipuan dan kepura-puraan.
Kalau perubahan ini terjadi secara perlahan dan dialami dalam jangka waktu yang lama, mungkin perasaannya akan lebih baik. Tapi kalau terjadi secara tiba-tiba, rasa sakitnya akan membuat siapa pun tidak tahan menerimanya.
Tapi Yi-feng bisa menerima perasaan seperti ini, yang pasti dia juga pernah memberikan kesedihan pada orang lain, tapi itu bukan kehendak hati nuraninya.
Sekarang, melihat sorot mata Wan-hong, dia tahu kalau gadis ini telah jatuh cinta padanya. Dan perasaan ini bisa dikatakan sengaja dibuat oleh ayah gadis ini, karena keadaan seperti ini sangat kentara sekali.
Yang paling celaka adalah dia sadar kalau dia bukan orang sebenarnya, dia sedang menyamar sebagai Xiao-wu.
Sekarang dia mewakili perasaan orang lain.
Seseorang yang siang dan malam ingin dibunuhnya untuk membalas dendam kesumatnya. Hal yang terjadi begitu rumit, dia menjadi bingung.
Dia tidak tahu bagaimana membereskan masalah ini, dia hanya bisa menyandarkan kepalanya ke atas bantal berwarna hijau, dia masih merasa khawatir.
Matahari semakin tinggi, hari sudah siang.
Sekarang musim dingin tapi matahari muncul, sebenarnya saat seperti ini adalah saat yang menyenangkan, tapi hati Yi-feng sekarang ini sama sekali tidak merasa senang.
Dia pun turun dari tempat tidurnya, mengenakan bajunya dan keluar dari kamar serba hijau dan serba wangi itu. Dia berjalan ke ruang tamu.
Di ruang tamu tidak ada siapa pun, sisa-sisa barang kemarin sudah tidak terlihat ternyata sudah dibereskan oleh pelayan.
Tirai sutra berwarna hijau terlihat sedikit bergerak, hari ini matahari memang muncul, tapi tetap ada angin. Yi-feng mengencangkan bajunya kemudian keluar dari ruang tamu.
Dia menyandar ke pagar yang dicat merah, lalu melihat jurang yang terjal, sambil mengenang masa lalu, pikirannya mulai kacau lagi.
Tiba-tiba di sisinya terdengar suara tawa perempuan, wangi yang tadi diciumnya di kamar, sekarang tercium lagi di sini.
Wan-hong tersenyum lembut dan berkata: "Apakah semalam kau tidur nyenyak?"
Yi-feng tertawa, dia menggerakkan tubuhnya hampir saja dia mengenai tubuh hangat itu.
Sewaktu dia sedang menatap ke seberang... Ada sebuah pemandangan yang hampir membuat detak jantungnya berhenti, pemandangan itu muncul di depan matanya.
Sekarang matahari bersinar dengan terang, maka apa yang terjadi di seberang jurang akan terlihat jelas. Seseorang berdiri di sisi jurang itu. Wajahnya terlihat pucat, rambut berantakan, di sudut matanya terlihat bekas air mata, wajahnya tampak sedih...
Dia adalah Xiao Nan-pin yang sudah lama tidak dijumpainya.
Setelah dicabuli, Xiao Nan-pin dibawa oleh Qi-hai-yu-zi Wei-ao-wu ke You-ji-kou, di sana dia hampir saja dicabuli lagi. Sewaktu dia berada dalam bahaya, dia diselamatkan oleh dewa penolongnya...
Di Xi-liang-shan, di sebuah gua rahasia, dia mengalami sebuah kehangatan sementara. Tapi di sana pula dia kehilangan miliknya yang paling berharga dalam hidupnya, tapi dia pun sepertinya mendapatkan sesuatu.
Sewaktu dia berada dalam keadaan sangat tidak tenang, dia melihat 'dia' yang telah mengubah kehidupannya telah pergi dari gua itu.
Dengan susah payah Xiao Nan-pin baru berhasil menemukan 'dia', maka bagaimana keadaan hatinya sekarang, bisa dibayangkan.
Terhalang oleh sebuah batu besar dan jurang yang dalam, mereka hanya bisa saling pandang, tanpa kata-kata dan tanpa bahasa, tapi dalam hati bagaimana perasaan mereka sulit dijelaskan...
Yang pasti perasaan mereka tidak sama.
Wan-hong melihat sikap orang yang ada di sisinya tampak berubah.
Dalam hidup gadis ini, selalu dilalui di rumah di hutan terpencil ini.
Sekarang dia telah menjual hatinya kepada pemuda yang sedang berdiri di sisinya.
Karena pemuda ini, seorang pemuda luwes dan begitu ramah, walaupun tidak bisa melihat-nya tertawa, tapi dari kedua matanya yang bersinar terang, Wan-hong bisa melihat sebuah tawa ramah.
Dia pendiam dan jarang tertawa, lelaki seperti ini biasanya adalah seorang lelaki penuh cinta. Dia berkhayal, dia tertawa dan dia berharap selamanya dia adalah pemuda yang paling baik dan tepat untuknya.
Apalagi pemuda inilah yang telah menolong ayahnya.
Sekarang, Wan-hong dengan sepasang matanya yang terang melihat 'dia' yang berdiri di sisinya, dia sedang melihat 'dia' yang berada di seberang jurang.
"Siapakah perempuan itu? Mengapa sorot matanya terlihat aneh saat melihat 'dia'?"
Walaupun hanya sekejap, tapi bagi mereka bertiga hal ini seperti berlangsung dalam waktu yang panjang.
Xiao Nan-pin merasa dunia begitu luas, tapi tidak ada tempat baginya untuk singgah. Kakinya seperti melayang, dunia ini bukan miliknya, tapi dia pun bukan milik dunia ini. Bagaimana dengan Yi-feng?
Dia merasa aneh, mengapa Xiao Nan-pin bisa datang kemari?
Karena terlalu kaget, membuatnya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Wan-hong yang masih berada di sisinya bertanya:
"Siapakah dia?"
Xiao Nan-pin yang berada di seberang jurang seperti tidak bisa berdiri dengan seimbang, dia hampir terjatuh ke bawah jurang.
Yi-feng berteriak, kedua tangannya memegang pagar, jari tangannya melesak masuk ke dalam kayu pagar. Secara refleks kedua tangan Xiao Nan-pin mencengkram dinding jurang, tapi tidak ada sesuatu yang bisa diraihnya.
Hanya dalam waktu singkat dia telah terjatuh sedalam puluhan meter, jurang sangat dalam, seperti akan menelannya.
Yi-feng tidak bisa berpikir panjang, matanya melihat kain panjang yang masih terlilit di sudut loteng, semalam kain itu digunakan untuk menyambut kedatangan tamu.
Dengan cepat dia menyabet ujung kain yang masih terlilit itu, kemudian ujung yang lain dia serahkan pada Wan-hong, lalu dia berlari keluar dari loteng.
Perubahan yang terjadi sangat cepat.
Wan-hong dengan bingung menerima kain berwarna itu, belum sempat dia bertanya, Yi-feng bergerak seperti seekor burung walet, lalu terbang keluar.
Jarak kedua sisi jurang paling sedikit sekitar 18-20 meter, Yi-feng meloncat ke seberang jurang. Masih tersisa 7 meter lagi baru bisa sampai ke seberang. Yi-feng sudah melupakan hidup dan
matinya...
Sewaktu perasaan manusia sedang bergejolak, bukankah sering melakukan tindakan seperti ini?
Dia mengumpulkan tenaganya, kedua kakinya bergoyang, sekali lagi dia terbang, sekarang dia berada di tengah udara, tidak ada tempat baginya untuk menendang, walaupun dia bisa maju, tapi tidak bisa dilakukan dengan maksimal!
Dia melihat ke seberang jurang, hanya tingal 3-4 meter lagi, baru bisa mencapai bibir jurang. Justru dalam keadaan seperti ini jarak malah terasa sangat jauh. Kadang-kadang puluhan kilometer terasa lebih dekat dibandingkan dengan jarak beberapa meter. Kadang hanya beberapa meter tapi terasa jauh seperti di ujung langit.
Bukankah hubungan manusia pun berjarak seperti ini?
Sejak kecil Yui Feng telah belajar ilmu silat, selama 10 tahun dia belajar dengan tekun, sekarang semua ilmu dia kerahkan, tapi tetap tidak berdaya mencapai apa yang dia inginkan. Sewaktu dia sedang mengumpulkan nafasnya untuk melaju lagi, tubuhnya seperti bintang jatuh, terus terjun ke dalam jurang. Awan hitam menutupi cahaya terang, bumi menjadi gelap dan dingin.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang