Perasaan berterima kasih ini, masih tertinggal di hati Sun-ming, yang sedang duduk di dalam kereta. Saat mengenang kembali kejadian tadi, matanya mulai berair lagi, seperti perasaan orang yang berterima kasih kepada orang yang telah berbudi kepadanya, sama seperti perasaan Sun-ming kepada Yi-feng yang telah berbudi kepadanya, seumur hidup dia tidak akan melupakannya.
Tentu saja mereka bisa melarikan diri dengan selamat dari tangan Tian-zheng-jiao sebelum mereka mengerahkan anak buahnya ke Hua-shan, karena Sun-ming hanya mengandalkan kekuatannya sendiri untuk mengambil keputusan benar sebelum bahaya datang mengancam mereka.
Setelah dia tersadar dia telah membawa putrinya juga Yi-feng ke tempat persembunyian mereka, lalu dia pun mengobati luka Yi-feng dengan pengobatan seadanya.
Tapi terhadap luka dalam Yi-feng maupun putrinya, dia tidak bisa berbuat apa-apa dan dia tidak mempunyai cara lain.
Dia merasa sangat cemas, tapi walaupun berada dalam keadaan cemas, dia masih bisa berpikir kemungkinan apa sajayang terjadi.
Karena itu dia membakar gubuk yang telah susah payah dibangunnya, memindahkan putri dan orang yang telah berbudi kepadanya dari puncak Hua-shan ke kaki gunung.
Dalam waktu satu malam dia berhasil membereskan semua itu. Tentunya semua itu mengandalkan ilmu silat dan mental yang kuat.
"Sekarang kita harus pergi ke mana?"
Hari kedua, dia membayar harga sewa kereta beberapa kali lipat dari harga biasa.
"Dengan cara apa pun, kami harus bisa melewati tempat terpencil ini!" dia telah melakukan semua ini untuk dirinya sendiri, sebenarnya kecuali untuk dirinya sendiri, tidak ada orang yang membantunya.
Kereta itu bergerak dari kaki gunung Hua-shan, mereka berjalan siang dan malam dan sekarang mereka telah berada di tempat itu.
Sun-ming tahu bagaimana hebatnya kekuatan Tian-zheng-jiao, dan sekarang kekuatan mereka telah menyebar hingga ke Zhong-yuan. Sekarang ini tempat di mana mereka berhenti masih berada dalam kekuasaan Tian-zheng-jiao. Ditambah lagi kedua orang yang ada di hadapannya sedang terluka parah, dan keadaan mereka semakin berbahaya, hal ini membuat hatinya semakin gelisah, entah apa yang harus dia lakukan sekarang.
'Pertama, aku harus mengobati dulu luka luka mereka!" diam-diam dia mulai menyusun rencana.
Luka dalam akibat pukulan pesilat tangguh tidak sembarangan orang bisa mengobatinya. walaupun dia tahu beberapa orang tabib di dunia ptisilatan, tapi dalam situasi seperti ini, mana mungkin mencari sembarangan orang untuk mengobati luka mereka? Kalau secara kebetulan ternyata orang ini ada hubungannya dengan Tian-zheng-jiao, dan kalau mereka pergi ke sana, bukankah akan sama seperti kambing yang digiring masuk ke dalam mulut harimau?
Meskipun tidak akan sampai terjadi hal seperti itu, tapi karena dia merasa kalau dia adalah biang keladi semua peristiwa ini, untuk apa orang lain sampai terkena imbasnya juga?
Tapi apa yang harus dilakukannya dengan kedua orang yang terluka ini sekarang ini?
Dia menarik nafas panjang, diam-diam dia membuka jendela kereta, langit di luar tampak gelap, angin berhembus dengan besar, melalui celah-celah jendela masuk ke dalam kereta, membuat dia kedinginan.
Dia segera menutup jendela dan bertanya pada sang kusir:
"Apakah di depan sana ada tempat untuk beristirahat?"
Sebelum menjawab si kusir melayangkan dulu cemetinya:
"Tadi kita telah melewati dua kota besar, tapi disana kau tidak mencari tempat beristirahat, sekarang tampaknya akan sulit mencari tempat peristirahatan, walaupun ada mungkin keadaannya seperti yang kemarin. Air panas untuk minum pun tidak ada. Hhhh! membawa kereta dengan keadaan seperti ini, benar-benar membuatku tersiksa!"
Sun-ming tampak mengerutkan keningnya, sikap si kusir membuatnya tidak puas, apalagi dia memanggil Sun-ming dengan sebutan 'kau', membuat nyonya Pendekar San-xiang yang biasanya sangat dihormati orang-orang menjadi marah dibuatnya. Dia hampir membuka pintu kereta dan mengusir kusir itu, tapi dia menarik nafas untuk menekan kemarahannya, dalam situasi seperti sekarang ini jangan karena masalah sepele malah harus bentrok dengan kusir kasar ini.
Sun-ming merasa dia seperti seekor naga yang terjebak di air dangkal, harus menahan ejekan dan hinaan dari udang dan ikan. Matanya yang telah basah bertambah basah lagi.
Tapi dia adalah seorang perempuan yang keras dan tegar, di depan mata masih banyak hal menunggunya, nyawa dua orang yang terluka parah juga ada di tangannya. Tidak ada waktu baginya untuk bersedih.
Karena itu dia menahan kemarahan dan penghinaan, dia berkata:
"Carilah sebuah tempat untuk beristirahat, nanti aku akan menambah ongkos keretamu!"
Kusir melayangkan kembali cemetinya, kudanya dipukul hingga terus meringkik. Dia berkata:
"Aku tidak ingin ditambah ongkosnya, hanya saja dalam cuaca seperti ini angin berhembus begitu kencang malam-malam seperti ini kudaku pun perlu minum, bukankah keadaan ini sangat menyiksa".
Kata-kata kusir itu membuat dia bertambah benci pada si kusir tapi dia tidak bisa tidak mendengarnya.
Karena itu Sun-ming menundukkan kepalanya sambil membereskan kasur dan selimut mereka yang terluka. Rintihan kesakitan mereka membuat hati Sun-ming seperti diiris-iris sembilu.
Tiba-tiba kereta dihentikan, si kusir membalikkan kepala dan membentak: "Kita sudah sampai, turunlah!"
Sun-ming yang ada di dalam kereta tidak merasa tawa sinis kusir itu. Dia turun dan menggerak-gerakkan tubuhnya yang pegal.
Beberapa hari ini demi merawat mereka yang terluka dia hampirr tidak pernah tidur, sekarang dia mencoba meluruskan pinggangnya, dan barumerasakan kalau kaki dan pinggangnya terasa pegal.
Sesudah turun dari kereta, dia baru melihat kalau penginapan yang ada di depannya sekarang ini sangat kecil, tapi dia merasa cocok dengan keadaan penginapan, maka dia pun berkata kepada kusir itu:
"Bantulah memapah kedua orang sakit ini!" Kusir itu tertawa sinis, dia membantu memapah Yi-feng disusul dengan Ling-lin ke sebuah kamar kecil dan gelap.
Sun-ming melihat kusir itu sepertinya sangat mengenal baik bos dan pelayan penginapan nya, tapi Sun-ming tidak menaruh curiga kepada mereka. Tapi ketika si kusir membantu Sun-ming menggotong Ling-lin, pada kesempatan ini dia memegang tangan Sun-ming, hal ini membuat kemarahan Sun-ming muncul kembali.
Sorot matanya tajam seperti pisau dan dia melotot pada si kusir dan kusir itu dengan cepat menundukkan kepalanya.
Pelayan yang berdiri di pinggir tertawa: "Xiao-wang, ternyata kau bisa juga menundukkan
kepala!"
Sorot mata Sun-ming yang tajam seperti pisau segera beralih kepada si pelayan.
Si pelayan mengangkat bahunya seperti berkata, 'aku tidak berbicara denganmu, untuk apa kau melotot kepadaku?' Sikap pelayan itu membuat Sun-ming bertambah benci kepada mereka.
Sun-ming mulai merasa sikap pelayan ini tidak benar, tapi karena dia mempunyai ilmu silat cukup tinggi maka dia tidak peduli dengan sikap orang-orang kerdil itu.
Sebenarnya dia sudah berumur, tapi karena selama ini hidup dengan nyaman, walaupun dia harus mengikuti Ling Bei-xiu berkelana di dunia persilatan, dia tetap dihormati seperti layaknya seorang ratu. Ini pertama kalinya dia berkelana di dunia persilatan tanpa suami di sisinya.
Maka dia pun baru mengetahui kalau di dunia ini, orang-orang yang patut ditakuti adalah orang-orang kerdil seperti mereka! Perampok atau pemberontak mereka selalu menggunakan senjata, mereka tidak jarang melakukan hal yang menjijikkan dan memalukan.
Sun-ming tidak berani jauh-jauh dari Yi-feng dan putrinya, maka setiap malam dia hanya bisa duduk bersandar di sebuah kursi sekedar bisa beristirahat.
Karena merasa sangat kelelahan, akhirnya dia tertidur di kursi di kamar kecil itu. Dalam keadaan setengah tidur dia masih sempat merasakan ada orang yang membuka pintu kamarnya, ketika dia tersadar kedua tangannya sudah dipegang kuat-kuat oleh 4 tangan laki-laki. Dia terbangun dan segera sadar.
"Lao-da Zi, perempuan ini tidak jelas identitasnya, mungkin saja dia bisa ilmu silat, kau harus berhati-hati!"
Itu adalah suara si kusir Xiao-wang. 'Lao-da Zi' adalah panggilan si pelayan itu. Dengan suara aneh dia berkata:
"Xiao-wang, kau tenang saja, jika tidak bisa menaklukkan seorang perempuan, aku marga Song untuk apa lahir di dunia ini?"
Sun-ming benar-benar marah: "Ternyata kusir ini bukan orang baik-baik!" Ketika dia sedang berpikir, terdengar Song Lao dao berkata lagi:
"Aku lihat 2 orang yang sedang berbaring di tempat tidur adalah perampok besar, mungkin jika kita melaporkan mereka ke kantor polisi kita bisa mendapatkan hadiah besar!"
Sun-ming tahu asal dia mengangkat tangan-nya maka dengan ilmu silatnya, mudah saja dia menaklukkan mereka. Tapi dia segera berpikir ulang, kemudian dia memutuskan pura-pura tertidur.
"Aku tidak peduli dengan yang lainnya, aku hanya ingin tidur dengan perempuan ini selama beberapa malam," Xiao-wang tertawa cabul.
"Selama beberapa hari ini, begitu melihatnya, tanganku terasa gatal ingin menyentuhnya!" dia tertawa lagi
"Aku memang mempunyai penyakit seperti ini, aku tidak perduli berapa uang yang akan diberinya."
Otak Sun-ming dengan cepat berputar, timbul bermacam-macam rasa khawatir, membuat sebelum melakukan hal ini, berpikir mundur dulu.
Dia berpikir jika membunuh kedua orang ini, kelak dialah yang akan menjadi kusir dan semua hal harus dikerjakan sendiri.
"Apakah aku bisa melakukan semuanya sendiri?" dia sedang berpikir lebih jauh.
"Perempuan ini tertidur pulas seperti sudah kelelahan karena telah berhubungan intim selama beberapa kali!" kata Song Lao-dao.
Sun-ming benar-benar marah:
"Apakah aku akan terus dihina seperti ini?" segala sesuatu memang harus dipikirkan dengan teliti, tapi sifatnya sangat keras mana mungkin dia membiarkan penghinaan seperti ini dibiarkan begitu saja, karena itu dia mulai mengumpulkan tenaga.
"Song Lao-dao, aku pinjam ranjangmu, aku sudah tidak tahan lagi, apalagi setelah melihat
wajahnya "
Kata-kata Xiao-wang belum selesai, tiba-tiba dia sudah melayang dan menabrak dinding kemudian terjatuh. Hal ini membuatnya kepalanya pusing, pantatnya juga sakit seperti dirobek. Dinding kamar penginapan yang kecil itu seperti akan roboh karena ditabrak olehnya. Song Lao-dao yang berada di pinggir Xiao Wangpun ikut terpelanting. Sun-ming merasa aneh:
"Aku belum bergerak, mengapa kedua orang itu malah terpelanting dengan keadaan seperti
itu?"
Begitu dia membalikkan kepala untuk melihat, hampir saja dia berteriak karena di sisinya ternyata sudah ada seseorang yang sedang berdiri.
Karena kamar ini sangat kecil dan gelap, dia tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas, hanya merasakan kalau orang berbaju longgar itu bersikap sangat luwes:
'Kapan orang ini masuk ke kamar? masuk dari mana dia?' Sun-ming sendiri tidak tahu.
"Apakah nyonya merasa terkejut?" orang itu maju selangkah, berusaha menghibur Sun-ming
Dan pandangannya, dia merasa orang ini sangat berwibawa. Ketika Sun-ming ingin mengucapkan terima kasih, orang itu sudah melambaikan tangannya dan berkata:
"Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih, aku tidak sengaja menolongmu," nada bicaranya dingin, hanya dalam waktu singkat, nada menghiburnya tidak terdengar lagi.
0oo0
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
General FictionDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...