48. Si Pedang Pembasmi Siluman

1.3K 28 0
                                    

Tawa Yi-feng langsung berhenti, sorot mata berhenti melihat Xiao-sang-men:
"Saudara-saudara kita di kota Kai-feng ternyata semakin tidak karuan. Aku mendirikan Tian-zheng-jiao dengan usaha keras, tapi sekarang mereka malah menindas orang."
Dengan gemetar Xiao-sang-men terus telungkup di bawah dan terus mengiyakan semua perkataan Yi-feng. Wajah Pan-long-yun-gun memucat. Di sini Yi-feng bisa merasakan kekuatan Tian-zheng-jiao sangat kuat. Sudah lama dia berkelana di dunia persilatan, tidak disangka dia akan melakukan peran ini.
Waktu itu juga di dalam hatinya diselimuti perasaan aneh.
Kekuasaan adalah sesuatu yang inginkan oleh orang-orang sejak dulu. Dari dulu sampai sekarang beberapa orang pahlawan dan pendekar, selalu menginginkan kekuasaan. Hanya saja harus melihat apakah dia adalah orang yang tepat untuk mempunyai kekuasaan?
Jika kau menjadikan 'kekuasaan' sebagai budakmu, kau akan sukses, sebaliknya jika kau menjadi budak 'kekuasaan' kau akan berakhir dengan menyedihkan.
Yi-feng sedang berpikir, kedua mata Pan-long-yun-gun dan Xiao-sang-men terus menatapnya, segera dia mempunyai rencana:
"Guru Jiang, di luar kota ada sebuah rumah, kalau tak salah itu adalah tempat sembahyang marga Bao, apakah kau tahu tempat itu?"
Tanpa menunggu Jiang Bo-yang menjawab, dia berkata lagi:
"Pukul 3 malam ini, aku harap Guru Jiang membawa semua murid Tian-zheng-jiao di kota Kai-feng ini untuk berkumpul di sana!"
"Guru Jiang dalam setengah hari ini, apakah kau sanggup mengumpulkan semua saudara kita?" Pan-long-yun-gun segera menjawab:
"Ketua tidak perlu merasa khawatir, pukul 3 malam Bo Yang akan membawa semua saudara
dan menunggu kedatangan ketua tapi...tapi jika semua saudara dikumpulkan, jumlahnya "
Yi-feng menyela:
"Yang kumaksud saudara di sini adalah mereka yang mempunyai jabatan, apakah kau jelas?" Jiang Bo-yang mengangguk.
Yi-feng tertawa dingin, dia sudah membalikkan tubuh lalu keluar dari ruangan.
Pan-long-yun-gun segera mengejarnya dan dengan hormat berkata lagi:
"Apakah Ketua akan pergi sekarang? Bo-yang mempunyai arak tua, apakah Ketua ingin minum
terlebih dulu baru pergi? Biarlah hari ini Bo-yang sedikit melayani Anda." Yi-feng tidak menghentikan langkahnya, dia hanya tersenyum lalu berkata: "Kebaikan Guru Jiang aku terima, setelah urusan kita selesai, besok aku akan datang lagi untuk
minum."
Pan-long-yun-gun dengan hormat ikut keluar mengantarkan Yi-feng. Dua laki-laki yang sejak tadi berdiri di depan pintu, terlihat wajah mereka pun sangat pucat, nafas ditarik dengan pelan.
Keluar dari pintu utama, dia melambaikan tangan kepada Pan-long-yun-gun, melarangnya ikut, lalu dengan tenang dia pun pergi dari sana. Dalam hati Yi-feng ingin tertawa.
Sesudah keluar dari kota Kai-feng, hari sudah sore, matahari yang akan terbenam memancarkan cahaya berwarna emas. Kota Kai-feng di bawah siraman sinar matahari terbenam berbentuk panjang. Bayangan panjang ini menutupi sosok Yi-feng.
Sekarang dia menjadi sangat bersemangat!
Tian-xing-mi-ji' yang ditulis oleh Wu Qing-qu sudah dibacanya dengan teliti. Walaupun belum bisa menguasai seluruh inti ilmu itu, tapi buat pesilat tangguh seperti Yi-feng walaupun baru mengerti sedikit tapi ilmu silatnya sudah maju pesat.
Selama dua tahun ini dia telah melalui banyak cobaan dan bahaya, semua ini tidak membuatnya jatuh melainkan membuatnya semakin bertambah kuat.
Tadinya hal yang dianggapnya tidak mungkin dilakukan sekarang mulai terlihat ada harapan. Harapan ini bisa terwujud hanya tinggal menunggu waktu.
Sosok Xiao Nan-pin meninggalkan kesan hangat di dalam hati, tapi dia harus menguburkan perasaan ini jauh di lubuk hatinya paling dalam.
Dia sadar jika seorang laki-laki saat menghadapi banyak masalah dan harus diselesaikan, bila terus memikirkannya malah akan menghabiskan waktu, perhatian dan perasaan kepada seorang perempuan adalah suatu kesalahan besar.
Karena itu dia pun segera mencari Feng-hong-jian ke untuk memberitahu apa yang telah dia lakukan dalam mengelabui Tian-zheng-jiao.
Sepanjang perjalanan, para 'Feng-hong-jian ke' sudah tahu bagaimana jahatnya dan bagaimana hebatnya kekuatan Tian-zheng-jiao.
Ketika Hua Pin-qi tahu kalau adik ketiga yang diasuhnya sejak kecil sampai dewasa ternyata adalah orang yang menguasai dunia persilatan dengan kejam, hatinya benar-benar terluka dan dia tidak bisa mengatakan apa pun.
Yi-feng dan para pesilat Chang-bai-shan meninggalkan kota Kai-feng bagian timur. Di sebuah penginapan dan tempat sembahyang bermarga Bao yang ada di sebelah barat kota Kai-feng, tepatnya di sebuah kota kecil bernama Er-shi-li-pu.
Di luar tempat sembahyang bermarga Bao ini banyak ditumbuhi pepohonan besar. Di dalam terlihat bersih dan kering. Musim semi dan musim gugur banyak yang datang untuk bersembahyang. Di sekeliling tempat sembahyang banyak orang datang ke sini untuk melancong.
Tapi hari ini, saat langit gelap di sekeliling tempat itu, tiba-tiba muncul sekelompok orang berbaju hitam. Mereka melarang siapa pun datang ke tempat itu.
Biksu-biksu penjaga tempat sembahyang ini merasa heran karena mereka ternyata diusir ke kuil lain. Penduduk Er-shi-li-pu melihat kalau tempat sembahyang bermarga Bao ini sangat terang dan banyak orang yang berkumpul. Semakin malam orang yang datang semakin banyak, mengapa bisa hal seperti ini? Ini menjadi teka teki bagi penduduk Er-shi-li-pu.
Menjelang jam 3 subuh, jika ada yang belum tertidur, mereka akan mendengar teriakan memilukan dari tempat sembahyang bermarga Bao.
Dan terlihat ada laki-laki yang berlumuran darah keluar dari sana, kemudian mereka kabur dengan kalang kabut membuat kota Er-shi-li-pu yang biasanya tenang menjadi heboh. Tapi penduduk yang selalu hidup tenang tidak ada yang berani untuk mencari tahu apa yang telah terjadi.
Hari kedua.
Ada beberapa orang memberanikan diri pergi ke sana untuk melihat-lihat. Tempat sembahyang yang tadinya bersih sekarang penuh dengan darah.
Mereka sadar kalau di tempat ini telah terjadi pertikaian sengit, tapi siapa yang membunuh dan siapa yang terbunuh? Bagi penduduk yang bukan orang persilatan, mereka tidak bisa menebaknya.
Ternyata ketika puluhan murid Tian-zheng-jiao dari markas cabang kota Kai-feng menunggu kedatangan ketua mereka...
Di dalam dan di luar tempat sembahyang suasana sangat hening. Suara orang bicara pun tidak terdengar. Pan-long-yun-gun berbaju emas, berdiri di depan, Xiao-sang-men Cheng Jing-ren berdiri di sisinya. Dalam hati dia terus berdebar-debar karena dia takut kalau ketua datang ke sini untuk menghukumnya.
Dari kejauhan terdengar seseorang memukul genderang menunjukkan sekarang jam 3 subuh. Pan-long-yun-gun melihat anak buahnya lalu segera menurunkan perintah:
"Saudara-saudara, berbarislah dengan baik, ketua akan segera tiba. Malam ini kalian akan melihat seperti apa wajah ketua kita, ini adalah keberuntungan kalian... "
Kata-katanya belum habis, tiba-tiba dari sekeliling tempat itu terdengar tawa yang menusuk telinga.
5 sosok manusia memakai penutup wajah datang seperti hembusan angin. Sebetulnya di sekeliling tempat ini telah ditanam tombol-tombol rahasia Tian-zheng-jiao tapi kelima orang berbaju hitam itu, entah dengan cara apa mereka bisa masuk kesana dengan selamat.
Pan-long-yun-gun membentak:
"Sahabat, datang dari mana!"
Suaranya baru selesai, bayangan sese-orang mendekatinya, terlihat ada cahaya berkilau. Warna biru keluar dari pantulan pedang menepisnya dari pundak ke bawah.
Jiang Bo-yang mendapatkan ilmu silat dari Song-shan, dan bukan ilmu silat sembarangan. Dia berhasil menghindar ke pinggir tapi gerakan si baju hitam ini sangat cepat. Pedang menyerangnya lagi 3 kali, setiap serangan mengarah pada nadi pentingnya. Dengan sekuat tenaga berusaha dia melawan, tapi karena tidak membawa senjata otomatis tenaganya pun berkurang.
Dia terus membentak dan bertanya, tapi orang berbaju hitam itu sama sekali tidak mau menjawab.
Di sisi terdengar lagi teriakan memilukan. Dari suaranya, dia tahu kalau itu adalah teriakan Xiao-sang-men. Dari sudut mata dia melihat Xiao-sang-men memegangi dadanya yang berdarah kemudian tubuhnya limbung, akhirnya dia pun roboh.
Kemudian dalam ruangan, di sana sini terdengar teriakan memilukan kembali dan si baju hitam sambil tertawa dingin diajuga membentak.
Hati Pan-long-yun-gun semakin kacau, jurus pedang lawan semakin cepat dan semakin lihai. Jurus-jurus ganas dan pedang misterius, bagi orang terkenal seperti Jiang Bo-yang pun belum pernah melihat jurus seperti ini.
Karena cemas dia pun tidak bisa berpikir, sebuah kilauan melewati tangannya membuat tangan tergores panjang, darah segera bercucuran.
Melihat situasi seperti ini tiba-tiba dia menyerang dengan kepalannya. Ilmu andalan Shao-lin-si dikeluarkannya. Ini adalah ilmu kepalan tingkat tinggi, benar-benar sangat dahsyat. Walaupun orang berbaju hitam itu berilmu tinggi tapi saat dia melihat ilmu ini, dia sempat mundur dua langkah.
Setelah Jiang Bo-yang mengeluarkan jurus-jurus kepalan andalannya dan berhasil membuat lawan mundur, dengan tenaganya dia pun bersalto kabur dari sana.
Sejak tadi dia sudah melihat keadaan yang terjadi, ujung kakinya bertumpu kemeja sembahyang, tubuhnya berputar, seperti sebuah busur dia meluncur keluar dari jendela. Sekarang dia berusaha menyelamatkan diri dulu.
Di dalam ruangan itu terdengar teriakan minta tolong orang-orang Tian-zheng-jiao yang semakin keras. Walaupun dia mendengar, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sambil mundur, dia baru sadar kalau tombol-tombol rahasia yang terpasang di luar semua sudah berhasil dikuasai lawan. Ilmu silat orang berbaju hitam itu sangat tinggi, benar-benar membuatnya terkejut. Siapakah orang baju hitam ini sampai sekarang pun dia belum tahu.
Karena itu Tian-zheng-jiao di kota Kai-feng berhasil dibuat hancur berantakan oleh seseorang yang misterius, yang pasti semua ini adalah hasil perbuatan Yi-feng.
Yi-feng dan para Feng-hong-jian ke, malam itu meninggalkan Kai-feng dan Er-shi-li-pu.
Kuda berlari semalaman. 'Feng-hong-jian ke' sekian lama tinggal di luar Jian-nan. Malam ini mereka baru merasa puas karena bisa mempraktekkan ilmu-ilmu mereka, hati mereka masih terasa bergolak dan tidak bisa ditahan.
Sampai-sampai Hua Pin-qi yang sudah tua pun, sambil menunggang kuda masih terus membicarakan hal yang terjadi semalam tadi.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang