113. Dunia Ini Sangat Kejam

1.3K 34 0
                                    

Wang dan Zhang bersaudara angkat, mereka berdua memiliki perawakan paling besar di antara banyak pesilat di sana. Kakak beralis horisontal dan gemuk adalah Zhang Xiong-hui, sedangkan adik beralis vertikal dan gemuk bernama Wang-dao.
Sifat Ruan-wei dari luar terlihat ramah tapi sebenarnya dia bersifat keras. Melihat mereka berdua begitu galak kepadanya, dia ikut marah:
"Bagaimana cara meminta maafnya?"
Zhang Xiong-hui membentak:
"Bocah, kau tidak bisa meminta maaf? Aku akan mengajarimu, pertama sujud 3 kali." Wang-dao tertawa dan menyambung: "Kemudian merangkak keluar dari sini!"
"Bagaimana caranya, apakah Tuan bisa memperagakannya untukku?" tanya Ruan-wei. Wang-dao terpaku, Zhang Xiong-hui membentak lagi: "Jangan kurang ajar!"
Wang-dao menggulung lengan bajunya dan marah: "Awas, aku akan membunuhmu!" Ruan-wei mengerutkan dahi, dia melangkah maju: "MengapaTuan marah-marah kepadaku?"
Wajah gemuk Zhang Xiong-hui yang penuh gelambir lemak tertawa terbahak-bahak:
"Mengapa aku marah padamu, anak kelinci!"
Ruan-wei marah Ding Zi-guang tiba-tiba berkata:
"Hanya hebat di mulut bukan berarti lebih kuat, beri jalan!"
Segera ruangan itu dikosongkan di tengah, luasnya cukup untuk beberapa orang bertarung. DingZi-guang tiba-tiba berkata:
"Jika ingin tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, lebih baik kita lihat hasil pertarungan!"
Dia mundur ke pinggir, sepertinya dia ingin melihat dengan cara apa Ruan-wei akan menghadapi mereka.
Wang-dao berada di tengah-tengah, dia mengejek:
"Bocah, kemarilah, biar aku mengalah dulu 3 jurus!"
"Aku kira dia tidak berani bertarung dengan adikku ini." kata ZhangXiong-hui sambil tertawa Ding Zi-guang pelan-pelan berkata:
"Kakak Ruan, jika tidak ingin bertarung tidak apa, mintalah maaf kepada mereka!" Alis Ruan-wei berkeriut, terpaksa dia berkata:
"Baiklah!"
Semua orang yang mendengar jawabannya ingin tertawa, mereka mengira Ruan-wei seorang penakut dan ingin meminta maaf kepada mereka. Dalam keadaan seperti ini jika kalah adalah suatu penghinaan besar.
Ruan-wei pelan-pelan berjalan ke tengah ruangan dan berteriak:
"Siapakah tuan!"
Wang-dao melihat dia datang dengan kepala terangkat dan tahu kalau Ruan-wei bukan datang untuk memintaa maaf, maka dia segera memasang kuda-kuda. Dia takut Ruan-wei tiba-tiba akan menyerangnya. Sesudah memasang kuda-kuda dia bertanya:
"Aku adalah tuan gemuk kedua, si alis vertikal Wang-dao!"
Ruan-wei balik bertanya kepada Zhang
Xiong-hui yang berada di depan: "Siapakah tuan!"
Zhang Xiong-hui tertawa terbahak-bahak: "Bocah, dengar dengan jelas, aku adalah tuan besar beralis horisontal gemuk satu, Zhang Xiong-hui!"
Sikap Ruan-wei bertambah gagah lagi: "Aku tidak ingin memukul orang yang tidak mempunyai nama. Karena kalian telah memberitahukan nama kalian, lebih baik kalian sama-sama melawanku!"
Semua orang di sana terkejut, mereka tidak menyangka kalau Ruan-wei yan g masih begitu muda begitu mengeluarkan kata-kata ternyata lebih gila dari Wang-dao dan Zhang Xiong-hui.
Wajah Zhang Xiong-hui yang gemuk tampak menyatu, setelah lama dia tertawa kemudian baru bersuara:
"Bersama-sama melawanmu... Ha, ha!... Bertarung melawanmu...."
Dia tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar. Orang-orang di sana tidak merasa ada yang bisa ditertawakan apalagi memberi pendapat. Ruan-wei bersikap sangat tenang, sikapnya tidak berubah sampai tawa Zhang Xiong-hui semakin mengecil.
Ketika tawanya hampir selesai, Zhang Xiong-hui sendiri merasa ada yang aneh maka dia segera berhenti tertawa. Ketenangan Ruan-wei membuatnya bergetar, tiba-tiba Wan Dao berteriak:
"Kakak... "
Dia mulai ketakutan, dalam hati Ruan-wei menertawakan sikapnya karena tadi dia begitu sombong. Ruan-wei tersenyum dan melangkah maju.
Wang-dao malah mundur dan tidak berani bertarung. Terpaksa Zhang Xiong-hui meloncat ke sisi Wang-dao dan marah:
"Jangan mundur! Kau benar-benar tidak berguna!"
"Baiklah, baiklah! Kita bertarung bersama!" Ruan-wei tertawa. Wajah gemuk Zhang Xiong-hui menjadi ungu karena marah. Dia membentak: "Bocah, kau cari mati!"
Kata-katanya belum habis, 2 kepalan menyerang dari kiri dan kanan. Wang-dao ikut mengambil kesempatan, dia menendang perut Ruan-wei. Tapi Ruan-wei segera berputar, orang-orang belum melihat apa yang dilakukan Ruan-wei tahu-tahu Zhang Xiong-hui yang menyerang dengan 2 kepalan dan kaki Wang-dao yang akan menendang tampak sudah berdiri kaku, sama sekali tidak bergerak.
Orang yang ada di dalam ruangan adalah para pesilatan mereka tahu Zhang Xiong-hui dan Wang-dao sudah ditotok. Melihat kepandaian Ruan-wei, mereka tahu bahwa Zhang Xiong-hui dan Wang-dao bukan tandingan Ruan-wei. Maka tidak ada seorang pun yang datang untuk membuka totokan mereka.
Di ruangan itu tidak ada yang bersuara, Ruan-wei melihat sekeliling. Tiba-tiba Ding Zi-guang tertawa:
"Kakak Ruan, demi aku, mohon lepaskan mereka!"
Ruan-wei tersenyum, dan menendang dada mereka, dari tenggorokan terdengar suara tercekik. Kemudian mereka baru bisa kembali bergerak, Zhang Xiong-hui masih tidak menerima kekalahan ini. Dia membentak, dua kepalan menyerang Ruan-wei lagi.
Ding Zi-guang berlari ke depan Zhang Xiong-hui. Tangannya memegang pergelangan tangan Ding Zi-guang, membentak:
"Berhenti!"
"Kau. .kau.. " Wajah Zhang Xiong-hui merah.
Ding Zi-guang melepaskannya. Karena tidak bisa berdiri, Zhang Xiong-hui terhuyung ke belakang. Ding Zi-guang membentak: "Kenapa?
„Mulai hari ini Tuan dan adik Tuan bukan anggota kantor pengawalan perjalanan Nan-bei lagi!"
"Tuan Ding "
"Jangan banyak bicara! Pergi ke kasir, ambil upah kalian lalu cepat pergi!" Ding Zi-guang menjawab dengan dingin.
Wang-dao tahu kalau mereka berdua telah mempermalukan mereka diri sendiri, mereka tidak bisa bekerja di sini lagi, dia menarik nafas dan berkata:
"Da-ge, mari kita pergi!"
Zhang Xiong-hui terus melotot kepada Ruan-wei, dia juga ikut pergi. Ding Zi-guang berteriak:
"Ingat! Kemana pun kalian pergi, harap jangan menggunakan nama pengawalan perjalanan
Nan-bei lagi. Jika tidak, kalian akan tahu akibatnya!"
"Aku tahu, tidak perlu takut " jawab Zhang Xiong-hui
Setelah mereka pergi, keadaan kembali seperti semula. Sepertinya keputusan yang diambil Ding Zi-guang tidak membuat mereka resah.
Ruan-wei tidak tenang, dia berkata:
"Kakak Ding, aku membuat kantor pengawalan perjalanan ini kehilangan 2 pesilat, apakah... ini
tidak baik!"
Ding Zi-guang tertawa:
"Mereka berdua memang cari mati, mereka merusak nama baik pengawalan perjalanan Nan-bei. Jika hari ini mereka tidak dikeluarkan, kelak akan mendatangkan bencana."
"Aku akan bekerja di pengawalan perjalanan tuan, harap tuan banyak memberikan petunjuk
kepadaku! Sekarang aku akan ke sana untuk mendaftar "
"Tunggu sebentar!" Ding Zi-guang berteriak kepada orang-orang yang sedang diam di sebelah sana.
"Kalian perhatikan!"
Segera ruangan menjadi hening. Ding Zi-guang berkata:
"Apa aturan pertama pengawalan perjalanan Nan-bei?"
"Tidak boleh merusak nama baik pengawalan perjalanan Nan-bei!"
"Kejadian tadi, mengingatkan kalian jika tidak mempunyai ilmu silat tinggi jangan sembarangan bertarung, itu akan merusak nama baik pengawalan perjalanan Nan-bei dan jika hal ini masih terjadi, orang ini tidak akan diterima bekerja di sini lagi!"
Semua orang mengangguk. Dalam hati Ruan-wei berpikir, 'Kantor pengawalan perjalanan ini benar-benar mempunyai disiplin tinggi, semua orang pasti patuh.'
Ding Zi-guang berkata lagi:
"Jabatan wakil ketua masih kosong karena wakil ketua sudah meninggal, sekarang Kakak Ruan yang mengisi jabatan ini, bagaimana pendapat kalian?"
Di pengawalan perjalanan Nan-bei yang berkuasa adalah Pengurus Ding Zi-guang, dia bukan sembarangan pengurus. Semua hal yang terjadi di pengawalan perjalanan ini, diatur olehnya karena pemilik pengawalan perjalanan ini jarang campur tangan. Dia menempatkan Ruan-wei menjadi wakil ketua kantor maka semua orang pun mendukung. Tapi Ruan-wei cepat-cepat menjelaskan:
"Aku belum berpengalaman, aku belum sanggup menerima tugas yang begitu berat, lebih baik jangan dulu!"
Ding Zi-guang tertawa:
"Kakak Ruan, jangan sungkan, hari ini aku hampir kehilangan seorang pesilat tangguh, dengan
bakat yang Kakak Ruan miliki pasti bisa menjadi seorang wakil ketua."
Tapi Ruan-wei tetap menolak:
"Tidak, tidak! Aku tidak berpengalaman "
"Pengalaman didapatkan dari praktek, jika bekerja sungguh-sungguh, pengalaman akan datang, aku harap Kakak Ruan jangan menolak lagi!"
"Kalau begitu... begitu...." Ding Zi-guang tertawa, dia mengumumkan:
"Kakak Ruan sudah setuju, harap kalian menyambutnya dengan bertepuk tangan!"
Memang terdengar suara tepukan tangan tapi tidak seberapa mungkin karena umur Ruan-wei masih terlalu muda dan tidak ada nama, semua ini tidak membuat pesilat-pesilat di sana kagum kepadanya.
Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak: "Bagaimana jika wakil ketua baru kita memperagakan ilmu silatnya yang hebat!"
Ding Zi-guang tertawa dan berkata pelan:
"Kakak Ruan, mereka berharap bisa menyaksikan ilmu silat wakil ketua mereka!"
Ruan-wei yang masih muda tidak menolak permintaan ini dan berkata dengan suara keras:
"Aku ditempatkan di posisi wakil ketua kelak aku berharap bisa mendapatkan bantuan dari
kalian yang ada di sini "
Begitu mendengar dia menerima kedudukan ini, Ding Zi-guang sangat senang. Dia merasa beruntung bisa membantu ketua kantor pengawalan perjalanan ini mendapatkan asisten yang berbakat.
Ruan-wei berhenti di tempat penyimpanan lima gembok itu, dia tertawa;
"Aku akan memperlihatkan sedikit ilmu silatku, jika ada yang jelek, harap kalian jangan mentertawakan... "
Dia memegang gembok yang paling besar, tidak melihat Ruan-wei mengeluarkan tenaga tapi gembok itu sudah terangkat tinggi. Semua orang mengagumi tenaga besar Ruan-wei kemudian tangan kiri Ruan-wei mengangkat gembok keempat. Gembok itu dilempar dan terbang. Yang tersisa 3 gembok, dengan cepat dia pun melemparnya.
Begitu dua gembok yang paling besar akan terjatuh, tiba-tiba Ruan-wei mengeluarkan gerakan aneh, dan dua gembok itu terbang lagi. 3 gembok yang akan jatuh dengan gerakan yang aneh pula 3 gembok itu terbang lagi.
Lima gembok turun 2 kali. Setiap kali Ruan-wei bergerak, dia akan membuat gembok yang turun terbang lagi ke atas. Gerakan-gerakannya membuat orang-orang yang melihat takjub dan terkejut.
Orang biasa jika ingin mengangkat satu gembok saja sangat sulit tapi Ruan-wei hanya mengeluarkan sedikit tendangan, segera terlihat sedahsyat apa tendangan itu. Hal ini membuat semua orang yang di sana terkejut sampai melotot. Awalnya mereka takut Ruan-wei tidak sanggup menyambut gembok yang berat. Jika terlepas akan mendatangkan bencana maka semua orang mengambil tempat dengan jarak cukup jauh. Setelah melihat Ruan-wei begitu mantap, mereka mendekat lagi dan ingin melihat dengan jelas tapi mereka tidak sanggup mendekat karena angin telapak Ruan-wei terlalu kencang.
Ding Zi-guang benar-benar mengagumi kepandaian Ruan-wei dan dia mengetahui ilmu silat orang ini sudah mencapai puncak kesempurnaan, tapi dia tidak memperhatikan ilmu telapak Ruan-wei yang sebenarnya lebih dasyat lagi.
36 jurus dari 'Shi-er-fu-zhang' baru selesai dikeluarkan, Ruan-wei bersiap-siap menaruh kembali gembok-gembok itu. 5 gembok masing-masing turun, tapi cara turun gembok itu seperti diletakkan pelan-pelan oleh tangan manusia, sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikit pun, benar-benar kepandaian silat yang tinggi. Hal ini membuat penonton lupa memberikan tepuk tangan.
Dengan rendah hati Ruan-wei berkata:
"Aku hanya bisa sedikit ilmu silat, harap kalian jangan kecewa!"
Sekarang semua orang baru mengeluarkan pujian dan ruangan itu menjadi ribut karena semua orang sedang membicarakan ilmu silat Ruan-wei yang hebat. Tiba-tiba ada yang berteriak: "Ketua kantor datang!"
Ruangan segera menjadi hening, terlihat dari luar masuk seorang pesilat berusia sekitar 30 tahun lebih, peraawakannya sedang dan berwajah persegi.
Dia melewati pesilat yang berada di sana, mereka dengan hormat menyapa: "Apa kabar,
Ketua!"
Ketua pengawalan mengangguk dengan tersenyum tapi dari kerut alis terlihat dia mempunyai kekhawatiran yang berat. DingZi guang membawa Ruan-wei mendekatinya dan memberi hormat:
"Bagaimana perjalanan tadi, apakah lancar ? Kali ini ketua kembali lebih awal!"
Ketua pengawalan perjalanan ini adalah orang yang mempunyai kepandaian tinggi, bernama Zheng Xue-sheng, dijuluki 'Da-li-shen-ying (Tenaga besar elang sakti). Dia adalah orang yang sangai berhati-hati. Jika barang yang harus dikawal adalah barang penting, dia selalu melakukan pekerjaan ini sendiri oleh karena itu dia dikagumi oleh pesilat pesilat di kantor ini.
Dia balas memberi hormat, tapi dia tidak banyak bicara, dia melihat Ruan-wei, seperti sedang bertanya kepada Pengurus Ding. Ding Zi-guang segera mengerti dan memperkenalkan:
"Dia adalah orang berbakat dan baru datang hari ini. Aku merasa beruntung bisa mendapatkan dia untuk mengisi posisi sebagai wakil ketua. Bagaimana pendapat Kakak Zhang?"
Zheng Xue-sheng mengulurkan tangannya yang besar, dia berjabat tangan dengan Ruan-wei. Ruan-wei menyambutnya. Semua orang tahu ketua sedang mencoba ilmu silat Ruan-wei. Karena setiap kali ada orang baru yang datang, ketua selalu berjabat tangan dengan orang itu untuk mengecek. Setiap kali dia hanya memegang tangan orang itu sebentar, lalu langsung dilepas. Orang yang diperiksa selalu merasa ilmu tenaga dalam ketua tidak berbanding jauh dengan dirinya, tapi setelah itu mereka baru tahu kalau ketua hanya mengeluarkan sebagian tenaga.
Begitu tangan Ruan-wei berjabatan dengan tangan besarnya, dia merasa ada tenaga besar menekannya, belum terpikir harus dengan cara apa melawannya. Ilmu yoganya sudah bereaksi secara alami, tangannya menjadi lemas dan tidak bertenaga. Hal ini membuat Zheng Xue-sheng terkejut. Karena dia tahu jika tenaganya ditambah, dia tetap akan kalah kuat. Dia segera melepaskan tangan Ruan-wei dan berkata:
"Baik, baik! Sangat baik!"
Semua orang belum pernah mendengar ketua mereka berturut-turut memuji begitu setelah menguji orang itu, tapi hari ini ketua mereka melakukannya. Dalam hati mereka lebih kagum lagi kepada Ruan-wei!
Sebenarnya Zheng Xue-sheng hanya tahu baik tapi di mana baiknya dia tidak tahu. Dia bisa mencoba kekuatan orang baru, hanya hari ini dia merasakan ilmu silat Ruan-wei sangat tinggi, tapi setinggi apa, dia tidak bisa menduganya! Ding Zi-guang tertawa:
"Kakak Zheng, bagaimana pandanganku terhadap orang baru ini?"
Zheng Xue-sheng akhirnya membuka mulut: "Kau memang orang yang pintar memilih orang!"
Dia hanya berkata singkat. Ding Zi-guang berkata:
"Kakak Zheng, silakan istirahat dulu, aku akan ke sana untuk mengobrol setelah Kakak selesai beristirahat!"
"Kita bertemu di tempat tuan besar pemilik kantor pengawalan perjalanan saja!" sahut Zheng Xue-sheng.
Sesudah itu dia masuk ke ruangan dalam.
"Apakah Ketua Zheng adalah orang yang pendiam?" tanya Ruan-wei. Ding Zi-guang mengangguk:
"Lao Zheng memang orang yang tidak senang bicara, biasanya sulit mendengar suaranya. Kali ini dia mengantar barang penting ke Si-chuan tapi keadaan di sana seperti apa aku tidak tahu?"
Ding Zi-guang melihat sikap Zheng Xue-sheng tadi, dia merasa ada sesuatu telah terjadi. Tapi karena ada Ruan-wei maka dia tidak banyak bertanya. Ruan-wei adalah orang yang pengertian, setelah mendengar kata-kata Ding Zi-guang, dia segera berkata:
"Jika Kakak Ding ada keperluan, silakan tinggalkan aku, asal ada yang membawa jalan, itu sudah cukup. Kelak kita akan sekeluarga, tidak perlu sungkan."
Ding Zi-guang memuji dan berkata: "Baiklah!" Dia segera memanggil seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun.
Ding Zi-guang berpesan kepada pemuda itu: "
Qi-xin, kau layani wakil ketua." Dia lalu membalikkan tubuh dan berpesan kepada Ruan-wei, "kakak Ruan, jika ada yang tidak mengerti tanyakanlah kepada dia. Aku akan pergi ke tempat tuan besar. Kelak aku baru akan membawamu ke sana."
Setelah Ding Zi-guang pergi, pemuda itu tertawa:
"Wakil ketua, namaku Ling Qi-xin." Pemuda itu tampan juga luwes membuat orang segera menyukainya. Ruan-wei bertanya:
"Tahun ini aku berusia 19 tahun, berapa umur Kakak?"
Dengan tidak tenang Ling Qi-xin berkata: "Aku berumur 20 tahun."
Ruan-wei tertawa:
"Kau menjadi kakak, aku menjadi adik." Ling Qi-xin menggoyangkan tangan berkata:
"Tidak boleh, jabatan wakil ketua berada di atas Qi-xin, mana mungkin aku dipanggil Da-ge?" "Kita berteman dengan hati, jika Kakak Xin bicara tentang jabatan apakah Kakak Xin tidak mau berteman denganku?"
Ling Qi-xin menjawab tergesa-gesa:
"Bukan, bukan maksudku seperti itu "
Ruan-wei tertawa dan memanggil:
"Kakak Ling!"
Terpaksa Ling Qi-xin dengan gugup menjawab:
"Adik "
Ruan-wei mulai tinggal di tempat wakil ketua terdahulu. Di pengawalan perjalanan Nan-bei, bila belum berkeluarga, semua boleh tinggal dan makan dengan bebas.
Sejak kecil Ling Qi-xin sudah ikut dengan Ding Zi-guang maka dia sering diajar ilmu silat oleh Ding Zi-guang. Karena rajin berlatih maka ilmu silatnya lumayan tinggi. Begitu bertemu dengan Ruan-wei mereka langsung cocok. Pada hari kedua Ruan-wei mulai mengetahui keadaan pengawalan perjalanan Nan-bei melalui Ling Qi-xin.
Pagi hari di pengawalan perjalanan Nan-bei mulai sibuk. Pengawalan perjalanan ini tidak seperti pengawalan perjalanan lainnya. Di pengawalan perjalanan lain sebulan dua bulan baru mendapatkan pesanan, sedangkan pengawal-an perjalanan Nan-bei selalu ada pesanan. Kadang-kadang pesanan untuk bulan depan pun sudah ada. Maka pesilat-pesilat yang di kantor jarang ada yang mengganggur.
Hari kedua, Ruan-wei berjalan-jalan di sekitar kantor, semua orang melihatnya, dengan sikap hormat menyapa:
"Selamat pagi, wakil ketua!" Karena belum hafal dengan keadaan di sana, maka Ruan wei hanya melihat sekilas. Begitu sampai di tempal berlatih ilmu silat, Ruan-wei bertemu dengan Ling Qi-xin. Dengan tersenyum mengajak Ruan-wei masuk ke dalam untuk melihat-lihat.

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang