58. Kehidupan Seperti Ini

1.1K 29 0
                                    

Api dari korek memang tidak terlalu terang tapi cukup untuk membuat mereka bisa melihat dengan jelas.
Cahaya api memantul ke dinding gua, membuat dinding gua yang ditumbuhi lumut memancarkan cahaya hijau yang menyeramkan, seperti warna wajah Yi-feng sekarang.
Dia melihat perempuan itu tanpa berkedip, dia melihat perempuan yang telah membuatnya kehilangan semangat hidup. Sepasang tangannya gemetar.
Anak yang berada dalam gendongan Xue Ruo-bi terus menatap Yi-feng, kemudian dia menangis.
Kedua mata Yi-feng tampak merah, dia melihat Xue Ruo-bi, pandangannya turun ke tubuh Xue Ruo-bi yang dulu terlihat langsing sekarang menjadi gemuk. Setelah dilihat dengan lebih teliti, ternyata dia sedang hamil.
Hal ini membuat hati Yi-feng merasa sakit seperti hampir meneteskan darah, tapi Xue Ruo-bi tertawa dan berkata:
"Nan Ren, pasti kau tidak menyangka akan bertemu denganku di sini bukan? Jangan bersikap seperti itu melihatku... " Yi-feng membentak: "Kau masih berani menemuiku?"
Karena hatinya terlalu sakit dan masih bergejolak, membuat Yi-feng tidak bisa menahan diri, dalam keadaan seperti ini siapa yang mampu menahan dirinya?
Tangan kiri Xue Ruo-bi menggendong anak, tangan kanannya memegang korek, dia meluncur ke sisi dari berkata:
"Nan Ren, mengapa kau jadi seperti ini? Begitu galak kepadaku? Kau mengejutkan putra-mu sendiri!"
Kata-kata ini seperti anak panah yang menusuk ke jantung Yi-feng, waktu itu juga dia merasa darah di seluruh tubuhnya membeku, pelan-pelan dia membalikkan badan dan mem-bentak: "Apa yang kau katakan barusan?"
Xue Ruo-bi menggoyang-goyang anak yang ada di dalam pelukannya, dengan lembut dia berkata:
"Xiao Nan, jangan menangis, ini ayahmu, ayo tertawalah kepada ayahmu... "
"Apa yang kau katakan!" bentak Yi-feng
Dia berjalan mendekati Xue Ruo-bi dengan perlahan.
Xue Ruo-bi tertawa, pelan menjawab:
"Ini adalah putramu, sekarang usianya sudah 3 tahun, tapi dia belum pernah bertemu dengan ayahnya!"
Tangan kirinya mengangkat anak yang ada di dalam gendongannya, lalu menyorongkannya ke depan Yi-feng. Anak itu merentangkan tangannya dan berhenti menangis. Dia masuk ke dalam pelukan Yi-feng.
Yi-feng masih terpaku, hatinya terasa kosong. Terpaksa dia menerima uluran tangan anak itu, terdengar Xue Ruo-bi tertawa dan berkata:
"Lihat, Xiao Nan sangat pintar, dia bisa langsung mengenali ayahnya!"
Tangan kirinya membereskan rambutnya, dia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke tempat lebih dalam.
"Di sini sangat gelap, ayo ikut denganku, kalau tidak Xiao Nan akan ketakutan."
Yi-feng masih terpana dan masih menggendong anak itu, anak itu tertawa dengan polos kepadanya. Sepasang tangannya terus digoyang-goyangkan, dia seperti telah mengenal Yi-feng, dengan cepat Yi-feng melangkah ke depan dan membentak,
"Ruo...Xue Ruo-bi, apakah kau berniat menipuku lagi?"
Xue Ruo-bi terus berjalan dengan cepat, kemudian terdengar suara sengau keluar dari hidungnya:
"Kau boleh menghitungnya, sewaktu aku meninggalkanmu, sudah berapa besar anak ini?"
Yi-feng menggendong anak ini dengan erat, dia tidak bisa menerima hal ini.
Tapi perasaan yang terjalin antara ayah dan anak tidak bisa dibiarkan begitu saja, hal ini membuatnya lupa akan segala hal. Dia melang-kah ke depan, tapi Xue Ruo-bi sudah berputar, masuk ke sebuah gua yang luasnya sekitar 50-60 meter.
Hidup manusia benar-benar aneh. Di dalam gua ini, Xue Ruo-bi mengubah nasib Yi-feng, sekarang dia bercanda lagi dengan Yi-feng.
Dengan bengong dia melihat anak yang ada di dalam gendongannya. Anak ini adalah darah dagingnya.
Tapi anak ini terlahir dari seorang perempuan cabul. Sekarang perempuan ini sedang mengandung lagi. Anak yang dikandungnya adalah darah daging orang yang paling dibencinya.
Siapa yang bisa memberitahukan Yi-feng, apa yang harus dilakukannya sekarang?
Dalam keadaan seperti itu Yi-feng pasti merasa kebingungan. Dia berdiri dengan terpaku di tengah gua. Xue Ruo-bi memasang api di sebuah lampu yang tergantung di dinding gua dan langsung memadamkan korek api.
Pelan-pelan dia berbaring di atas ranjang dan tertawa, berkata:
"Sekarang kau harus percaya kalau anak ini adalah anakmu tapi...aku merasa aneh mengapa kau bisa berada di sini? Dan kau ditotok pula, mulut gua ditutupi dengan sebuah batu besar. Saat aku melihat yang terbaring di gua adalah kau, aku benar-benar merasa terkejut."
Di dalam hati Yi-feng merasa sangat marah. Dulu dia benar-benar buta. Setelah dilihat-lihat orang seperti ini dijadikan sebagai istrinya.
Sekarang dia telah menyadari, kecantikan dari dalam hati jauh lebih baik dibandingkan dengan kecantikan di luar. Pelajaran ini dia dapatkan dengan cara yang sangat pahit!
Dia melihat perempuan yang pernah dicintainya yang sekarang sedang berbaring di atas ranjang yang terbuat dari batu. Hatinya panas dan berpikir, 'Tadi dia melihatku tapi dia tidak berani menatapku langsung karena dia tahu kalau aku akan membunuhnya, maka dia segera membawa anak ini...aku memang membencinya, tapi bagaimana aku bisa membunuh ibu dari putraku?'
"Xue Ruo-bi, kau masih tetap cantik seperti dulu, tapi hatimu lebih jahat dibandingkan dulu. Oh Tuhan, mengapa Kau selalu membiarkan masalah semacam ini menimpaku? Bukankah ini tidak adil bagiku?"
Xue Ruo-bi membalikkan tubuh, sambil tertawa dia berkata:
"Hei, mengapa kau tidak bicara? Jangan lupa kalau aku sudah menolongmu. Jika tadi aku berniat membunuhmu, itu akan sangat mudah, jika aku tidak menolongmu apakah kau bisa bertahan hidup lama di sana? Kau... kau benar-benar tidak mempunyai hati nurani. Kau tidak tahu berterima kasih kepadaku."
Yi-feng menekan kemarahannya katanya:
"Di mana suamimu, Xiao-wu? Kau tidak ikut dengannya malah datang kemari, untuk apa?"
Xue Ruo-bi duduk di atas ranjang. Wajah yang tadinya penuh dengan tawa, sekarang tiba-tiba seperti tertutup salju. Dengan marah dia bertanya kepada Yi-feng: "Untuk apa kau bertanya tentangnya?" Yi-feng tertawa dingin:
"Jika bukan aku yang bertanya, lalu siapa yang akan bertanya? Dia sudah menghancurkan keluargaku, merebut istriku, apakah aku harus berterima kasih kepadanya karena berkatnya aku bisa melihat isi hatimu yang cabul dan jahat. Jika bukan karena dia, seumur hidup aku harus tinggal bersama dengan orang seperti dirimu."
Cahaya lampu menyinari wajah Xue Ruo-bi yang cantik. Wajah itu seperti bunga, alisnya melengkung seperti gunung, matanya bening seperti air, tertutup oleh bulu mata yang lentik, bibirnya merah dan kecil, hidungnya mancung.
Ini adalah gambaran Xiao-hun-fu-ren Xue Ruo-bi, benar-benar cantik tapi sorot matanya sekarang terlihat tidak tenang. Raut wajahnya pun terlihat berubah-ubah. Dia adalah seorang perempuan yang sulit ditebak isi hatinya.
Dia menarik nafas panjang, mengulurkan tangannya yang putih seperti giok untuk menghapus air mata di sudut matanya, dia berkata:
"Nan Ren, aku tahu kau sangat membenci-ku tapi kau harus bisa memaafkanku. Aku hanya
seorang perempuan lemah, ilmu silatku pun tidak tinggi, mana mungkin aku bisa melawan Xiao-
wu. Apalagi...waktu itu kau tidak ada di rumah. Nan Ren, kita sudah lama menjadi suami istri,
banyak hal yang harus kusampaikan kepada-mu. Apakah kau tahu, aku... aku., dalam hatiku...
masih "
Kemudian perempuan cantik ini mulai menangis. Dia tampak sedih, sampai-sampai pundaknya terus bergetar karena menangis.
Yi-feng melihat pundak yang bergetar karena menangis, dia malah merasa membencinya, tapi ada perasaan tertentu yang sulit diungkapkan.
Anak yang berada dalam gendongannya menangis. Hati Yi-feng seperti besi, dia juga tahu kalau perempuan yang sedang menangis di ranjang itu, dari luar tampak seperti sedang menangis tapi di dalam hatinya pasti sedang menyusun rencana lain.
Tapi tangisan kedua orang ini membuat hatinya kacau. Ingin menolak permintaan dari mantan istri adalah hal yang sangat menyedihkan.
Hatinya benar-benar berat. Dia menjulurkan sepasang tangannya yang pernah mengalahkan banyak pesilat tangguh, menepuk-nepuk anak kecil yang terlihat polos dan lucu ini. Dia ingin mengucapkan sesuatu tapi entah apa yang harus dia katakan kepada anak ini. Terpaksa dia berjalan pelan-pelan mendekati ranjang.
Tiba-tiba Xue Ruo-bi terduduk di ranjang sambil menghapus air matanya, dia berkata:
"Aku tidak mau tahu apakah kau masih menginginkanku atau tidak. Kita terkurung di sini. Batu di mulut gua itu sangat berat, kita berdua tidak akan sanggup menggesernya dan... jujur kukatakan padamu, aku juga tidak ingin hidup lagi. Tapi mungkin Tuhan masih mengasihaniku, Dia membiarkan aku bisa bertemu denganmu di sini. Aku... aku tidak ingin mendengar perkataaan yang tidak enak, jika kau masih begitu membenciku, bunuh saja aku!"
Melihat anak yang berada dalam pelukannya, dia menarik nafas berat. Seumur hidup dia telah banyak menemui kesulitan tapi belum pernah sesulit sekarang.
Dia terus berpikir, anak yang berada dalam pelukannya sudah berhenti menangis. Dia menjulurkan sepasang tangannya yang kecil dan mengelus-elus wajah Yi-feng yang tampan dan terlihat sedikit lelah.
Sepasang tangan ini seperti membawa tenaga sangat besar, membuatnya kembali ber-semangat untuk hidup.
Yi-feng mengangkat kepalanya, melihat dia dan berkata: "Apa di sini masih ada makanan?"
Xue Ruo-bi mengangguk. Wajahnya terlihat marah dan berkata:
"Nan Ren, apakah kau tahu tempat apa ini? Ini adalah tempat di mana Xiao-wu bermain
perempuan. Perempuan-perempuan yang didapatnya di luar sana akan dibawanya kemari. Dia
mengira aku tidak tahu perbuatannya."
Yi-feng melihat perempuan yang dari luar terlihat cantik tapi hatinya jahat, dia merasa ingin muntah. Terdengar dia berkata:
"Tapi aku sama sekali tidak menyangka perempuan yang semalam dibawanya... " Dengan perasaan benci dia mengeluarkan sehelai sapu tangan dan berkata: "Perempuan itu Xiao Nan-pin."
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang