Dengan langkah besar Wan Tian-pin berjalan di depan. Jika ada ranting pohon yang menghalangi mereka, tangannya segera melayang, ranting-ranting pun langsung beterbangan.
Xiao Nan-pin memegang tangan Yi-feng. Mereka berdua berada di belakang Wan Tian-pin. Darah di wajahnya sudah mengering, bekas lukanya sekarang terlihat lebih jelas, hanya saja Xiao Nan-pin tidak tahu kalau dia terluka parah, dia masih mengira kalau wajahnya hanya terluka ringan dan perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Yi-feng. Tidak ada waktu bagi Xiao Nan-pin memikirkan ini.
Tidak lama kemudian mereka keluar dari hutan. Wan Tian-pin berbalik melihat lalu membentak:
"Ikuti aku!"
Dia berbelok ke kiri.
Xiao Nan-pin benar-benar senang dan berpikir, 'Apakah gua yang dia maksud adalah gua yang semalam kutinggali? Kakak Nan pasti sudah tahu.'
Dia berbalik melihat Yi-feng. Dia terlihat sedang mengerutkan dahi, seperti merasa khawatir. Xiao Nan-pin merasa ane, 'Apakah dia sudah lupa pada gua itu?'
Dia mencubit tangan Yi-feng tapi Yi-feng hanya tersenyum, tidak ada ekspresi lainnya.
"Mungkin dia tidak ingin diketahui oleh pak tua Wan, maka dia seperti biasa saja," dia berusaha menjelaskan pada dirinya sendiri.
Sekarang sudah siang, matahari bersinar sangat terang. Musim dingin sudah berlalu, awal musim semi sudah lewat. Di bawah sinar mata-hari yang terang, Wan Tian-pin tidak memper-lihatkan ilmu meringankan tubuhnya, tapi dia berjalan dengan cepat, orang biasa tidak akan bisa mengejarnya.
Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, Xiao Nan-pin tidak kuat. Yi-feng memapahnya karena merasa kasihan. Xiao Nan-pin memejamkan mata, semua beban dia serahkan kepada Yi-feng, asal dia bisa bersandar di tubuh Yi-feng, walaupun harus berjalan menuju kematian, dia tetap merasa senang. Tiba-tiba Wan Tian-pin berteriak: "Sudah sampai, berhenti!" Xiao Nan-pin membuka matanya, jantungnya berdebar-debar. Jalan ini bukan jalan menuju gua yang mana dia tidak dapat melupakannya seumur hidup.
Wan Tian-pin berkata dengan dingin: "Celah gunung ini ada 30 meter. Kalian masuk dulu, disana ada sebuah gua. di dalam gua tidak ada ular ataupun binatang buas, sekalipun ada; dengan kemampuan ilmu silatmu, kau pasti bisa mengatasinya, setelah kau masuk, aku akan menutup celah-celah gunung ini dan aku akan menunggu di sini selama sebulan. Jika kau bisa menghancurkan sebuah batu, aku akan menambah satu lagi, tidak akan ada harapan bisa keluar dari gunung ini. Mungkin beberapa hari ke depan karena merasa lapar kau tidak akan bertenaga
lagi."
Yi-feng sama sekali tidak mendengar ancaman Wan Tian-pin, dia hanya menjawab:
"Terima kasih Anda sudah memberitahuku, tapi ini juga bukan kehendakku."
"Ayo masuk...." Wan Tian-pin mulai marah Dari jalanan gunung tampak datang seseorang seperti terbang, dari jauh dia terlihat seperti seekor kupu-kupu berwarna hijau. Dia membawa sebuah keranjang. Baju hijaunya tertiup angin melambai-lambai, benar-benar sangat indah.
Begitu Wan-hong datang, keranjang yang dibawanya segera diletakkan di bawah. Di dalamnya berisi dua piring sayur, semangkuk mie, masih ada sepoci arak. Tadi dia berlari kencang tapi mie yang berada di dalam mangkuk, arak yang ada di dalam poci tidak ada satu pun yang tumpah. Wan Tian-pin membalikkan tubuh. Xiao Nan-pin tampak berpikir, 'Mengapa gadis ini begitu baik kepada Kakak Nan?'
Karena cemburu, dia marah tapi perasaannya tidak dikeluarkan.
Sejak ribuan tahun lalu, perempuan yang tidak merasa cemburu sepertinya tidak ada.
Wan-hong berjalan ke sisi jurang. Dia mengangkat sebuah batu besar dan meletakkannya di depan Yi-feng, kemudian mengeluarkan sayur dan arak lalu ditaruh di atas batu.
Sambil tertawa dia berkata: "Mungkin setelah kau masuk harus dalam jangka waktu lama baru bisa keluar dari sana. Di dalam sana tidak ada makanan, makanlah dulu, baru masuk...keadaan begitu terburu-buru, kalau tidak aku bisa memasak dulu untukmu."
Dia memberikan sumpit yang terbuat dari perak kepada Yi-feng:
"Sekarang cepatlah makan, jika sudah dingin tidak akan enak!"
Yi-feng melihat gadis naif ini. Dia menerima sumpitnya karena dia tidak tega menolak. Setelah menerima sumpit yang terlihat sangat berat ini, pelan-pelan dia berkata:
"Nona, terima kasih atas kebaikanmu!" Kemudian dia membalikkan tubuh memberikan sumpit itu kepada Xiao Nan-pin dan berkata:
"Nan Pin, kau makanlah dulu!"
Tapi Xiao Nan-pin malah marah dan membalikkan tubuh. Yi-feng terpana. Tangan kiri ditarik seseorang, suara manja dan marah terdengar:
"Aku memberikan sumpit untukmu, untuk apa kau merasa sungkan?"
Xiao Nan-pin membalikkan tubuh, terlihat wajahnya yang dingin dan berkata:
"Siapa yang butuh? Aku tidak ingin makan."
Di dalam hati Yi-feng ingin tertawa, tapi mana mungkin tawanya bisa bertahan lama?
Dia memegang sumpit itu, melihat ada 2 orang gadis yang cemburu karenanya, melihat sayur yang dihidangkan di atas batu. Sumpit terbuat dari perak, sinar matahari tampak berkilau.
Ini adalah sebuah pemandangan indah, tapi apakah bisa bertahan lama?
Karena itu Yi-feng menarik nafas. Sumpit perak diletakkannya kembali ke atas batu dan berkata:
"Terima kasih Nona, tapi aku tidak bisa makan makanan ini."
Mata Wan-hong terlihat menjadi merah, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi Wan Tian-pin sudah menyela:
"Tidak ingin makan, jangan dipaksa!"
Kemudian tangannya melayang, sayur, mie, dan arak berjatuhan dari atas batu kemudian dia menunjuk ke celah-celah gunung yang jaraknya hanya satu meter. "Cepat masuk!" bentaknya
Alis Yi-feng berkerut, dia mulai marah, tapi Xiao Nan-pin sudah memegangi tangannya: "Apa sulitnya masuk ke dalam?"
Mereka melangkah tapi seseorang berbaju hijau menghalangi mereka. Dia membentak: "Ayahku menyuruh dia masuk, untuk apa kau ikut masuk?"
Xiao Nan-pin melotot dan menjawab: "Kau tidak perlu tahu!" Kemudian dia berbalik kepada Yi-feng: "Mari, kita masuk sekarang, mati pun kita harus bersama." Wan-hong tertawa dingin:
"Belum pernah aku melihat ada orang sepertimu, wajah jelek seperti itu masih memaksa ingin menuntun tangan orang. Apakah kau tidak takut orang itu tidak akan suka karenanya?" "Apa maksudmu?"
"Maksudku adalah kau!"
Tiba-tiba Xiao Nan-pin tertawa keras:
"Kata-kata seperti ini baru kudengar, tidak disangka ada orang yang mengatakan kalau aku, Xiao Xiang Fei Zi adalah si jelek? Kakak Nan, apakah ini hanya sebuah lelucon?" Kedua alis Yi-feng berkerut.
Wan-hong tertawa tergelak-gelak: "Kau memang tidak jelek, kau sangat cantik, cantik!" Dia mengeluarkan sebuah cermin dari balik baju dadanya dan menaruhnya di depan Xiao Nan-pin. Dengan penuh nada penghinaan dia berkata: "Lihat sendiri, kau cantik atau jelek?"
Yi-feng dengan cepat menyambar cermin itu, tapi Wan-hong bergerak lebih cepat lagi. Dia menaruhnya di depan Xiao Nan-pin.
Yi-feng bergerak lagi. Dia merebut cermin itu diri tangan Wan-hong.
Sambil tertawa, Wan-hong meluncur kemudian tangannya melayang. Dia melempar cermin itu ke arah Xiao Nan-pin dan berkata sambil tertawa:
"Lihatlah sendiri!"
Yi-feng ingin merebut kembali cermin itu, tapi dia merasa ada angin menyerang rusuknya. Wan-hong dengan kukunya yang berwarna merah menyerang Yi-feng. Kukunya berwarna merah maka tangannya terlihat sangat putih seperti giok.
Tangan ini menotok ketiak Yi-feng.
Yi-feng terkejut. Kedua telapaknya keluar dan menepis pergelangan Wan-hong tapi Wan-hong tiba-tiba menarik kembali telapaknya. Dia meluncur ke sisi dan berkata: "Aku tidak mau berkelahi denganmu!"
Yi-feng sedikit terpana dan membalikkan tubuhnya. Xiao Nan-pin yang saat itu sudah memegang cermin terus melihat ke cermin, sorot matanya membeku.
Wan Tian-pin tertawa dingin. Apa yang terjadi di depan matanya, dia seperti tidak melihat juga tidak mendengar.
Hati seorang ayah, apalagi menjadi orang tua seorang gadis yang sedang jatuh cinta, tidak akan dimengerti Yi-feng.
Dia merasa aneh melihat sikap Wan Tian-pin, tapi keadaan ini tidak mengijinkannya banyak berpikir. Dia berlari ke depan Xiao Nan-pin dan dengan lembut berkata:
"Nan Pin, jangan takut, luka di wajahmu hanya luka luar, nanti juga akan sembuh."
Pelan-pelan dia mengambil cermin yang masih dipegang Xiao Nan-pin. Tapi Xiao Nan-pin memegang cermin sangat kuat seperti jepitan besi, sedikit pun tidak dikendurkan.
Wan-hong mengambil sepotong rotan kering, lalu memotongnya, sambil tertawa dia berkata:
"Kakak Nan, untuk apa kau harus terus membohonginya? Walaupun luka di wajahnya sudah sembuh, dia tetap akan bopeng."
Tadi dia mendengar Xiao Nan-pin memanggil Yi-feng dengan sebutan Kakak Nan, maka dia pun ikut-ikutan memanggil Kakak Nan. Suara lembut dan merdu terdengar seperti manisnya madu.
Yi-feng berbalik melihatnya dengan pandangan marah. Xiao Nan-pin tertawa terbahak-bahak, dia melempar cermin itu ke dinding jurang.
Yi-feng terkejut, kedua tangannya memegang Xiao Nan-pin:
"Nan Pin, ada apa denganmu?"
Xiao Nan-pin tertawa terus, air matanya terus mengalir turun. Mengalir melewati wajahnya dan menetes ke bawah. Air matanya berubah menjadi merah.
Dia memberontak dari pegangan Yi-feng. Suara tawa berubah menjadi tangisan, suara tangisan seperti suara tawa kemudian mengeluarkan suara yang membuat orang sekalipun hatinya terbuat dari besi juga akan merasa sedih!
Xiao-xiang-fei-zi gadis tercantik di dunia persilatan, orang yang pernah berkelana di dunia
persilatan pasti akan tahu kalau dia sangat cantik seperti dewi di langit, tapi sekarang
Hati Xiao Nan-pin seperti rotan kering yang dipegang Wan-hong, sepotong demi sepotong, diputus lalu terjatuh ke tanah. Dia sadar sekarang dia tidak pantas bersanding lagi dengan Yi-feng tapi kehangatan semalam yang dia rasakan masih terasa di hati Xiao Nan-pin.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dunia begitu luas tapi tidak adajalan yang bisa dilaluinya.
Dalam kebingungan, dia seperti Fu-hu-jin-gang Ruan Da-cheng dan laki-laki lain yang pernah dihinanya, mereka akan menunjuknya sambil mengejek.
Bayangan orang-orang itu berputar-putar di otaknya, semakin berputar semakin cepat, akhirnya menjadi pusing. Dengan terkejut Yi-feng melihatnya dan entah apa yang harus dia lakukan.
Wan-hong yang berdiri di pinggir jurang dengan termangu melihat kejadian ini. Dia merasa sedikit menyesaL.dia seorang gadis polos.
Tie-mian-gu-xing-ke tertawa dingin:
"Hari sudah siang, masuklah! Apa yang kupesan setelah sebulan nanti, kalau kau tidak mau kau masih ada kesempatan untuk memilih lagi."
Tiba-tiba Xiao Nan-pin dengan tangan berlumuran darah menutupi wajahnya sambil menangis. Dia berlari dengan cepat dari sana.
Yi-feng menghalanginya:
"Nan-pin, apa yang kau lakukan? Apa pun bentuk wajahmu, aku... aku akan tetap suka padamu."
Tapi Xiao Nan-pin malah menangis semakin sedih. Sebenarnya banyak hal yang ingin dia ungkapkan, tapi kata-kata itu tersumbat di tenggorokannya, tidak ada satu kata yang bisa keluar.
Akhirnya dengan sedih dia berkata: "Kakak Nan, kau... kau... kau masuklah! Asalkan kau tidak mati... aku... aku pasti akan menjadi istrimu. Kemarin malam... aku... bukankah aku sudah menyerahkan semuanya padamu?"
Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berlari menghampiri mereka dan berkata:
"Mungkin kau hanya mimpi? Kemarin malam bocah tengik ini berada "
Kata-katanya belum selesai, tangan kiri Yi-feng menepis ke arah wajah, tangan kanannya menyerang ke dada Wan Tian-pin.
Tenaga telapaknya sangat kuat seperti harimau gila! Karena semua serangan yang dilancarkan ini adalah serangan terhebat, maka Wan Tian-pin yang berilmu silat tinggi pun, sekarang terpaksa harus berhenti untuk menghindar.
Serangan Yi-feng tidak mengenai sasaran, dia tidak memberi kesempatan pada Wan Tian-pin bernafas. Dia menyerang tubuh Wan Tian-pin.
Wan Tian-pin tertawa dingin, kakinya membentuk kuda-kuda, lengan baju dilambaikan, beberapa serangan berhasil Yi-feng dihindari.
Yang perlu diketahui, Yi-feng memang bukan lawan Wan Tian-pin. Di Wu-liang-shan walaupun Yi-feng bisa menekan Wan Tian-pin, itu semua dikarenakan saat itu Wan Tian-pin terluka dan tenaganya belum pulih.
Sekarang tenaga Wan Tian-pin sudah pulih. Semenjak dia meminum darah Xu-bai yang mengandung obat mujarab, ilmu silatnya maju pesat. Dia tidak takut kepada Yi-feng.
Sesudah beberapa kali menyerang, Yi-feng mulai tidak kuat.
Dengan dingin Wan Tian-pin berkata: "Perempuan itu sudah pergi untuk apa kau mempertaruhkan nyawa? Aku benar-benar tidak mengerti laki-laki sepertimu terlihat pintar tapi sekarang menjadi begini bodoh? Yang mana yang benar, yang mana yang salah, kau tidak bisa membedakannya."
Yi-feng masih terus menyerangnya tapi matanya terus mencari Xiao Nan-pin. Bayangan Xiao Nan-pin sudah tidak terlihat. "Apakah kau ingin kabur?"
Lengan bajunya berkibar, tenaga telapak menghasilkan angin kencang membuat Yi-feng harus terus mundur. Sekarang ingin membalas pun sudah tidak mempunyai tenaga lagi. Wan Tian-pin membentak: "Kau ingin mati atau hidup?"
Yi-feng meraung dan menyerang lagi tapi pergelangannya tiba-tiba dipegang kuat oleh Wan Tian-pin.
Sekarang mata Yi-feng terlihat mengeluarkan api, mata merahnya terus melihat Wan-hong, kemudian dengan marah membentak:
"Semua gara-garamu, maka berakhir seperti ini!"
Dia ingin melepaskan tangan kanannya tapi tangan itu seperti dijepit oleh penjepit besar, kemudian nadi pergelangannya terasa mati rasa dan tenaga di sekujur tubuhnya serasa meng-hilang.
Tie-mian-gu-xing-ke terkenal dengan tenaga telapaknya. Tenaga tangannya sangat mengejutkan, Yi-feng yang dipegang erat olehnya, tentu saja tidak akan bisa terlepas dari cengkramannya.
"Kau ingin mati atau hidup?" tanya Wan Tian-pin lagi
Sorot mata Yi-feng berkobar seperti api melihat Wan Tian-pin, bibirnya terkatup rapat.
Seumur hidup Tie-mian-gu-xing-ke, dia telah membunuh banyak orang tapi melihat sorot mata Yi-feng sekarang, dia juga terkejut. 'Orang ini bersifat sangat keras, jika hari ini aku melepaskannya kelak dia pasti akan berusaha membalas dendam kepadaku.'
Di mata Wan Tian-pin terlihat ada aura membunuh, pelan-pelan dia mengangkat tangan kiri dan memukul wajah Yi-feng. Tapi baru saja telapaknya dikeluarkan, Wan-hong berlari menghalangi serangan telapak ayahnya.
Dengan manja dia berkata:
"Ayah, lebih baik kurung dia saja di dalam gua itu, biar dia bisa berpikir jernih di dalam sana. Mungkin... mungkin nanti dia bisa menjadi murid ayah."
Diam-diam Tie-mian-gu-xing-ke menarik nafas, dia tahu putrinya sudah jatuh cinta pada Yi-feng. Seumur hidup dia sering menyalati hati banyak orang, sekarang dia tidak ingin putrinya merasa sedih.
Karena itu pelan-pelan dia menarik kembali tangannya. Kedua mata Yi-feng terlihat masih dipejamkan, dia tidak peduli apakah dia akan mati atau hidup.
Wan Tian-pin mengeluh, tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Yi-feng dan menarik Yi-feng ke celah-celah gunung kemudian menotok nadi punggungnya, lalu mendorong Yi-feng masuk ke celah gunung.
Wan-hong melihat ayahnya mendorong laki-laki yang dicintai ke dalam celah-celah gunung, lalu mendorong 2 bongkah batu besar, sepertinya memang sudah dipersiapkan untuk menutupi celah itu karena ukurannya sangat pas.
Kedua batu besar ini beratnya mungkin ada ribuan kilogram. Tie-mian-gu-xing-ke yang tersohor di dunia persilatan ketika mendorong batu itupun harus sekuat tenaga, apalagi Yi-feng yang saat itu sudah ditotok, mana mungkin dia bisa membukanya. Tie-mian-gu-xing-ke menaruh 2 bongkah batu besar lagi di luar.
Wan-hong menundukkan kepalanya seperti memikirkan sesuatu.
Hari di musim dingin lebih pendek, sekarang matahari sudah terbenam, angin gunung semakin kencang berhembus dia merasa dingin. Ketika Wan-hong sedih, ayahnya tertawa:
"Hong-er, kau tidak perlu bersedih, 5-6 hari kemudian, ketika dia mulai lapar, aku akan melepaskannya. Anak bodoh, masak ayah tidak tahu apa yang kau pikirkan?"
Wan-hong tetap menundukkan kepalanya tapi wajahnya menjadi merah dan dengan malu-malu dia masuk ke dalam pelukan ayahnya:
"Apa yang ayah tahu, apakah ayah tahu aku sedang memikirkan apa?"
Tapi dia tetap bertanya:
"Ayah, totokan tadi jika dalam waktu lama tidak dibuka apakah akan membuatnya terluka?" Wan Tian-pin tertawa terbahak-bahak:
"Anak bodoh, kau tenang saja! Ayah tahu sampai di mana batasnya, tidak sampai 2 jam nadinya akan terbuka sendiri."
Perampok besar ini sekarang tertawa senang. Dia menjawab pertanyaan putrinya kalau totokan Yi-feng harus 2 jam lagi baru terbuka. Sebenarnya setelah setengah jam pun, nadinya akan terbuka dengan sendirinya, hanya saja aliran darah orang ini memerlukan waktu satu bulan baru bisa berjalan lancar kembali. Maka walaupun Yi-feng mempunyai 'Tian-xing-mi-ji' dia tetap tidak bisa belajar di dalam gua.
Seumur hidup Wan Tian-pin berkelana di dunia persilatan, dia sangat teliti dan sangat cerdik, jarang orang bisa menandinginya, dan dia juga terkenal karena tenaga telapaknya. Dia sangat percaya kalau totokannya telah mencapai tahap tertinggi maka semua tidak akan menjadi masalah. Dia bisa menguasai tenaga totokannya.
Tapi orang cerdik dan berpengalaman banyak dalam hal ini sama sekali tidak menyang-ka kalau orang yang ditotoknya tadi tidak membutuhkan waktu sampai 2 jam untuk membuat nadinya terbuka.
0-0-0
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
General FictionDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...