44. Mulai Ada Titik Terang

1.4K 28 0
                                    

Saat Xiao Nan-pin siuman, dia mendengar suara kereta yang sedang berjalan. Dia sadar dia
berada di sebuah kereta. Dia melihat situasi dalam kereta, dia hanya sendiri:
"Apa yang mereka akan melakukan kepadaku "
Ketika dia sedang berpikir, dari jendela Qi-hai-yu-zi menjulurkan kepalanya, dengan tersenyum dia berkata:
"Aku tahu kalau kau adalah perempuan, aku tidak akan mempersulitmu. Dari senjata rahasia yang kau gunakan, aku bisa menebak kalau kau adalah putri 'Xiao San-ye'. Ketika ayahmu masih hidup, beliau sangat akrab dengan teman-teman kalangan persilatan, memandang wajahnya, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Setelah aku selesai menyelidiki dirimu, baru aku akan melepaskanmu."
Senyumnya ditarik dan berkata lagi:
"Sekarang kau berada di dalam kereta nyaman ini, udara begitu dingin, bukankah keadaanmu di sini lebih nyaman, dibandingkan aku yang harus menunggang kuda?"
"Tapi kau jangan terus bergerak-gerak, nadimu sudah kutotok, kau sudah tidak punya tenaga!"
Qi-hai-yu-zi menarik kembali kepalanya. Xiao Nan-pin mencoba mengatur nafasnya, apa yang dikatakan Qi-hai-yu-zi ternyata benar. Dia marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Pagi dan siang kereta terus berjalan, kereta hanya berhenti di malam hari, tapi mereka tidak membawa Xiao Nan-pin turun dari kereta.
Xiao Nan-pin merasa hal ini lebih baik, dia bisa lebih menenangkan diri.
Qi-hai-yu-zi adalah orang licik dan sadis, tapi dia bukan lelaki pemogoran, karena itu dia selalu memberi makan dan minum tepat waktu kepada Xiao Nan-pin.
Walaupun Xiao Nan-pin tidak sampai kelaparan, tapi setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari, dalam dua hari ini Xiao-xiang-fei-zi yang sombong ini merasa benar-benar tersiksa. Dia ingin menangis tapi takut Wei-ao-wu akan mendengarnya dari luar.
Terpaksa dia menyimpan rapat-rapat kesedihannya.
Dia berusaha tidak memikirkan Yi-feng, tapi bayangan Yi-feng selalu melintas di benaknya. Kepada siapa dia bisa mengeluhkan perasaan sedih dan rindunya ini?
Dia hanya duduk di dalam kereta, dia tidak tahu kemana kereta ini berjalan juga tidak tahu di mana dia sekarang?
Pada suatu hari tiba-tiba dia mendengar teriakan:
"Ketua Wei! Ketua Wei!"
Kereta segera dihentikan, suara derap langkah kuda yang berlari kencang berhenti di belakang kereta. Seseorang bicara dengan keras:
"Ketua Wei, untung aku bisa bertemu denganmu di sini. Selama dua hari ini banyak kejadian aneh terjadi, jika tidak bertemu dengan Anda, aku benar-benar bingung!"
Sambil tertawa Wei-ao-wu bertanya:
"Apa yang membuat seorang Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang begitu terburu-buru? Aku benar-benar penasaran."
Xiao Nan-pin yang berada dalam kereta Mengerutkan dahi dan berpikir, Apakah murid Shao Iin juga telah masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao? Sepertinya kekuasaan Tian-zheng-jiao semakin hari semakin kuat, orang seperti Pan-long-yun-gun (Naga menjulurkan pentungan), Jiang Bo-yang saja bisa ditarik masuk menjadi anggota Tian-zheng-jiao."
Dia merasa semakin cemas karena 'Kakak Nan' nya akan semakin sulit untuk membalas dendam.
Terdengar Shao-lin Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang berkata:
"Kakak Wei, apakah kau tahu mengapa ketua Kita selama dua hari ini berada di He-nan? Ketika aku berada di kota Kai-feng, aku bertemu dengan ketua, dia menyuruhku mengumpulkan semua saudara kita di sana. Malam itu juga kami mengadakan rapat, hal ini terasa sangat janggal karena belum pernah terjadi sebelumnya. Begitu malam tiba, semua dengan hormat menunggu kedatangan ketua, tapi ketua tidak datang. Yang datang malah beberapa orang dengan wajah ditutup kemudian mereka menghancurkan kantor kami yang ada di kota Kai-feng."
Qi-hai-yu-zi benar-benar terkejut, Jiang Bo-yang menambahkan lagi:
"Laki-laki yang wajahnya ditutup itu berilmu tinggi. Ilmu pedang yang mereka pakai belum pernah kulihat di Jian-nan. Kakak Wei, kau tahu kantor yang ada di kota Kai-feng, tidak ada seorang pun yang berkepandaian tinggi, aku sendiri sulit melawan 4 tangan musuh. Aku hanya bisa bertahan sebentar tidak lama aku pun terluka."
Dia berhenti sejenak, mungkin waktu itu saat melihat keadaan tidak menguntungkan baginya, maka dia pun melarikan diri!
Dia menjelaskan lagi:
"Hal ini sangat mencurigakan, karena itu aku pergi ke kantor pusat untuk bertanya lebih jauh, tidak disangka aku bisa bertemu dengan Kakak Wei di sini. Menurut Kakak apa yang menjadi sebab semua ini?"
Hati Xiao Nan-pin berdebar-debar. Dari kata-kata Jiang Bo-yang, dia tahu pelakunya pasti Yi-feng dan Fei-hong-qi-jian.
"Mungkin Kakak Nan berhasil menjelaskan hal sebenarnya kepada Fei-hong-qi-jian, maka mereka pun membantu menghancurkan kantor cabang Tian-zheng-jiao, tapi di mana Kakak Nan sekarang? Apakah dia tahu kalau keadaanku tersiksa? Jika dia tahu, apakah dia akan datang untuk menolongku?"
Dia menarik nafas perlahan, takut suara tarikan nafasnya akan terdengar oleh Qi-hai-yu-zi yang licik dan pintar.
Di luar kereta tidak terdengar suara apa pun, mugkin Wei-ao-wu sedang memikirkan hal ini. Tiba-tiba dia berkata:
"Ini memang kejadian aneh, aku pun tidak tahu apa sebabnya. Menurutku, lebih baik Ketua Jiang kembali dulu ke kota Kai-feng. Kumpulkan kembali saudara-saudara kita yang terluka dan rapikan dulu kantor cabang Kai-feng. Setelah aku tiba di kantor pusat baru aku akan menyelidikinya, dan aku akan memberitahukan hasilnya padamu."
Sepertinya dia ikut menarik nafas, Pan-long-yun-gun Jiang Bo-yang segera menjawab:
"Kalau begitu, aku kembali dulu. Tidak sangka kantor cabang Kai-feng bisa hancur separuh, padahal didirikan dengan susah payah. Keadaan pun masih belum jelas sekarang."
Mereka berdua seperti mempunyai beban pikiran berat, tidak lama kemudian Xiao Nan-pin mendengar suara kuda berlari semakin menjauh, Pan-long-yun-gun, Jiang Bo-yang sudah pergi dari sana.
Kereta berjalan lagi, Xiao Nan-pin merasa .ingat senang tapi juga marah. Pikirannya mulai kacau. Dia telah mendengar berita tentang Yi-feng.
Kereta berjalan tidak lama, tidak seperti biasanya, siang hari kereta itu berhenti. Dari suara ramai-ramai di luar, Xiao Nan-pin tahu kalau tempat dimana mereka berhenti adalah tempat yang padat penduduk.
Yang lebih tidak biasa lagi, ada dua orang V-uig memapah Xiao Nan-pin keluar dari kereta dan memasuki sebuah penginapan, tapi Qi-hai-yu-zi l u lak terlihat.
Diam-diam Xiao Nan-pin menebak, Wei-ao-wu pasti pergi untuk mencari tahu. Sekarang yang mengawasinya adalah 2 orang pemuda.
Mereka sudah melepaskan baju biksu panjang mereka, Xiao Nan-pin tahu kalau mereka adalah biksu palsu dari Tian-zheng-jiao. Dia dipapah masuk ke sebuah kamar luas. Kedua orang ini mengawasi di sisinya.
Xiao Nan-pin tahu dengan kemampuan ilmu silatnya, tidak sulit untuk membereskan kedua orang ini, tapi dia masih ditotok. Dia tidak bertenaga sama sekali, terpaksa dengan mata melotot, dia berbaring di tempat tidur. Apa boleh buat.
Kedua pemuda itu mengobrol dengan senang, banyak perkataan mereka yang membuat Xiao Nan-pin marah. Dia ingin memotong lidah mereka. Dua laki-laki muda itu tahu orang yang di depan mereka sekarang ini adalah Xiao-xiang-fei-zi yang terkenal dengan kesadisannya dan sekarang dia tidak berdaya, maka mereka bicara semakin mesum, tertawanya juga semakin keras.
Bagi Xiao Nan-pin asalkan kedua laki-laki ini tidak sampai menggerayanginya, dia sudah merasa sangat berterima kasih. Apa yang mereka katakan terpaksa didengarnya.
Terpaksa dia mengenang Yi-feng, hanya dengan demikian dia bisa melupakan masalah yang mengganjal. Tapi masalah tersebut malah mengikuti bayangan Yi-feng masuk ke dalam hatinya.
Keadaan semakin gelap, hari sudah gelap. Lampu sudah dipasang tapi Qi-hai-yu-zi masih belum kembali. Pelayan datang mengantarkan sayur dan nasi, tapi hati Xiao Nan-pin bertambah kacau lagi, dia hanya memejamkan mata.
Tiba-tiba pundaknya didorong seseorang, saat dia membuka mata, seorang laki-laki tertawa mesum kepadanya:
"Apakah sekarang kau mau makan?"
Xiao Nan-pin menggelengkan kepalanya, dia memejamkan matanya lagi. Laki-laki itu kembali ke tempatnya sambil tertawa. Sepertinya mereka minum sambil bermain tebak-tebakan.
Tidak lama kemudian, kedua laki-laki itu mulai bernyanyi. Salah satu dari mereka bernyanyi dengan suara sember.
Hati Xiao Nan-pin kacau seperti benang kusut. Tiba-tiba dia mencium bau arak menusuk hidungnya. Saat membuka mata, jantungnya seperti akan meloncat keluar.
Wajah merah seseorang dan berkeringat serta bau arak menyengat mendekatinya. Dia berbicara:
"Adik, biarkan aku melihatmu dulu!"
"Hai bocah, kau benar-benar berani, apakah kau tidak takut Ketua Wei akan memenggal kepalamu?" salah seorang berkata seperti itu. Dia tertawa terbahak-bahak: "Aku sedikit takut juga."
Sekarang Xiao Nan-pin seperti orang yang terjatuh ke danau yang dalam dan tidak bisa berenang. Wajah orang itu semakin dekat dan dekat.
Xiao Nan-pin mendorong dan menendang, tapi wajah itu semakin mendekati wajahnya. Siapa yang bisa menolong gadis malang ini? Xiao Nan-pin mengenakan pakaian musim dingin yang tebal, tapi...
BREEEK! Baju bagian depannya disobek. Hati Xiao Nan-pin seperti ditusuk pedang karena dia sadar akan terjadi sesuatu padanya.
Tawa mereka seperti suara burung hantu juga seperti anjing gila waktu musim kawin. Semua ini berbaur menjadi satu menusuk telinganya.
Tapi ketika hal itu akan terjadi.
Tiba-tiba...
Tawa aneh itu tiba-tiba membeku kemudian terdengar teriakan yang memilukan.
Xiao Nan-pin segera membuka matanya. Wajah merah dan berkeringat itu sudah menghilang dari hadapannya. Sosok seseorang yang tampan menebas kepala laki-laki yang satu lagi.
Laki-laki muda itu juga mengeluarkan terakan memilukan kemudian nasibnya sama dengan temannya, mati dengan mengenaskan.
Xiao Nan-pin melihat sosok orang yang membalikkan kepala dengan wajah girang, wajah yang sangat dikenalnya muncul di hadapannya. Jika dia tidak ditotok mungkin dia akan segera meloncat-loncat kegirangan. Sekarang dia tidak bertenaga, dia hanya bisa memanggil dengan senang:
"Kakak Nan!"
Kedua kata ini seperti lagu indah yang terus berkumandang. Dia melihat Kakak Nan berdiri di depan ranjangnya, tapi dia tidak marah.
Seorang perempuan ketika melihat orang yang dicintainya, walaupun bukan di saat yang tepat, tapi dia hanya akan merasa malu tapi tidak akan sampai marah.
Dia malu-malu, jantungnya berdebar-debar karena Kakak Nan sekarang ini menjulurkan tangannya untuk menutupi dadanya yang terbuka. Tawa indah dan ju ga tawa yang dibencinya...
Wajah Xiao Nan-pin memerah. Ketika dia ingin bertanya mengapa Kakak Nan sejak tadi tidak bicara padanya, dia juga melihat wajah Kakak Nan yang diubahnya dengan menggunakan keterampilan tangannya belum dibuka...tapi tiba-tiba keadaan berubah.
Yang pasti dia ikut terkejut, ternyata di luar pintu terdengar suara Qi-hai-yu-zi yang sedang berbicara. Karena itu dia memanggil:
"Kakak Nan!"
Perkataannya belum habis, tangan Kakak Nan langsung menutup mulutnya. Satu tangan lagi memegang pinggangnya lalu membopongnya pergi dari sana. Dia membawa Xiao Nan-pin keluar melalui jendela.
Xiao Nan-pin merasa nyaman dan senang berada dalam pelukan erat Kakak Nan nya.
Kakak Nan menggunakan kecepatan tinggi berlari, membuat Xiao Nan-pin yang berada dalam pelukannya merasa sedikit pusing.
Tapi walaupun Xiao Nan-pin merasa pusing tapi dia merasa sedang berbaring di sebuah ranjang yang empuk, kadang-kadang dia merintih karena merasa bahagia.
Setelah lama mereka berlari, Xiao Nan-pin merasa mereka menaiki sebuah gunung kemudian masuk ke hutan. Dia melihat salju yang menum-puk di bawah dan ranting layu yang berada di atas permukaan salju.
"Mengapa Kakak Nan membawaku ke tempat seperti ini?"
Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tapi dia mencari jawabannya. Sekarang jawaban seperti apapun tetap bisa membuat gadis ini merasa puas karena sekarang ini dia berada dalam pelukan orang yang dicintainya. Bukankah jawaban ini lebih indah dibandingkan dengan jawaban lainnya?
Akhirnya Kakak Nan berhenti juga, Xiao Nan-pin membuka mata yang baru dipejamkannya tadi. dia melihat sekarang mereka berada di sebuah gua.
Dia merasa aneh, tapi perasaan anehnya ini begitu lemah tidak ada sepersepuluh ribu dari kegembiraan hatinya.
Dia diletakkan di bawah. Bukan di tanah tapi di sebuah ranjang. Masih terasa kasur dan selimut yang nyaman, ada apa ini?
Wajah Kakak Nan yang berseri-seri muncul di depannya. Keadaan gelap membuatnya tidak begitu jelas melihat tawanya tapi Xiao Nan-pin bisa merasakan tawa hangatnya.
Tidak disangka apa yang diinginkannya selama ini sekarang bisa tercapai.
Dengan bahagia dia memanggil:
"Kakak Nan... " Pinggangnya terasa longar, ternyata totoknya sudah dibuka. Tapi Xiao Nan-pin malah merasa lebih lemas dan tidak bertenaga. Dalam keadaan seperti itu apa yang harus dia katakan?
Sekarang dia bahagia tapi juga sedih, sedih tapi juga bahagia. Kebahagiaan yang menyedihkan, di dalam kesedihan terdapat kebahagiaan. Dia bingung... Hari mulai terang.
Xiao Nan-pin dengan malas membalikkan tubuhnya, orang yang di sisinya entah pergi kemana? Dia mengosok-gosokan matanya, ternyata tempat ini adalah sebuah gua yang sudah diubah. Tapi gua ini kosong, tidak ada siapa pun di sini. "Apakah semalam aku hanya bermimpi?"
Dia meloncat bangun, dengan sedih dia mengerutkan alis dan dia mengambil kesimpulan: "Ini bukan mimpi!"
Dia bingung dengan kejadian semalam... kebingungan yang lembut masih bercokol di dalam hatinya, dia ingin kembali mengingat dan mengingat dengan jelas.
Dalam kekacauannya apa yang Kakak Nan tanyakan dan apa yang dijawabnya, dia benar-benar sudah lupa. Tapi semua ini tidak menjadi masalah baginya karena ada hal yang lebih penting lagi sekarang.
"Mungkin dia pergi mencari makanan untukku, dia akan segera kembali. Ah... ini sangat aneh, ternyata kesenangan lebih banyak dibandingkan kesedihan."
Dia menghibur dirinya sendiri kemudian berbaring lagi di tempat tidur. Tempat tidur terbuat dari batu, kecuali tempat tidur masih ada meja batu dan barang-barang lainnya.
"Mungkin gua ini dibuat untuk menghindari kejaran musuh. Dia orang aneh tapi asal aku bisa hidup bersamanya, walaupun harus seharian berada di dalam gua, aku merasa sangat senang." Waktu berlalu dengan lambat. Hati Xiao Nan-pin yang tadinya diliputi perasan lembut semakin lama berubah menjadi cemas, dari rasa cemas menjadi bingung, dari bingung menjadi kaget, akhirnya menjadi dia takut!
Banyak hal belum terpikirkan sebelumnya sekarang masuk ke otaknya, mengapa dia bisa tahu aku berada di penginapan itu? Mengapa dia tidak bicara sepatah kata pun kepadaku... mengapa dia begitu aneh kepadaku? Dia bukan orang seperti itu?'
Wajah Xiao Nan-pin yang tadinya merah berubah menjadi pucat. Dia gemetar karena takut.
Jika dia bukan Kakak Nan, siapakah dia sebenarnya?...apakah... apakah dia!
"Ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu." Beberapa kata ini muncul dalam pikiran gadis ini. Dia mulai merasa pusing dan tidak bisa menguasai diri lagi.
Dalam kebingungannya dia melihat wajah itu berputar-putar dan tertawa sadis lalu menindih tubuhnya. Dia sendiri yang menciptakan wajah ini.
Sewaktu dia mengubah wajah orang yang dicintainya sedikit berbeda dengan aslinya, baginya dunia ini tidak seperti dunia sekarang ini. Siapa pun tidak akan menyangka berkat sepasang tangannya yang lembut ini, dia mengubah nasibnya sendiri juga nasib sebagian orang, juga mengubah nasib dunia persilatan.
Wajah itu terus berputar dalam otaknya. Dia merangkak bangun dan mulai memakai bajunya. Dia melihat gua yang telah mengubah nasib hidupnya.
Dia merangkak keluar keluar dari gua. Di luar gua masih terlihat sebuah terowongan panjang. Dia keluar dari celah bebatuan.
Gua tidak berubah karena dia berubah. Tanah yang dipenuhi salju, dia berjalan dengan terseok-seok. Meninggalkan jejak kakinya.
Dia merangkai semua kejadian dalam otak, Qi-hai-yu-zi keluar...dia mencari Xiao-wu...Xiao-wu tahu ada orang yang mirip dengannya...dan tahu orang itu adalah temannya...karena itu mereka memasang perangkap... satu persatu dihubungkan menjadi kejadian yang kejam.
Kekejaman ini menindih ke dalam benaknya membuat hatinya meneteskan air empedu yang pahit.
Tapi dia berharap dan menginginkan laki-laki kemarin adalah Kakak Nan yang asli.
Ini adalah sebuah harapan dalam keputusasaannya. Harapan ini memberinya sedikit semangat untuk melanjutkan perjalanan. Gadis ini tadinya sombong dan sangat kejam, sekarang dia hanya seorang gadis lemah dan sangat dikasihani keadaannya.
Ketika naik gunung ini, dia berada dalam pelukan orang yang dianggapnya Kakak Nan. Sekarang Xiao Nan-pin merasa bingung. Ketika dia mencari jalan untuk turun gunung, dia baru merasa kalau gunung ini sangat tinggi. Ini di luar dugaannya, apalagi jalan gunung ini dipenuhi salju dia harus berhati-hati melangkah. Karena kondisi tanah melandai maka dia bisa berjalan dengan cepat
Baru saja dia berjalan sebentar, dia berhenti karena merasa jalan yang diambilnya bukan jalan turun gunung. Sekarang di depan adalah terbentang puncak gunung.
Ada sebuah jalan sangat sempit mengelilingi gunung itu dan berlanjut ke belakang gunung. Karena hanya melihat sebagian jalan gunung dia tidak tahu apakah jalan ini akan membawanya ke atas atau ke bawah gunung. Dia berhenti karena bingung.
Jika hatinya tenang dan cukup tenaga, dia bisa melewati jalan di depannya itu walaupun jalan itu akan membawanya naik gunung, dia pasti akan mencobanya. Tapi sekarang dia merasa tubuhnya lemah, dia sendiri pun masih dalam keadaan kebingungan.
Karena itu dia hanya bisa menarik nafas dan berjalan kembali ke tempat semula untuk turun gunung, tapi begitu dia berbalik, jalan semakin menanjak.
Dia tidak mempunyai tenaga dan waktu untuk mencari tahu. langkahnya semakin pelan, hal yang terjadi kemarin malam membuat hatinya hancur.
Tiba-tiba terdengar suara, membuatnya sadar dari kebingungannya. Suara ini sangat dikenalnya, membuatnya berhenti melangkah.
Tapi suara ini terdengar sangat jauh, dia mendengar lagi dengan seksama kemudian dia segera berlari ke sumber suara itu.
Tenaganya mulai pulih, ternyata suara yang didengarnya adalah suara Kakak Nan. Jika Kakak Nan berada di gunung ini, berarti kemarin malam adalah Kakak Nan yang asli?
Berarti tebakannya tadi hanya hal yang sangat tidak masuk akal.
Bukankah hal ini hal yang menyenangkan? dalam keadaan seperti itu, walaupun suara ini datang dari langit, dia tetap akan mencarinya.
Walaupun kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dia akan merangkak. Sekarang dia masih bisa berlari.
Di kedua sisi jalan adalah hutan yang layu tapi pepohonan masih banyak. Salju mulai mencair tapi ada juga salju yang belum mencair.
Dia berlari dengan keadaan yang begitu sulit, dengan susah payah dia mencari Kakak Nan. Akhirnya dia menemukan satu hal di mana dia rela mengorbankan kebahagiaannya seumur hidup atau bahkan harus mengorbankan nyawa...dia rela menukarnya dengan hal ini.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang