52. Memasang Kain Berwarna Menjemput Tamu

1.2K 30 0
                                    

Yi-feng melihat ke seberang jurang, tiba-tiba dari loteng rumah itu diturunkan sehelai kain panjang. Dua orang pelayan perempuan memegang ujung kain. Kemudian secara bersama-sama mengibarkannya. Kain berwarna dan panjangnya mencapai puluhan meter itu tampak berkibar tertiup angin. Tahulah kalau kedua pelayan itu mempunyai ilmu silat yang lumayan tinggi.
Tie-mian-gu-xing-ke kembali bersiul panjang. Tubuhnya bergerak seperti seekor bangau terbang, dia terbang menuju kain berwarna itu, kemudian dia mengeluarkan sedikit tangannya. Kain ditarik kembali, perampok besar yang terkenal di dunia persilatan ini mengikuti gerakan kain yang ditarik kembali, dia telah menyeberangi jurang.
Dari jauh Yi-feng melihat gadis berbaju hijau itu memeluk ayahnya dengan erat. Perempuan setengah baya itu tampak berbisik kepada kedua pelayan tadi, kedua pelayan itu segera melambaikan tangannya, kain berwarna itu segera dilempar lagi. Kain bergerak seperti pelangi.
Yi-feng tidak segera mengikuti gerakan kain yang terbang itu. Karena banyak hal yang tidak bisa diputuskan dengan sembarangan. Apalagi hal yang menyangkut hidup dan matinya. Yi-feng juga manusia, kalau dia menyerahkan nyawanya ke tangan kedua pelayan itu, bukankah dia bertindak sangat ceroboh?
Dalam keraguannya, terdengar Tie-mian-gu-xing-ke berteriak dari seberang sana:
"Adik, cepatlah kemari!"
Dia memukul kain berwarna itu, kain tampak bergetar dan terbang lagi, seperti seekor naga sakti yang turun dari langit.
Dengan bantuan cahaya lampu, kain itu tampak berkilauan, kain itu seperti bukan terbuat dari hasil tenunan.
Suara Wan Tian-pin baru selesai, dari seberang jurang terdengar teriakan seorang perempuan: "Apakah aku yang harus ke sana untuk menjemputmu? Di sini...."
Kata-katanya belum selesai, Yi-feng sudah tertawa, kemudian dia pun meloncat, bajunya yang besar belum diselipkan di pinggangnya dengan rapi, maka baju itu pun berkibar, dia seperti sedang menaiki angin.
Saat tangannya memegang kain berwarna itu, tangannya terasa dingin, kain itu seperti terbuat dari bahan emas juga seperti dari besi. Kedua pelayan itu bersuara, keempat tangan mereka terangkat ke atas, kain berputar kembali, Yi-feng mengumpulkan nafasnya, tanpa menunggu kain ditarik kembali, tubuhnya yang panjang melesat terbang ke angkasa.
Awalnya dia setengah membungkukkan tubuhnya, sekarang kedua tangannya direntangkan. Sekarang dia naik lagi setinggi 2.50 meter, dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas, dia meluncur seperti sebuah anak panah ke arah loteng, seperti sebuah lukisan.
Gadis berbaju hijau itu berteriak:
"Ilmu silatmu hebat!"
Tie-mian-gu-xing-ke juga tertawa panjang. Tiga orang itu dalam waktu bersamaan mendarat di loteng.
Tangan kanan perempuan setengah baya itu masih memegangi pelayannya, dengan suara kecil dia berkata:
"Tian-pin, mengapa baru sekarang kau pulang?"
Suara yang mengandung rasa rindu dan bingung, tidak membutuhkan kata-kata lainnya untuk mengungkapkan perasaannya. Hanya beberapa kata ini telah membuat siapa pun yang mendengar termasuk Yi-feng ikut merasa sedih.
Tampak Wajah Besi Wan Tian-pin agak berubah, dia melangkah ke depan, memegang tangan kanan perempuan setengah baya itu dan menatapnya, tapi Wan Tian-pin tidak mengatakan apapun.
Ribuan bahkan puluhan ribu bahasa, terbias dari tatapan mata mereka! Perempuan setengah baya itu menyeka sudut matanya dengan lengan baju, dia berusaha tertawa dan berkata:
"Tidak disangka, kau akan pulang kali ini, dan kau membawa seorang tamu. Hhhh! Selama 10 tahun kami hampir melupakan dunia ini kecuali kami yang tinggal di sini, masih ada orang lain." Diam-diam Yi-feng menghela nafas.
Perempuan setengah baya dengan rambut digelung, terlihat wajahnya lesu, kedua matanya yang tadinya tampak bening, sudut matanya terlihat banyak kerutan, selama bertahun-tahun waktu terindah dalam hidup perempuan ini dilewati dengan rasa sepi.
Wan Tian-pin menarik nafas dan berusaha tertawa:
"Ini istriku, ini Xiao-wu, Adik Xiao, Hei...Hui Qi, hari ini kita bisa bertemu kembali, semua ini karena Adik Xiao, kalau tidak ada Adik Xiao, aku sudah mati."
Istri Tie-mian-gu-xing-ke memberi hormat kepada Yi-feng, Yi-feng segera membalasnya, dalam hati dia berkata, 'Tidak disangka, siluman seperti Tie-mian-gu-xing-ke mempunyai istri dan anak seperti mereka. Kalau aku memberitahu keadaan ini kepada orang lain, mungkin tidak ada yang mempercayainya?'
Dia melihat kedua pelayan tadi, dari jauh mereka terlihat seperti dua orang gadis belia, ternyata setelah dilihat dengan teliti ternyata di sudut mata terlihat sudah ada kerutan. Mungkin usia mereka sekitar 30 tahunan. Dari mata dan alis, terlihat kalau mereka hidup dengan kekhawatiran. Ternyata sewaktu gadis-gadis ini baru datang mereka sangat belia, sekarang 10 tahun telah berlalu, dandanan mereka tidak berubah, tapi hati mereka yang sedih telah membuat mereka bertambah tua. Siapa yang bisa merasakan perasaan seperti ini?
Tangga yang panjang, mereka terus menuruninya, suami istri Tie-mian-gu-xing-ke senang menyambut tamu. Beberapa pelayan terlihat mulai tua, mereka memegangi lampu dan terus berjalan. Yi-feng berjalan di depan, gadis berbaju hijau itu tertawa kepadanya dan berkata:
"Waktu aku dan ibu pertama mendengar siulan ayah, kami masih tidak percaya kalau ayah benar-benar sudah pulang! Pernah sekali waktu aku mendengar ada siulan, ternyata itu hanya burung hantu yang berteriak dari luar, aku mengira itu adalah suara ayah, suara ayah yang pulang!"
Yi-feng merasakan tawa gadis ini mengandung kesedihan yang dalam.
Dia berpikir lagi mengenai dirinya sendiri, apa maksud Tie-mian-gu-xing-ke membawanya ke sini? Dia mengeluh, mengapa hal ini bisa terjadi padanya? Wajahnya telah diubah dengan ketrampilan tangan Xiao Nan-pin, dan secara kebetulan bisa mirip dengan Xiao-wu. Di dunia ini memang banyak hal yang terjadi secara kebetulan, tapi bukankah kebetulan seperti ini sangat jarang?
Kemudian pikirannya menyambung, memikirkan tangan yang telah ikut campur dalam perubahan nasibnya, yang telah membuatnya mengalami bermacam-macam kehidupan yang aneh. Siapa yang menyangka berkat ketrampilan tangan Xiao Nan-pin, akan menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam dunia persilatan.
Dia menarik nafas, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, kemudian terdengar suara lembut yan g berkata:
"Hei, kau salah jalan!"
Ternyata yang menegurnya adalah gadis berbaju hijau itu, dia tertawa kepada Yi-feng, sepasang matanya yang indah dengan tertawa menatapnya. Tie-mian-gu-xing-ke tertawa:
"Adik Xiao, kau sudah jauh-jauh datang kemari. Hong-er, kau harus menjadi nona rumah yang
baik!"
Gadis itu mengulurkan tangannya dan tertawa: "Mari, ikut denganku!"
Dia berputar, lalu membawa jalan, melihat sosok punggungnya, Yi-feng teringat pada seseorang. Dunia begitu luas, dimana sekarang dia berada?
Tie-mian-gu-xing-ke benar-benar orang aneh, dia bisa membangun rumah yang sulit dicari oleh siapa pun. Dia pun mendekor rumah begitu mewah, tidak semua orang bisa memikirkan hal ini.
Gadis berbaju hijau itu turun dari loteng, dia mendorong sebuah pintu, terlihat cahaya hijau memancar dari dalam kamar itu.
Wan Tian-pin tersenyum dan memberitahu, Yi-feng masuk dengan perlahan. Perabotan kamar itu tidak terlalu banyak, ada sebuah dipan telah dialasi dengan sebuah tikar yang bahannya seperti terbuat dari bahan kumis naga, masih terlihat ada sebuah rak berkaki tinggi terbuat dari akar pohon yang usianya sudah ratusan tahun. Di atas rak ada sebuah tungku kecil yang digunakan untuk membakar kayu wangi.
Kayu itu belum terbakar habis, asapnya yang wangi tampak membumbung naik ke atas langit-langit kamar. Tirai dan kain pembungkus lampu semuanya berwarna hijau. Ditambah dengan baju hijau yang dikenakan gadis ini, semuanya menjadi serba hijau. Bunga-bunga yang ditanam di dalam pot-pot ditempati di sudut-sudut ruangan. Menghiasi kamar yang tidak terlalu luas, seperti sebuah lukisan yang indah.
Seorang pelayan dari dalam membawa sebuah baki yang terbuat dari keramik. Di atas baki terlihat ada 4 buah cangkir berisi teh harum dan masih panas. Dia meletakkan keempat cangkir itu di atas meja kecil yang ada di sebelah Yi-feng.
Seorang pelayan berbicara dengan berbisik kepada perempuan setengah baya itu, terlihat perempuan itu tertawa:
"Kau ini! Semakin lama semakin bodoh, tentu saja kau harus menyiapkan sayur dan arak, masa kau harus bertanya lagi padaku?"
Wan Tian-pin tertawa terbahak-bahak:
"San-San, kau telah tumbuh besar! Mengapa kau masih mengenakan baju yang modelnya sama seperti 10 tahun lalu? Hhhh... sudah sepuluh tahun! Tidak disangka, semua tidak berubah, hanya saja kalian, hhhh...hanya saja kalian sudah semakin tua."
Si Wajah Besi biasanya selalu memperlihatkan wajah datarnya, sekarang tiba-tiba dia tertawa, bisa mengeluh, berarti perasaannya sedang bergejolak!
Bunga-bunga yang tumbuh di dalam ruangan itu membuat suasana menjadi seperti musim semi. Orang-orang di sana tertawa dan terlihat sangat menawan, hidup dalam hutan terpencil walaupun tertutup kesedihan selama bertahun-tahun, sekarang tertutup oleh rasa suka ria karena telah bertemu dengan orang yang dirindukan.
Yi-feng melihat Tie-mian-gu-xing-ke sama seperti orang biasa, punya perasaan, maka dia merasa dia mulai dekat dengan Wan Tian-pin.
Tapi waktu teringat kembali saat dia berada di Wu-liang-shan, dia sangat sadis dan kejam, dia merasa takut lagi.
"Kalau dia tahu kalau aku bukan orang yang menolongnya yang bernama Xiao-wu, apa yang akan terjadi?"
Begitu dia mengangkat kepalanya, dia melihat sepasang mata Wan Tian-pin sedang menatapnya, gadis berbaju hijau itu pun dengan sepasang matanya yang bening seperti air melihatnya tanpa berkedip. Hati Yi-feng bergetar.
Ruangan itu hangat seperti musim semi, timbul pikiran aneh, 'Apakah maksud Wan Tian-pin membawaku kemari. apakah semua ini untuk putrinya?'
Dia tersenyum dengan terpaksa, Wan tian pin
"Adik Xiao, berpuluh-puluh tahun orang persilatan memanggilku dengan sebutan Wajah Besi, tapi begitu bertemu Adik, aku merasa julukan 'Wajah Besi' ini lebih cocok untuk Adik."
Diam-diam Yi-feng ingin tertawa, karena dia tahu semua perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya tidak terlihat dari wajahnya, karena tertutup rapat oleh topeng kulit manusia, sekalipun dia tertawa, tapi kalau dilihat dari luar, tetap bermuka datar, apalagi ekspresi wajahnya yang lain, lebih tidak terlihat lagi.
Lihat di dunia ini, orang yang bertopeng ternyata bukan hanya Yi-feng.
Topeng yang dipakai oleh orang-orang, kualitasnya berbeda dengan topeng Yi-feng... topeng yang mereka kenakan terbuat dari kepura-puraan, pengalaman, dan hal lainnya.
Tapi topeng ini bersifat sama...untuk menipu orang-orang dan menutupi kebusukan-nya sendiri.
Wajahmu, apakah kau pun memakai topeng yang seperti ini juga?
Pikiran Yi-feng bercampur aduk dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dimengerti...
Dia merasa ada secangkir teh panas disodorkan ke depannya, cangkir itu terbuat dari giok hijau, air teh seperti berwarna hijau muda, ditambah dengan dua tangan lembut yang menyuguhkan teh untuknya.
Dengan bengong dia menatap pemandang-an indah ini, terdengar suara lembut berkata padanya, "Hei, minumlah teh ini! Namaku adalah Wan-hong, aku adalah putri dari ayahku..."
Setelah mengatakan ini, gadis cantik itu tertawa:
"Kau telah berbuat baik kepada ayahku, aku merasa sangat berterima kasih! Kelak kalau terjadi sesuatu padamu, aku pasti akan membantumu!"
Kedua matanya yang bercahaya tampak berkedip seperti bintang di malam musim kemarau, bola matanya seperti riak air sungai.
Setelah menerima cangkir teh itu, Yi-feng tidak bisa bicara apa pun, dia hanya mendengar tawa Wan Tian-pin yang senang.
Dia sadar, kali ini kedatangannya keXi-liang-shan sebenarnya karena dia hanya sekedar ingin tahu, tapi keingintahuannya ini malah membawanya mendapatkan kesulitan.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang