27. Antara Hidup dan Mati

1.5K 33 0
                                    

Semua pikiran dan tenaga terasa membeku karena ketakutannya. Dia melihat tangan kurus dan kering milik Wan Tian-pin yang berlumuran darah, pikirannya melayang, dia merasa kematian sedang menunggunya.
Kedua mata Wan Tian-pin terus melihatnya, tapi dia tidak menyerang, entah apa sebabnya? Tubuhnya sudah terluka berat di dua tempat, dan tidak perlu meragukan kondisinya kalau dia dianggap sudah mati, mengapa tiba-tiba dia bisa hidup kembali?
Tiba-tiba Wan Tian-pin tertawa kering, membuka mulutnya yang penuh darah, dengan kaku dan dingin dia berkata:
"Anak kecil, cepat kembalikan Tian-xing-mi-ji! Kalau tidak...."
Dia tidak melanjutkan kata-katanya karena apa yang dia maksud sudah bisa diduga.
Hati Yi-feng tergerak. Wan Tian-pin yang posturnya seperti hantu gentayangan tiba-tiba menjadi orang asing baginya. Karena orang hidup baru memiliki keinginan, jika sudah menjadi setan untuk apa dia masih menginginkan 'Tian-xing-mi-ji' lagi?
Diam-diam dia menghembuskan nafas, dia melihat Wan Tian-pin yang terluka di tenggorokan dan ada lubang hitam, membuat siapa pun yang melihatnya menjadi takut.
Yi-feng tahu kalau luka ini berasal dari jari Xu-bai, asal ditambah satu serangan lagi cukup membuat orang ini langsung mati.
"Mengapa dia bisa hidup kembali?" Begitu ketakutan Yi-feng berkurang, perasaan anehnya muncul lagi. Dia melihat Wan Tian-pin tapi pertanyaannya tetap tidak terjawab.
Wan Tian-pin maju lagi selangkah dan membentak:
"Keluarkan Tian-xing-mi-ji."
Yi-feng berpikir lagi, 'Kepandaiannya lebih tinggi dariku dan 'Tian-xing-mi-ji' ada di tanganku. Dengan kemampuan ilmu silatnya, dia bisa langsung merebutnya, mengapa dia menyuruhku mengeluarkannya? Dia dijuluki Perampok Utara, aneh jika dia melakukan ini.'
Yi-feng adalah orang pintar dan lincah, dia bisa berpura-pura mati untuk menghindari kejaran Tian-zheng-jiao.
Sekarang dia berpikir, 'Apakah sesudah dia terluka parah kemudian dia mendapatkan mujizat dan bisa hidup kembali, tapi dengan ilmu yang biasa dia miliki, tidak mungkin dia bisa melakukan semua ini.'
Karena itu Yi-feng menjawab dingin:
"Kalau aku tidak mau mengeluarkan obat itu, kau mau apa?"
Dia malah memegang pinggangnya dan maju selangkah. Wajah Wan Tian-pin berubah, sorot mata penuh dengan kemarahan.
Yi-feng melihat ke depan, jika tafsirannya salah, begitu Wan Tian-pin menyerang, dia tidak akan sanggup bertahan. Bagaimanapun juga dia harus menyimpan rasa tegang di dalam hatinya agar tidak terlihat oleh lawan.
Pandangan mereka saling beradu, mereka masing-masing menebak apa yang sedang dipikirkan oleh lawannya.
Wan Tian-pin tertawa:
"Aku nasehatkan, lebih baik keluarkan buku itu. Bagi kita itu akan berguna."
Nada bicaranya semakin pelan. Kata-kata ancaman sekarang sudah berkurang.
Diam-diam Yi-feng menghembuskan nafas, dia memastikan tebakannya tidak meleset. Dia segera memutar otaknya. Dengan tertawa dingin dia berkata:
"Aku beritahu kepadamu hei marga Wan, mengenai Tian-xing-mi-ji', tidak perlu kau ungkit lagi! Jika kau masih ingin hidup dan bisa keluar dari lembah ini, kau harus tanya apakah aku akan mengijinkannya atau tidak?"
Kata-kata Yi-feng berubah, dari posisi terancam menjadi posisi mengancam.
Wan Tian-pin terkejut. Seperti perkiraan Yi-feng semula, walaupun Wan Tian-pin tidak mati tapi ilmu silatnya belum pulih. Dalam rasa terkejutnya, dia sengaja tertawa dan membentak:
"Aku, Wan Tian-pin sudah lama berkelana di dunia persilatan, tidak ada seorang pun yang berani berbicara dengan nada seperti itu padaku!"
Sambil bicara sorot mata terus melihat wajah Yi-feng. Mereka berdua sedang mengukur kepintaran masing-masing, yang pertama dia sudah kalah.
Tiba-tiba Yi-feng dengan dingin berkata:
"Serahkan kepadaku!"
Wan Tian-pin terpaku. Yi-feng berkata lagi:
"Jika kau tidak mau menyerahkan alat cahaya berputar itu, jangan harap bisa keluar dari lembah ini!" nada bicaranya sangat sombong, lebih sombong dibandingkan saat dia meminta buku Tian-xing-mi-ji' tadi.
Wajah Wan Tian-pin langsung memucat, dia mundur selangkah, diam-diam mulai mengatur nafas.
Yi-feng terus melihatnya, tapi belum berani menyerangnya. Malam bertambah larut, angin berhembus bertambah kencang.
Jika sekarang Yi-feng pergi pun, Wan Tian-pin tidak akan menghalanginya juga tidak akan bisa menghalanginya. Tapi orang sering bingung dan Yi-feng tidak terpikir akan hal ini.
Dia tidak berniat mendapatkan 'alat cahaya berputar', dia hanya ingin sekedar menghina Wan Tian-pin. Kekesalannya tadi belum sempat dilampiaskan.
Apalagi pelajar yang ingin bunuh diri itu masih terbaring di rumah batu, apakah dia masih hidup atau sudah mati, dia tidak ingin pergi begitu saja dari tempat ini.
Apalagi dalam hati dia masih bertanya-tanya, dia ingin tahu mengapa Wan Tian-pin bisa hidup kembali?
Karena itu dia tidak berkeinginan untuk kabur dari sana. Wan Tian-pin berdiri tegak tapi tidak mengatakan apa-apa. Tiba-tiba Wan Tian-pin melihat Yi-feng.
Yi-feng terkejut dan berpikir, 'Sorot matanya tiba-tiba menjadi terang dan kuat, apakah dalam waktu begitu singkat ilmu silatnya sudah pulih? Tapi ini tidak mungkin!'
Yi-feng tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini tidak selalu seperti yang diperkirakan olehnya, sekarang ilmu silat Wan Tian-pin sudah pulih, bahkan mungkin lebih hebat dari sebelum dia terluka!
Ternyata sesudah Wan Tian-pin terluka parah dan nyawanya hampir tidak tertolong, Yi-feng memindahkan dia dan mayat Xu-bai ke atas meja batu. Karena tubuh mereka berdekatan, maka darah mengalir dari tubuh Xu-bai ke mulut Wan Tian-pin. Darah si Tangan Terampil mengandung zat Du-long-wan. Obat ini adalah obat paling berguna dan berkhasiat, sesudah meminum obat terbagus di dunia ketika pingsan Wan Tian-pin masih sempat merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya. Kemudian pelan-pelan dia mulai sadar.
Begitu sadar dia hanya sempat terpikir sebentar, berdasarkan pengalamannya yang banyak, dia sadar apa yang harus dia lakukan ketika hidup kembali.
Karena itu dia menyedot darah Xu-bai sampai habis. Hingga akhirnya dia sudah hidup kembali. Dia mengambil 'alat cahaya berputar' milik Xu-bai, kemudian meninggalkan gua itu. Dia membungkus perhiasan yang ada di rumah batu dan akan membawanya pergi dari sana. Karena Xu-bai sudah mati, dia tidak perlu tinggal di hutan ini lagi.
Wan Tian-pin tadinya celaka sekarang malah mendapatkan rejeki, hanya saja Tian-xing-mi-ji' yang menjadi jatahnya sekarang menghilang. Dia merasa sangat menyesal tapi dia tidak tahu identitas pemuda itu, karena dia tahu sewaktu dia dan Xu-bai berebut dan bertarung, pemuda ini mengambil keuntungan dari mereka.
Ketika dia sedang berpikir, Yi-feng tiba-tiba kembali, Wan Tian-pin tidak menduga sekarang nyawanya bisa dipungut kembali. Tapi kaki dan tangannya masih terasa lemas. Du-long-wan mulai berfungsi mulai bereaksi di dalam tubuhnya, jika dia bisa menyatukan ilmu silatnya dengan kehebatan obat itu, semua itu akan menambah kekuatannya beberapa kali lipat!
Tapi kesempatan langka ini disia-siakannya begitu saja. Sebetulnya Du-long-wan dapat mengembangkan 100% tenaganya tapi di dalam tubuhnya hanya bereaksi 20%. Tapi kekuatan 20% ini cukup untuk menambah kemampuan ilmu silatnya. Yang penting dia berhasil merebut kembali nyawanya dari maut.
Karena lemas maka dia tidak segera muncul di hadapan Yi-feng. Begitu Yi-feng masuk ke dalam gua dan pelajar itu melihat ada perhiasan di dalam rumah batu, maka pelajar miskin itu segera memanjat masuk melalui jendela. Melihat caranya masuk ke dalam rumah, Wan Tian-pin tahu pelajar itu tidak bisa ilmu silat, maka dia pun segera melempar pelajar itu dengan batu kecil.
Ilmu silat Wan Tian-pin sangat tinggi, sebutir batu telah membuat tangan kanan pelajar itu putus dan membuatnya pingsan.
Ketika Yi-feng keluar dari gua, tiba-tiba Wan Tian-pin muncul di depan Yi-feng. Hal ini membuat Yi-feng terkejut bukan kepalang.
Tapi bila beradu bicara, Wan Tian-pin berada di bawah Yi-feng, maka Wan Tian-pin berharap ilmu silatnya bisa cepat pulih.
Butuh waktu singkat untuk mengatur nafas dan Du-long-wan mulai bereaksi di dalam tubuhnya. Dia mulai merasa tenaganya kembali, dia bersiap-siap menyerang Yi-feng.
Sambil tertawa dingin, kedua telapaknya membentuk lingkaran kemudian menyerang Yi-feng dengan cepat.
Hanya terlihat bayangan telapak tangan, maksudnya tidak lain adalah untuk mengacaukan penglihatan lawan, setelah itu baru menyerang.
Yi-feng benar-benar terkejut, dia berputar ke kanan, tangan kanan segera menyerang, Yi-feng memang termasuk pesilat tangguh dan terkenal, tapi jurus-jurusnya tidak ada yang istimewa.
Jurus 'Feng-huang-zhan-chi' (Phonix mengibas sayap) sangat tepat. Di dunia persilatan boleh dikatakan ini adalah jurus hebat.
Tapi jurus ini di mata Wan Tian-pin terasa sangat biasa. Membuat Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berputar, kedua telapak tangannya sekali lagi menyerang. Hanya saja teknik memukulnya diganti dengan teknik mencengkram. Kesepuluh jarinya dibuka dengan lebar. Ini adalah jurus cakar elang andalannya yang membuat dunia persilatan menjadi geger.
Jurus ini mengurangi waktu untuk mengubah jurus, yang pasti gerakannya sangat cepat. Telapak kiri Yi-feng baru dijulurkan, dia merasakan angin telapak lawan mencengkram perut dan tenggorokannya.
Yi-feng menghembus nafas. Selama berkelana di dunia persilatan, dia telah bertarung ratusan kali, tapi jurus Wan Tian-pin baru pertama kali dilihatnya.
Sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain, dia memutar pinggangnya, mundur 3 langkah tapi Wan Tian-pin seperti bayangan terus menempel. Dua telapaknya melingkar lagi, ujung telapak sedikit ditekuk, dia menyerang ke dada Yi-feng.
Jurusnya berubah-rubah tapi pergelangan tangannya tidak ditekuk sama sekali. Jurus ini seperti jurus yang biasa ada di dunia persilatan.
Yi-feng sangat mengerti jika ujung jari lawan mengenainya sedikit saja, tenaga yang datang akan bertubi-tubi. Dia juga tahu walaupun Wan Tian-pin kurus kering tapi tenaga dalam dan ilmu silatnya sangat hebat, maka dia tidak berani menyambut serangan telapak lawannya. Terpaksa Yi-feng mundur beberapa langkah. Karena takut dia hanya bisa menghindar dan tidak berani menyerang.
Sebenarnya jika dia tenang sedikit saja, dengan dua nadi 'Du' dan 'Ren' yang sudah dilancarkan, dan dengan kemampuan ilmu silatnya melawan Wan Tian-pin, walaupun tidak menang tapi setidaknya posisinya tidak akan begitu memalukan. Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berkata dengan nada menghina: "Ternyata ilmu silatmu hanya begini saja, tapi kau berani berkata dengan sombong di depanku!"
Kemudian telapaknya membawa angin kencang juga bayangan yang memenuhi langit. Dia menyerang ke kiri dan kanan Yi-feng.
Yi-feng terus bertahan, tapi karena ilmu silat di bawah Wan Tian-pin, dia hanya bisa mundur selangkah demi selangkah.
Sesudah berjalan 10 jurus, posisi Yi-feng bertambah lemah lagi. Wan Tian-pin mengubah jurusnya, dia menyerang dengan keras lalu berputar-putar, maksudnya tidak lain ingin menghina dan meremehkan pemuda ini dulu. Karena pemuda ini tadi telah berbuat tidak sopan kepadanya setelah itu baru dia membunuh Yi-feng.
Maka serangannya tidak sekuat tadi lagi. Nadi yang diserangnya pun bukan nadi penting. Tapi bibirnya selalu keluar kata-kata marah dan menghina Yi-feng.
Yi-feng merasa marah, dia sadar dengan kemampuan ilmu silatnya tidak mungkin dia bisa melawan Wan Tian-pin, ingin kabur pun dia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.
0-0-0  

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang