Tiba-tiba...penantiannya tidak sia-sia, dia mendengar ada suara sangat kecil, tapi dia bisa memastikan kalau suara itu berasal dari seseorang. Semua ini berdasarkan pengalamannya yang lama berkelana di dunia persilatan, tapi dia percaya pengalaman tidak akan membohonginya.
Karena itu diam-diam dia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju, dia mencengkram uang logam, dengan cara 'Man-tian-hua-yu' (Langit penuh hujan bunga), dia siap melepaskan uang logam itu kalau musuh menyerang.Tentu saja uang logam tidak akan setajam Jin-qian-biao, tapi bila uang logam jika dilempar dari tangan seorang pesilat tangguh, tenaganya akan sama dahsyatnya.
Uang logam itu membawa suara tajam, dia menyerang ke tempat di mana dianggapnya ada orang yang sedang bersembunyi.
Ternyata di sana ada sebuah gua, tapi gua itu sangat kecil dan dalam, sama sekali tidak bisa melihat keadaan di dalamnya.
Uang logam telah ditembakkan masuk ke dalam gua, seperti sebongkah batu yang tenggelam ke dasar laut, bayangannya tidak terlihat lagi.
Hal ini membuat Yi-feng bertambah kaget, karena itu dia bisa segera memastikan ada orang di dalam gua.
Tapi dia tidak berani berjalan mendekati gua itu, kalau orang yang bersembunyi itu memang berniat melukainya, itu akan lebih mudah dibandingkan di tempat terang. "Sobat, kalau kau laki-laki sejati, keluar-lah!" dia membentak. Suaranya belum habis, dari dalam gua terdengar suara tajam: "Keluar ya keluar, memangnya aku takut kepadamu?"
Terlihat bayangan seseorang meloncat keluar, belum sempat Yi-feng melancarkan serangan, terdengar ada angin yang menyerang kearahnya.
Itu adalah suara senjata rahasia yang tadi dilepaskan oleh Yi-feng, sekarang orang itu mengembalikannya lagi pada Yi-feng. Cara lemparannya sangat aneh, walaupun saat itu gelap, tapi dia bisa memastikan arah serangannya tertuju pada nadi penting.
Lebih anehnya lagi, ternyata senjata rahasianya tadi disambut dengan cara aneh oleh orang itu. Yi-feng terkenal di dunia persilatan, tapi melihat cara orang itu menyambut senjata rahasianya, dia merasa terkejut. Dia tidak sempat berpikir banyak, tangannya dilambaikan, dia menggetarkan senjata rahasia itu jatuh ke tempat jauh.
Sosok orang itu telah berada di hadapannya bertepatan dengan senjata rahasia itu jatuh ke tanah. Angin pukulan tangan terasa kencang, hanya dalam waktu singkat 3 jurus telah menyerang Yi-feng dari arah yang berbeda.
Ketiga jurus itu datang seperti angin, walaupun hanya 3 jurus, tapi Yi-feng merasa seperti ada 3 telapak yang menyerangnya. Dalam keadaan seperti itu tidak ada waktu lagi baginya untuk melihat siapa yang menyerangnya, dia memutar tubuhnya, balas menyerang.
Yi-feng dalam waktu begitu singkat bisa terkenal di dunia persilatan, tentu saja dia mempunyai keistimewaan dengan ilmu silatnya. Karena itu saat dia diserang secara tiba-tiba, dia masih bisa berbalik menyerang.
Bayangan orang itu bergerak dengan cepat, tangan kirinya dibalikkan, jarinya siap menotok, kemudian tangan kananya diputar, dia menyerang lagi dengan telapaknya.
Jurus ini menyerang sekaligus bertahan, benar-benar sangat indah. Yi-feng tahu dia telah bertemu dengan musuh kuat. Dia memutar tubuhnya, kedua telapaknya dijulurkan, dia mengerahkan seluruh tenaganya.
Jurus-jurus orang itu memang aneh, tapi serangan yang dilakukan Yi-feng dengan tenaga sangat kuat, orang itu tidak berani menyambutnya, tubuhnya diputar berusaha untuk menghindar,
Selama berkelana di dunia persilatan, Yi-feng telah melakukan beberapa kali pertarungan sengit, bertemu dengan keadaan seperti ini dia tidak akan memberikan kesempatan kepada lawan untuk bernafas, maka kaki kanannya maju dan menghentak, dia mengeluarkan serangan telapak yang sangat dasyat.
Yi-feng melihat orang itu bergerak sangat lincah dan juga cepat, jurus-jurusnya pun aneh, tapi tenaga dalam orang itu berada di bawahnya, maka dia berani menyerang dengan keras.
Ini adalah keputusan yang diambilnya berdasarkan pengalamannya saat berhadapan dengan musuh.
Benar saja, sosok orang itu masih tidak berani menyambut serangannya, orang itu malah mundur, seperti terkejut saat berhadapan dengan tenaga telapak Yi-feng.
Semangat juang Yi-feng pun tumbuh, saat itu juga, dia melihat ada hal aneh...dalam kegelapan orang yang memiliki ilmu silat tinggi ini, ternyata seorang gadis cilik, tubuhnya kecil dan tampak lemah, usianya paling-paling baru 14-15 tahun.
'Pantas tenaga dalamnya lemah,' Yi-feng berpikir, 'tapi ilmu silat gadis sekecil ini cukup hebat.' Yi-feng merasa terkejut.
Orang-orang terkenal di dunia persilatan baik dari golongan hitam ataupun golongan putih, yang pernah bertarung dengannya sangat banyak, tapi belum pernah dia bertemu dengan keadaan seperti ini.
Dia belum siap sudah diserang, hal ini benar-benar membuatnya malu.
Kenyataannya, ilmu silat gadis ini berada di atas para pendekar yang sudah terkenal, tentu identitas gadis ini pantas untuk diselidiki.
Dia ragu dengan pertarungan ini apakah harus diteruskan atau dihentikan? Dengan nama besarnya apakah dia boleh bertarung dengan seorang gadis kecil? Dia sendiri masih belum tahu alasan gadis kecil ini menyerangnya.
Sebelumnya dia tidak tahu apakah yang menyerangnya kawan atau lawan? Setelah dia melihat yang menyerangnya ternyata seorang gadis kecil, pikirannya mulai goyah.
Dalam keragu-raguannya, mereka sudah bertarung beberapa jurus lagi, ternyata kemampuan gadis kecil ini berada di atas Yi-feng.
Yi-feng sadar semua ini terjadi karena dia tidak tenang, dari sini bisa diketahui kalau ilmu silat gadis kecil ini selain tenaga dalamnya berada di bawah Yi-feng, kemampuan yang lainnya hampir sama.
"Siapakah guru gadis kecil ini?" Dia merasa semakin tidak tenang. Gadis itu bertarung tanpa suara, seperti-nya dia menyimpan dendam yang dalam kepada Yi-feng. Kedua belah pihak tidak menanyakan identitas masing-masing, mereka tetap bertarung dengan seru. Pasti ada kesalah-pahaman.
Sambil bertarung Yi-feng memikirkan tentang hal ini.
Karena kurang memusatkan pikiran, gerakan tangannya sedikit lambat, dia merasa sikunya mati rasa, ternyata sikunya telah terkena totokan jari gadis itu, akibatnya gerakan tangan-nya menjadi kurang leluasa.
Dia segera memusatkan pikirannya, dengan sepenuh hati melawan musuh.
Gerakan mereka sangat cepat, dalam waktu sebentar saja sepuluh jurus telah lewat, karena Yi-feng sedikit ragu, maka dia tidak mengerahkan seluruh tenaganya.
Setiap jurus yang dilancarkan gadis itu semakin cepat, dan jurus-jurusnya pun aneh. Yi-feng yang penuh dengan pengalaman hidup masih tidak bisa memastikan dari perguruan mana asal gadis ini. Mereka bertarung di tempat yang sempit, pesilat tangguh memang tidak membutuhkan tempat luas. Tempat yang terkena angin dari telapak tangan Yi-feng, karena di sana dikelilingi oleh ranting kayu, terlihat ranting kayu banyak yang rusak karena tebasan angin telapak Yi-feng.
Sewaktu mereka bertarung terdengar suara dari jurus yang dikeluarkan.
Yi-feng merasa cemas, di tempat ini walaupun adalah gunung terpencil, tapi di sini juga adalah tempat di mana banyak pendekar sering datang, dia tidak ingin identitasnya sampai terbongkar.
Dia pun tidak mau bertarung tanpa alasan jelas, diam-diam dia memutuskan untuk melarikan diri.
Maka dia pun membentak lawan, dan bertanya:
"Jelaskan siapa dirimu! Kalau tidak ada hubungannya denganku, dan tidak mengenal diriku, tidak perlu melanjutkan pertarungan lagi!"
"Mungkin orang ini adalah orang dunia persilatan yang sedang bersembunyi, mereka tidak ingin identitas mereka sampai diketahui, mungkin juga ini hanya salah paham, mereka mengira kalau aku berniat jahat, maka sejak tadi kami terus bertarung tanpa bicara!"
Pikirannya terus berputar-putar, akhirnya dia telah mengambil keputusan, cara ini yang paling dekat untuk mendapatkan bukti.
Inilah salah satu kelebihannya dibandingkan dengan orang lain, di dalam keadaan terjepit sekalipun masih bisa memikirkan hal untuk menyelamatkan dirinya.
Karena itu dia segera mengeluarkan jurus menyerang sedikit lebih keras, dalam hati dia terus berpikir, harus dengan cara apa supaya tahu kalau gadis di depannya ini lawan atau kawan?
Dia berusaha berpikir, tapi dengan cepat pikirannya terputus, karena telah terjadi suatu
peristiwa
Dia melihat di tempat di mana gadis itu muncul tadi, ada sesosok yang baru muncul, Yi-feng berteriak di dalam hati, 'Celaka! jika ilmu silat orang itu seperti gadis ini, tanpa banyak tanya langsung menyerang, aku yang akan celaka!'
Dia tidak berpikir hal ini bisa terjadi karena dia tidak banyak berpikir, ini bukan salahnya dan dia tidak bisa menyalahkan orang lain. Gadis itu melihat sosok yang muncul, dia segera berteriak:
"Bu, orang ini bukan orang baik-baik, mungkin dia datang ke sini untuk mencari tahu tentang kita, jangan lepaskan dia begitu saja!"
Alis Yi-feng berkerut!
Sosok orang itu telah berhenti dan berkata:
"Ling-er, hentikan dulu pertarungannya, biar ibu tanya dulu kepadanya." Gadis itu tampak tidak suka, tapi mundur juga beberapa meter.
Yi-feng tidak menyerangnya lagi, dia memberi hormat dan berdiri, sosok yang datang terakhir itu sudah bertanya:
"Sahabat datang dari mana? Apa tujuannya kemari?" nada bicaranya terdengar dingin, di balik kata-katanya ada maksud, "kalau kau tidak mengatakan alasannya dengan jelas, jangan harap bisa lolos hidup-hidup dari sini!"
Dengan seksama Yi-feng menatap ternyata yang datang adalah seorang perempuan, walaupun gelap tapi dari pantulan cahaya redup terlihat kalau dia adalah seorang perempuan cantik.
Dia masih bengong, perempuan itu berkata lagi dengan dingin:
"Sahabat, kalau kau datang ke Hua-shan untuk meracuni kami, aku katakan kepadamu, hari ini kau tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup!"
Kata-katanya seperti orang yang sering berkelana di dunia persilatan, artinya dia sering malang melintang di dunia persilatan.
Karena marah dalam hati berpikir, 'Apakah Hua-shan adalah milikmu sehingga aku tidak boleh datang ke sini?'
"Bu, orang ini sangat misterius, dia diam di sini selama 3-4 jam, dia pun sering tengok sana tengok sini! Dia pasti mata-mata orang itu!"
Dari kata-kata gadis ini sudah dapat dipastikan kalau dia menuduh Yi-feng bukan orang baik-baik.
Yi-feng tahu kalau ke salahpahaman yang terjadi sudah sangat dalam, bagaimana dia bisa menjelaskan hal sebenarnya? Maka dia hanya bisa diam dan terpaku.
"Namaku Yi-feng, aku datang ke Hua-shan sekedar ingin melancong, aku tidak berniat jahat ke pada kalian," jawabnya dengan pelan.
Sekarang bisa dipastikan kalau ibu dan anak itu bukan musuhnya, dia berharap ibu dan anak ini bisa mengerti maksud kedatangannya ke sini, dan dia pun bukan musuh mereka.
Terdengar gadis itu berteriak, "Hei!" "Kalau kau secara kebetulan ke Hua-shan, mrngapa kau diam saja di sini selama beberapa jam? Apakah di sini ada tambang emas?"
"Melihat ilmu silat Tuan, sepertinya Tuan adalah pesilat terkenal, tapi aku belum pernah mendengar nama Yi-feng."
Ibu dan anak ini kata-kata yang mereka ucapkan selalu terdengar tajam.
"Aku tidak berniat jahat, aku pun tidak tahu siapa kalian sebenarnya, kalau kalian tetap tidak percaya aku tidak bisa menjelaskan lagi. Jujur bicara, aku pun sedang ada kesulitan yang tidak bisa dijelaskan, harap kalian berdua bisa maklum, aku tidak akan menyebarkan berita tentang kalian di sini kepada pihak luar."
Sifat Yi-feng sebenarnya sangat sombong, apalagi saat dia baru lulus dari berguru ilmu silat dia langsung punya nama baik, dia tidak pernah diintrogasi seperti ini, maka dari nada bicaranya terdengar dia tidak senang dan nada bicaranya mengandung arti, percaya atau tidak terserah padamu!
Tapi setelah mendengar kata-katanya, sikap perempuan itu terlihat lebih ramah: "Bagaimana kami bisa percaya padamu?"
Kata-katanya masih bernada introgasi, tapi sudah tidak dingin lagi. Yi-feng terpaku dan berpikir, 'Ibu dan anak ini pasti juga sedang menghindari musuh, mereka bersembunyi di Hua-shan, ilmu silat mereka sangat tinggi, siapakah musuh mereka?'
Dia mulai mengerti mengapa mereka begitu tegang karena dia sendiri pun seperti itu.
Sekarang ada orang yang bertanya padanya kalau dia tidak menjawab baik-baik, akan membuat orang lain merasa tidak puas dengan jawabannya, tapi bagaimana cara dia menjawabnya?
0-0-0
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu Long
Aktuelle LiteraturDi dalam cerita THPH, ada tiga orang jago pedang yang mewarisi ilmu dari Chang Man-tian - salah satu tokoh dalam Pedang Sakti Langit Hijau, karya pertama Gu Long. Tapi isi kedua cinkeng itu tidak berkaitan satu sama lain, kecuali soal warisan ilmu t...