116. Tersebarnya Wangi Bunga

1.3K 34 0
                                    

Setelah Ruan-wei meneliti dengan seksama, 18 patung laki-laki yang tidak berpakaian itu mempunyai gaya yang berbeda. Dia sedang berpikir mengenai kata 'Kai-tian-pi-di-shi-ba-fu'. "Gaya Shi-ba-fu ini benar-benar Kai-tian-pi-di!"
Orang yang memiliki ilmu silat tinggi bila melihat ilmu silat yang aneh, dia akan menghubungkannya dengan ilmu silat yang lain. Ruan-wei pernah belajar Tian-long-shi-san-jian kemudian belajar Long-xing-ba-zhang dan Shi-er-fu-zhang. 3 macam ilmu kelas tinggi telah dia kuasai, yang pasti pengertiannya lebih banyak di bandingkan orang lain. Melihat ilmu Shi-ba-fu seperti berada di atas Tian-long-shi-san-jian dia lupa diri, dengan teliti dia melihat dan mempelajarinya.
Dia jadi lupa rasa lapar, lebih-lebih lupa waktu sampai semua Shi-ba-fu dimengerti dan dipahami. Waktu tidak terasa sudah lewat 5 hari!
Begitu dia selesai memahami semuanya, dia baru merasa perutnya lapar, haus, dan lelah. Tapi dia tidak tahu kalau dia sudah berada di gua ini selama 4 hari. Karena terlalu lelah, dia tertidur lelap di lantai.
Setelah tidur satu hari penuh, baru dia terbangun, begitu bangun di sisinya sudah ada sekeranjang makanan enak dan sebotol susu kambing. Tanpa berpikir dari mana datangnya makanan itu, dengan senang dia memakannya sampai habis untuk membayar rasa lapar dan haus beberapa hari ini!

Selesai makan dia baru terpikir kalau makanan tadi pasti diberi oleh perempuan berpakaian merah itu, dia masuk pasti bisa keluar. Karena itu dia segera berlari ke mulut gua, terlihat mulut gua sudah terbuka. Beberapa hari tidak melihat cahaya matahari, sekarang berada di bawah sinar matahari matanya terasa sangat nyaman, lalu dia pun meregangkan tubuh. Dalam hati dia ingin berteriak, tiba-tiba di dinding terlihat ada sepucuk surat.
Surat itu tertulis:
Siapa suruh kau ikut campur urusan orang lain karena itu kau terkurung selama 5 hari sebagai hukuman. Aku tidak sengaja menemukan gua ini dan ukiran di dinding Shi-ba-fu (18 ayunan kampak). Ilmu silatku belum sampai pada tahap itu maka aku tidak bisa menguasainya. Jika kau berminat, kau boleh mempelajarinya tapi aku berharap setelah kau pergi, tutuplah gua ini agar tidak ada orang yang mengetahuinya.
Aku mempunyai kesulitan tersendiri maka tidak bisa menemuimu dengan wajah asliku. Jika aku sudah menyelesaikan masalah ini, baru aku akan menemui kakak.
Di bagian akhir surat tertulis cara menutup gua.
Ruan-wei mengikuti cara tersebut, dia meloncat setinggi orang. Sekarang dia berada di sisi telinga Budha. Di dalam telinga Budha ada 2 rantai sebesar tangan. Rantai besi kiri lebih panjang 2 meter di bandingkan rantai besi kanan. Dia menarik rantai sebelah kanan sekitar 3 meter, terdengar suara Huuu Pintu gua tertutup kembali.
Rantai besi kanan sekarang lebih pendek dari semula sekitar 3 meter. Dia tahu jika menarik rantai kanan pasti gua akan terbuka kembali.
Dalam hati dia berpikir bagaimana kedua rantai ini bisa mengatur batu seberat ribuan kilogram.
Sebenarnya hal ini sangat mudah. Dulu Biksu Hai-tong menguasai ilmu silat tinggi, beliau juga menguasai ilmu cara membangun rumah. Ketika dia memahat patung Budha duduk ini, dia membuat gua ini sebagai tempat tinggal. Dia memahat Budha Ru-lai selama 90 tahun lebih, dia tinggal di gua ini selama 90 tahun lebih.
Shi-ba-fu adalah ilmu silat yang didapat dari pengalaman hidupnya menggunakan kampak. Dari pengalamannya beliau menciptakan ilmu silat tinggi ini. Begitu Shi-ba-fu dilancarkan, gerakannya tidak berhenti seperti seorang tukang batu sedang mengukir patung Budha.
Diam-diam Ruan-wei berpikir, 'jika perempuan itu adalah adik Yi, dia tidak akan mengurungku sampai 5 hari. Mengenai bakat adik Yi, hanya dia yang mempunyai bakat mencari gua rahasia ini."
Dia berpikir lama tapi tidak bisa mengambil kesimpulan apakah dia adalah adik Yi nya atau bukan. Dia merasa jika perempuan itu bukan adik Yi, dia pasti orang yang mengenalinya maka dia tidak ingin suaranya dikenali.
Akhirnya dia berpikir perempuan itu tidak ingin bertemu dengannya, untuk apa harus memaksanya? Bulan delapan hampir habis, jika dia adalah adik Yi, dia akan pergi ke propinsi Shan-xi ke kota Rui. Di sana dia pasti akan bertemu adik Yi. Begitu keputusan sudah diambil, maka Ruan-wei tidak mencari perempuan itu lagi. Dia meloncat ke atas kepala Budha, melihat tangga naik. Karena kepala Budha sangat tinggi, dari dinding gunung dia harus meloncat 2 kali baru sampai.
Tangga itu dibuat sangat kasar tapi sangat kokoh, meski memakai tenaga, perempuan berpakaian merah itu pun tidak mungkin bisa membuatnya. Sepertinya perempuan berpakaian merah itu tinggal di sini, dia tidak sendiri pasti dia mempunyai teman, baru bisa membuat tangga di dinding gunung yang berliku-liku. Dia lari ke puncak, di puncak banyak berserakan senjata. Di samping senjata ada darah yang sudah mengering. Ruan-wei menduga semua senjata itu tentu milik pendekar-pendekar yang datang beberapa hari lalu, apakah mereka terbunuh?
Sambil menggelengkan kepala, dia teringat pada perempuan berpakaian merah yang menepis putus tangan 'Duan-men-jue-hu-dao' Huang Wen-kai. Yang sebenarnya itu tidak perlu dilakukannya. Apakah 'Pai-gu-xian' Song Ming-jin terkena bencana? Jika dia sampai terbunuh, benar-benar keterlaluan!
Melalui tangga itu dia turun gunung sampai ke kaki gunung, di suatu tempat yang sangat terpencil, di dalam hutan ada sebuah perahu. Ruan-wei tahu perahu ini ditinggalkan oleh perempuan berpakaian merah itu untuknya. Dia benar-benar bingung, siapakah perempuan itu? dia mengatur semuanya untuk Ruan-wei dan sama sekali tidak berniat jahat kepadanya. Tapi dari tingkah lakunya, terlihat dia adalah perempuan yang sangat kejam dan suka berbuat semaunya.
Ruan-wei kembali ke kota Le-shan-cheng. Dia tidak tinggal lama di sana, setelah mengambil Bai-ti-ma di penginapan, dia segera kembali ke Hu-nan dan berpikir sebelum Tiong-qiu (pertengahan bulan 8), dia akan kembali ke pengawalan perjalanan Nan-bei terlebih dulu.
Kuda berlari sangat cepat, hanya dalam jangka waktu satu bulan dia sudah tiba di Luoyang. Ketika kantor pengawalan perjalanan Nan-bei mengetahui wakil ketua mereka sudah pulang. Tuan Ouwyang menyambutnya.
'Da-li-shen-ying' Zheng Xue-sheng yang tidak senang bicara, terus memuji Ruan-wei, apalagi Ding Zi-guang selalu tertawa.
Saat jamuan yang diadakan Ouwyang Zhi-xuan untuk Ruan-wei, ZhengXue Sheng berkata:
"Aku dipercaya menjadi ketua kantor pengawalan perjalanan oleh Tuan Ouwyang, sekarang aku merasa kemampuan kakak Ruan di atasku, maka aku mempromosikan jabatan ini untuk kakak Ruan. bagaimana pendapat tuan Ouwyang?"
Ruan-wei dengan gugup berkata:
"Ini... ini... tidak... tidak bisa!"
Zheng Xue Sheng berkata:
"Kakak Ruan jangan menolaknya! Aku bukan berpura-pura, aku sungguh-sungguh, aku rela bekerja di sisi kakak Ruan. Dengan kemampuan kakak Ruan, pasti akan membuat pengawalan perjalanan Nan-bei lebih sukses lagi."
Ouwyang Zhi-xuan tertawa:
"Lao Zheng adalah orang jujur, apa yang dia pikirkan pasti akan diungkapkan. Dia mempromosikanmu. Bagaimana? apakah kakak Ruan-wei mau menerimanya?" Ding Zi-guang ikut bicara:
"Kakak Zheng sudah mengeluarkan kata-kata ini, misalnya sampai ditolak oleh kakak Ruan, menurut perkiraanku, malam hari ini dia pasti tidak akan bisa tidur. Lebih baik kakak Ruan menerimanya!"
Mereka bertiga seperti sudah berencana ingin Ruan-wei menjadi ketua pengawalan perjalanan ini. Ruan-wei sangat berterima kasih kepada mereka. Dia berkata:
"Bukan aku ingin menolak kepercayaan kalian, aku masih memiliki dendam yang belum dibalas. Begitu dendamku terbalas, aku akan mengabdi di sini!"
"Siapa musuhmu?" tanya Ouwyang Zhi-xuan.
"Shi-san Gongzi Tai-bao!" Ding Zi-guang terkejut:
"Shi-san Gongzi Tai-bao! 13 siluman ini sudah lama tidak terdengar nama mereka, dan mereka sudah lama tidak muncul di dunia persilatan!"
"Aku berkelana di dunia persilatan untuk mencari mereka, untuk membalas dendam ibuku tapi aku sama sekali tidak berhasil menemukan jejak mereka!"
Ouwyang Zhi-xuan menasehati:
"Jangan khawatir, kelak semua anggota kantor pengawalan perjalanan Nan-bei akan membantumu mencari tahu keberadaan 13 siluman itu."
Ruan-wei sangat berterima kasih, dia berhenti sebentar lalu berkata:
"Aku ada keperluan pribadi dan ingin berangkat besok pagi ke Shan-xi. Jika perjamuan hari ini sudah selesai, aku akan pamit pergi!"
Perjamuan ini hanya terdiri dari 4 orang, mereka adalah Ouwyang Zhi-xuan, Ding Zi-guang, Zheng Xue-sheng, dan Ruan-wei. Mereka mengetahui Ruan-wei tidak ingin tinggal lebih lama maka mereka tidak mencoba menasehatinya lagi. Dengan sungguh-sungguh Ouwyang Zhi-xuan berkata:
"Kakak kecil, jika ada yang ingin dibantu, hanya dengan secarik kertas saja, pengawalan perjalanan Nan-bei akan sekuat tenaga datang untuk membantumu!"
Dengan penuh perasaan Ding Zi-guang berpesan:
"Aku berharap setelah kakak Ruan membalas dendam, datanglah ke pengawalan perjalanan
Nan-bei!"
Pepatah mengatakan: antara pahlawan pasti mengenal satu sama lain dengan baik. Maka perjamuan ini berlangsung sampai jam 3 subuh. Setelah mabuk, mereka baru bubar untuk beristirahat!
Hari kedua pagi, ketika Ruan-wei mencuci muka, Ling Qi-xin tergesa-gesa masuk dan berteriak: "Adik Wei, apakah hari ini kau akan pergi lagi?"
"Da-ge, aku ada janji sebelum Tiong-qiu ke Shan-xi. Sekarang sudah bulan 7, jika tidak berangkat sekarang, aku takut tidak akan sempat kesana!" Ling Qi-xin mengeluh:
"Aku ingin berkumpul denganmu selama beberapa hari lagi, tapi kalau waktunya begitu mepet
aku tidak akan memaksamu, aku "
"Ada apa, Da-ge?"
"Apakah kau tahu putri tunggal Tuan Ouwyang tidak di sini lagi?"
"Mengapa?"
Ling Qi-xin bercerita:
"Ketika aku pulang kemarin ini, aku melapor kejadian yang kita alami. Kita berhasil mengambil kembali barang yang dirampok kepada tuan Ouwyang, waktu itu nona Ouwyang juga ada di sana. Tuan Ouwyang terus memujimu, beliau tidak bertanya mengapa kau tidak pulang, malah nona Ouwyang yang bertanya mengapa kau tidak pulang."
"Aku menjelaskan alasannya kalau kau ingin mencari tahu identitas perempuan berpakaian merah itu. Nona Ouwyang berkata:
'Untuk apa mencari tahu, perempuan itu tidak mengenal Ruan-wei mengapa dia mengembalikan barang yang nilainya sangat tinggi itu kepadanya. Apa Ruan-wei tidak akan kembali lagi?'
"Aku tidak berbicara apa-apa, tapi aku sempat berpikir mengapa seorang gadis harus mengurusi pribadi seorang laki-laki?"
"Tiba-tiba Nona Ouwyang marah besar dan berkata, 'Mengapa kau membantunya membuat alasan untuk membohongiku?' Aku pikir ini sangat aneh, mengapa aku harus berbohong."
"Maka aku menjawab, 'Untuk apa kami harus membohongimu?'
"Baru saja aku selesai bicara, dia sudah menamparku dan berteriak, 'Aku harus tahu sebenarnya! Aku harus tahu!' Aku tidak berani membalas, akhirnya Tuan Ouwyang membentak:
'Zhi-er! Kenapa kau ini?'
"Biasanya Tuan Ouwyang sangat sayang kepada putri semata wayangnya. Wajah Tuan Ouwyang sangat marah tapi putrinya tidak takut. Tidak lama kemudian dia masuk ke pelukan ayahnya dan menangis."
Ruan-wei tidak mengerti dan bertanya:
"Dia... dia menangisi apa?"
"Aku juga merasa aneh, terdengar dia sambil menangis berkata kepada ayahnya, Ayah, dia membohongiku! Dia membohongiku... dia berjanji kepadaku 3 bulan kemudian akan pulang....'
Ruan-wei baru mengerti dan teringat ketika dia meninggalkan kantor pengawalan perjalanan, nona Ouwyang pernah bertanya kepadanya dan dia menjawab 3 bulan kemudian dia akan kembali dan mereka akan bertarung ilmu pedang. Ternyata Ruan-wei ingkar janji sehingga membuat Nona Ouwyang marah. Maka sambil tertawa Ruan-wei berkata:
"Ternyata masalah ini, aku yang salah! Nanti jika bertemu dengannya, aku akan meminta maaf kepadanya."
Sebetulnya ketika itu Ruan-wei belum menyetujui permintaan Ouwyang Zhi maka Ruan-wei mengaku salah. Tapi dalam hati dia tidak begitu memperhatikan hal ini. Ling Qi-xin berkata:
"Aku tidak tahu mengapa kau bisa membuat nona marah tapi aku berani bertaruh yang salah
adalah dia, maka aku tidak banyak bicara dan langsung pamit keluar. Pada hari kedua, aku
mendengar dia meninggalkan kantor pengawalan perjalanan Nan-bei dan pergi ke tempat
ibunya "
"Begitu aku datang, aku sudah merasa aneh mengapa aku belum pernah melihat Nyonya Ouwyang, ternyata Nyonya Ouwyang tidak ada di sini!"
"Apakah kau tahu siapa Nyonya Ouwyang?" tanya Ling Qi-xin "Mana aku tahu?" Ruan-wei tertawa.
"Nyonya Ouwyang adalah salah satu dari 4 cantik dari dunia persilatan, Kun-yi-nu Cui-pei!"
Ruan-wei terkejut:
"4 cantik dari dunia perilatan!"
Dia tahu siapa saja yang disebut 4 cantik dunia persilatan, karena sejak kecil Ruan Da-cheng sering bercerita kepadanya, tidak disangka Nyonya Ouwyang adalah salah satu dari 4 cantik yang belum pernah ditemuinya! Mengapa tidak terdengar kabar tentangnya, akhirnya diam-diam menikah dengan 'Wu-ying-jian' Ouwyang Zhi-xuan.
"Apakah adik Wei tahu siapa saja 4 cantik dari dunia persilatan?" tanya Ling Qi-xin.
Diam-diam Ruan-wei tertawa, 'Ibuku adalah salah satu dari 4 cantik dunia persilatan, masa aku tidak tahu!" Tapi dia tidak berniat menjelaskannya kepada Ling Qi-xin, dia hanya tertawa sambil mengangguk.
"Nona Ouwyang pergi ke tempat ibunya, bukankah ini sangat biasa?" Tapi Ling Qi-xin menggelengkan kepala:
"Memang nona pergi ke tempat ibunya adalah hal biasa, tapi kali ini dia bersumpah jika dia pulang, dia akan mengalahkanmu. Maka kau harus berhati-hati kepadanya!"
Dia sangat memperhatikan keselamatan Ruan-wei. Tapi Ruan-wei malah tertawa:
"Bukan karena aku percaya diri, memang ilmu pedang Nona sangat kuat tapi dia tidak akan bisa mengalahkanku. Da-ge tidak perlu khawatir walaupun kelak dia bertemu denganku, aku tidak akan takut kepadanya!"
' Ling Qi-xin dengan nada khawatir berkata:
"Nyonya Ouwyang sangat menyayangi nona. Jika dia menyuruh ibunya mencarimu, bagaimana? Memang Adik Wei bisa menang dari nona, tapi belum tentu bisa menang dari Nyonya!"
"Kalau aku bertemu dengan Nyonya, aku akan berusaha tidak bertarung dengan beliau. Aku kira dia adalah tetua dunia persilatan, dia tidak akan membuatku susah!" Ling Qi-xin mengeluh:
"Kau belum tahu bagaimana nyonya memanjakan nona, apa pun yang diinginkan putrinya, beliau pasti akan menurutinya. Kecuali kalau kau meminta maaf dan mengaku salah padanya, kalau tidak, jangan harap beliau akan melepaskanmu!"
Ruan-wei tertawa:
"Jika sampai harus bertarung, belum tentu aku akan kalah di tangan nyonya!"
Ling Qi-xin menggelengkan kepala:
"Kau salah menafsirkan ilmu silat Nyonya!"
Diam-diam Ruan-wei berpikir, 'aku hanya mendengar 4 cantik di dunia persilatan sangat cantik tapi aku tidak pernah mendengar ilmu silat mereka sangat tinggi. Seperti ibuku, ilmu silatnya biasa-biasa saja!"
Karena itu dengan nada tidak percaya dia berkata:
"Walaupun ilmu silatku tidak begitu tinggi, aku kira aku tidak akan kalah di tangan mereka.!"
"Apakah kau tahu mengapa pengawalan perjalanan Nan-bei belum pernah kehilangan barang?"
Dalam hati Ruan-wei memang pernah merasa aneh karena di kantor pengawalan perjalanan Nan-bei tidak ada orang kuat, dunia persilatan begitu kacau mengapa barang mereka tidak pernah dirampas? Ini memang aneh, apakah ada sebabnya?
Ling Qi-xin berkata lagi:
"Dulu ketika pengawalan perjalanan Nan-bei baru dibuka, ketika itu aku masih kecil tapi aku sudah berada di sini. Awalnya tidak ada orang yang mau menitipkan barang. Kemudian kantor ini menerima 2-3 barang titipan, begitu diantar, di tengah perjalanan semua barang dirampas...."
"Ternyata pengawalan perjalanan Nan-bei awalnya sering kehilangan barang!"
Ling Qi-xin menggelengkan kepala:
"Bukan hilang, karena setelah setengah bulan, barang-barang itu dikembalikan dengan
utuh "jelas LingQi-xin.
"Masa ada hal begitu mudah?" Ling Qi-xin mengenang masa lalu:
"Aku teringat ketika itu nyonya masih ada di kantor pengawalan perjalanan. Barang hilang pada
hari kedua, tuan Ouwyang sangat cemas dan tidak tenang tapi Nyonya tidak cemas. Dia malah
menghibur tuan. Sore hari, nyonya mengganti baju ketat dan menunggang seekor kuda hitam,
beliau membawa sebuah pedang, beliau pergi "
Ruan-wei berpikir, 'apakah hanya mengandalkan dia sendiri bisa mengembalikan barang yang telah hilang tiga kali dalam waktu setengah bulan? Ini benar-benar tidak mungkin."
Ling Qi-xin berkata lagi:
"Pada hari ketujuh, nyonya pulang dengan wajah lelah. Beliau memberi tahu bahwa barang yang dirampas akan kembali ke tangan pengawalan perjalanan Nan-bei dengan cepat. Semua orang harus bekerja dengan tenang, kelak pengawalan perjalanan Nan-bei tidak akan kehilangan barang yang"dibawanya lagi!"
Ruan-wei menarik nafas:
"Benar-benar sangat sombong!"
"Memang kata-katanya membuat orang tidak percaya. Pada hari kedelapan, barang yang hilang
diantar kembali. Mereka dari perkumpulan ternama. Mereka mengutus 4 pesilat dan ketua berbaju
emas datang "
"Mereka datang sebagai tamu?" tanya Ruan-wei.
Ling Qi-xin menjawab: "Tadinya kami mengira mereka datang hanya untuk mencari keuntungan tapi mereka datang mengantarkan plakat perak Zheng-yi-bang, dan simbal emas dari Tian-zheng-jiao. mereka juga berkata, 'Jika ada orang yang berani menyerang pengawalan perjalanan Nan-bei, keluarkan barang-barang ini, melihat barang-barang ini seakan melihat pemiliki benda-benda ini!"
"Berarti dua perkumpulan memberi benda yang mewakili mereka dan berarti pengawalan perjalanan Nan-bei berada dalam perlindungan 2 perkumpulan." Ling Qi-xin berkata dengan suara keras:
"Betul! Hanya beberapa hari saja, kabar ini sudah tersebar luas dan semua orang tahu pengawalan perjalanan Nan-bei mempunyai 2 pelindung kuat maka tidak ada orang yang berani merampok pengawalan perjalanan Nan-bei lagi!"
Ruan-wei menarik nafas:
"Berarti siapa yang berani merampok barang milik pengawalan perjalanan Nan-bei, mereka akan bermusuhan dengan 2 perkumpulan ini. Bagaimana cara Nyonya bisa membuat 2 perkumpulan lurus dan sesat ini bisa melindungi pengawalan perjalanan Nan-bei?"
"Kami juga tidak tahu karena apa, belakangan ada gosip dunia persilatan, kami baru tahu apa sebabnya!" kata Ling Qi-xin.
"Apa sebabnya?"
Ling Qi-xin terus menjelaskan:
"Ternyata setelah kehilangan barang, Nyonya tidak langsung mencari barang yang hilang, dia
pergi mengunjungi Tian-zheng-jiao dan Zheng-yi-bang. Katanya setelah nyonya sampai di pusat
kantor Tian-zheng-jiao dan Zheng-yi-bang, dia mengajak 2 ketua perkumpulan ini bertarung "
Dengan serius Ling Qi-xin berkata:
"Ketua Zheng-yi-bang Lu Nan-ren dan ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu kalah di bawah ilmu pedang nyonya!"
Ruan-wei terkejut: "Apa betul?"
"Hal ini pasti tidak salah, kalau tidak hanya dengan mengandalkan muka suami istri Ouwyang, mereka tidak akan bisa mempengaruhi 2 perkumpulan besar ini untuk melindungi pengawalan perjalanan Nan-bei dan juga tidak mungkin dalam waktu 3 hari mereka mengembalikan barang yang telah dirampok!"
Ruan-wei kebingungan, dia berkata:
"Pantas ilmu pedang Nona Ouwyang begitu lihai dan aneh, mungkin ilmu pedangnya didapatkan dari nyonya!" Ling Qi-xin menjawab:
"Hanya nyonya yang sanggup mengajari ilmu pedang yang begitu bagus. Kali ini nona pergi ke tempat ibunya pasti karena ingin belajar ilmu pedang yang lebih hebat lagi dari ibunya, maka adik Wei harus berhati-hati!"
"Terima kasih atas nasehat Da-ge, aku mohon Da-ge memberi tahu tuan Ouwyang dan lain-lain
kalau aku pergi "
Ling Qi-xin tampak ragu sebentar lalu berkata lagi:
"Adik Wei, tuan Ouwyang berharap kau tinggal di kantor pengawalan perjalanan ini maksudnya
adalah mencairkan dendam tanpa alasan. Beliau berharap jika nona kembali, begitu melihat kau
adalah orang yang sangat berguna bagi kantor ini, maka dia tidak akan menyulitkanmu lagi. Tapi
tidak disangka kau malah ingin pergi "
Ruan-wei tertawa dingin:
"Sifat nona Ouwyang yang seperti itu, apakah tuan Ouwyang membiarkan begitu saja?" Ling Qi-xin menarik nafas:
"Nona sangat disayang oleh ibunya, tuan Ouwyang tidak berani memarahinya." Ruan-wei mulai marah:
"Mana ada gadis yang sifatnya seperti itu? Jika dia kembali untuk mencariku, katakan kepadanya kali ini aku pergi ke Shan-xi kota Rui untuk mengurusi suatu hal, bukan karena takut kepadanya!"
Ling Qi-xin menggeleng-gelengkan kepala, dia juga tidak mengerti mengapa nona Ouwyang selalu berseberangan dengan Ruan-wei tapi dia juga tidak bisa menahan kepergian Ruan-wei. Maka dia meninggalkan tempat itu untuk memberitahu tuan Ouwyang.
Sore harinya setelah membereskan barang bawaan, Ruan-wei meninggalkan kantor pengawalan perjalanan Nan-bei. Ding Zi-guang dan Ling Qi-xin mengantarnya sampai di perbatasan kota Luo-yang.
Ketika Ruan-wei sampai di Shan-xi. hari telah memasuki bulan 8, Tiong-qiu masih ada beberapa hari, perkiraan Ruan-wei untuk sampai di tempat kota/kampung Rui 2 hari lagi, maka Ruan-wei dengan santai berjalan karena waktu yang ada masih panjang.

Terbang Harum Pedang Hujan (Piao Xiang Jian Yu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang