Siapa yang tak kenal dengan Ederra Minhyun, tampan, berkarisma tapi, sangat disayangkan bila pria berumur 27 tahun ini sangatlah kaku tentang masalah cinta. Minhyun tak berniat membahas sebuah kisah yang dulu pernah membuat nya trauma.
Baginya masalah cinta adalah nomor sekian, yang ia utamakan adalah mengurus perusahaan milik ayah nya. Bukan hal mudah bagi Minhyun menjalani kehidupan nya sebagai pimpinan di cabang perusahaan ayah nya.
Hari ini, karyawan telah selesai dengan pekerjaan nya, mereka segera pulang kembali kerumah. Berbeda hal nya dengan Minhyun yang masih sibuk mengecek berkas-berkas yang di berikan asisten nya.
Hampir dua jam ia meneliti tumpukan berkas-berkas yang ada dihadapan nya. Minhyun membuang napas kasar, ia beranjak berdiri dari kursi empuk nya.
Minhyun menyetir mobil nya santai, melihat ramai nya jalanan. Raut wajah Minhyun berubah menjadi kesal, hampir pukul Delapan malam namun jalan masih saja ramai.
Alih-alih mengusir rasa bosan, Minhyun mengecek ponsel mahal nya. Ia kembali berdecak, pria dingin ini kembali fokus menyetir setelah jalan mulai sepi.
"Minhyun pulang!" Teriaknya membuka pintu mansion milik ayahnya. Ia disambut beberapa asisten yang bekerja disini, tak lama datang wanita yang mirip seperti Minhyun.
"Akhirnya pulang juga, mamah kangen banget sama kamu," Kekeh ibu Minhyun memeluk anak nya erat, terlihat jelas bahwa ia sangat menyanyangi Minhyun.
"Minhyun juga kangen mamah" Minhyun membalas pelukan ibu nya hangat.
"Ayo makan dulu, udah ditunggu ayah," Ucap nya menuntun Minhyun menuju ruang makan.
Padahal Minhyun ingin mandi terlebih dahulu, tapi tasanya tak enak jika kedua orangtua nya harus menunggu nya lagi.
"Minhyun, ayah pengen sekali-kali kamu bawa perempuan kesini," Ucapan ayahnya terdengar ambigu di telinga Minhyun.
"Ayah..." Ibunya menggeleng menanggapi perkataan ayah Minhyun yang sulit untuk dimengerti.
Minhyun tetap diam sibuk memakan santapan malam nya, setelah itu hening. Ayah Minhyun merasa bersalah dengan sikap nya sendiri, entah mengapa akhir-akhir ini sifat nya berubah menjadi kekanak-kanakan.
"Good night," Pamit Minhyun mengulum senyuman, ia segera pergi ke kamar nya yang berada di lantai atas. Kedua orangtua Minhyun menatap punggung Minhyun yang menjauh dengan tatapan heran.
Ia tak langsung mandi, Minhyun malah memikirkan perkataan ayah nya yang selalu terngiang di indra dengar nya.
Minhyun membuka pintu balkon nya, ia melihat langit malam yang terlihat indah. Suasana kota yang sudah mulai sepi membuat hati Minhyun kembali merasa tenang. Angin bertiup menimbulkan desiran dingin di telinga Minhyun.
Ia memang harus mencari pendamping hidup segera, seperti teman-teman nya yang lain. Mencari pasangan hidup bagi Minhyun bukan hal yang terlalu sulit tapi, sekarang dia belum menemukan siapa yang pantas untuk terus berada disisinya, menemani hidup nya.
Hembusan napas kasar terus menerus terdengar, ia merogoh saku celana hitam nya. Mengirim pesan singkat kepada teman nya.
Apa Minhyun harus mengubah gaya pakaian nya? Rasanya tidak, tampilan nya sudah seperti teman-teman nya yang lain.
'sumpah lo itu kaku banget kalau sama cewe'
***
Menerima kritik dan saran ^^
Voment, makasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage