29

275 50 1
                                    

Jihoon tengkurap layaknya seekor Buaya, disamping nya terdapat Dafera yang sedaritadi terus bercerita mengeluhkan setiap perasaan yang berkecamuk dalam hatinya.

Kalau boleh jujur, Jihoon bosan mendengarkan cerita Dafera. Bukan karena bosan berdua dengan gadis itu, melainkan topik pembicaraan yang selalu mengarah pada seorang Ederra Minhyun.

"Aduh hoon, lu dengerin gue cerita ga sih?" Dafera menendang perut Jihoon yang kebetulan berada di sebelah kaki nya.

"Aw Daf, sakit tau!" Jihoon mengadu, ia mendudukkan diri, tangan kanan nya mengelus perut yang masih terbalut kaus berwarna merah.

"Ya abis nya gue dicuekin mulu." Sejak dari awal memanh Dafera ingin sekali menjitak Jihoon, bukan sekarang. Mungkin nanti kalau semua emosinya sudah naik ke ubun-ubun.

"Lu suka sama om Minhyun?" Tanya Jihoon, bukan nya menjawab pertanyaan Jihoon, justru Dafera malah menggembungkan pipi nya. Gadis itu bingung harus menjawab apa, mungkin ya mungkin juga tidak.

"Aneh ya hoon," Gumam Dafera menarik selimut milik Jihoon, ia menutupi wajah nya dengan selimut tersebut.

Jihoon sendiri memandangi Dafera dengan tatapan nanar, sesekali ia mengamati suasana jalan dari kaca jendela kamar. Jihoon tau, kalau Dafer datang ke rumah nya pasti ingin mengadakan sesi curhat yang memakan durasi panjang, hampir seharian penuh.

"Gue jadi inget pas lu adu bacot sama Jinyoung," Ucap Jihoon memegangi kaki nya. Dafera nampak bergerak dari balik selimut.

"Emang gue pernah ribut sama dia?" Tanya Dafera, kening nya berkerut, ia berusaha mengingat kapan ia adu mulut dengan Jinyoung.

"Yang pas kenaikan kelas delapan tuh, kan lu rebutan meja sama dia. Gue inget nya si Jinyoung ngomong 'gue sumpahan lu nikah sama om-om' terus lu ngejawab 'bodo amat, nikah sama om-om kek, ga peduli'
Nah kayaknya lu sekarang beneran kena sumpahan nya si Jinyoung." Jihoon terkekeh pelan ketika bayangan Jinyoung dan Dafera yang sibuk memperebutkan meja urutan nomor dua muncul di kepalanya. Terkesan lucu dan kekanak-kanakan.

"Masa beneran sih hoon, ih kan ga mungkin." Semua itu jelas tidak masuk akal bagi Dafera, tapi kalau ia mengingat perkataan yang selalu di lontarkan Mora pada nya, 'ucapan adalah doa' bisa saja hal itu memang akan terjadi kan?

"Hoon ih gamau gue kalau nikah sama om-om, ntar Jinyoung ngeledekin gue lagi," Lanjut Dafera. Muka nya sudah cemberut dan mungkin siap menangis.

"Udah gapapa Daf, gue udah restuin lu sama om Minhyun kok." Jihoon mengelus pelan kepala Dafera, berharap gadis itu dapat mengendalikan emosi.

"Palalu ketombean, gue ga butuh restu dari lu ih." Dafera menyingkarkan tangan Jihoon dari kepala nya dengan paksa. Jihoon kembali terkikik pelan, dan dia malah mencubit pipi Dafera.

"Iya ya bener juga yang lu butuhin kan restu nya bang Daniel," Ungkap Jihoon masih terkekeh di sela-sela kalimat nya. Tidak ada hal yang lebih lucu lagi bagi Jihoon selain melihat Dafera yang mulai merajuk.

"Eh daritadi gue mulu yang cerita, gantian dong Jihoon yang cerita." Dafera menopang dagu nya dengan kedua tangan.

"Ga usah sok imut!" Telapak tangan besar Jihoon mendarat di wajah Dafera.

"Emang imut kok." Daf memutar bola mata nya, ia juga menyingkirkan telapak tangan Jihoon yang ada diwajah nya. Dafera baru sadar kalau Jihoon tadi habis memegangi kaki nya, bisa saja kan kaki nya kotor. Setelah ini, Dafera nampak nya harus mencuci muka nya tujuh kali.

"Daf engga nyesel kan temenan sama Jihoon?" Tanya Jihoon, ia merubah cara bicara nya lagi.

Dafera menggeleng dengan cepat, untuk apa juga ia menyesal berteman dengan Jihoon. Jelas-jelas Dafera tidak menunjukkan sisi kebencian atau ketidak nyamanan nya pada Jihoon, lalu kenapa tiba-tiba Jihoon bertanya seperti itu.

"Emang nya kenapa hoon?"

"Jihoon dijauhin sama Fira. Terus dia bilang nyesel kenal dan dia minta putus," Tutur Jihoon, suara nya memelan.

"Jadi Jihoon sama Fira putus?"

Jihoon menganggukan kepala nya lagi.

"Bukan karena Daf kan?" Kening Daf berkerut, kedua alisnya terangkat sempurna.

"Bukan kok," Jawab Jihoon  singkat. Ia memalingkan wajah nya keluar jendela, langit terik sudah tertutupi dengan awan hitam.

"Yaudah, jangan sedih masih ada cewek lain selain si Fira - Fira itu." Daf menepuk bahu Jihoon beberapa kali. Kedua sudut bibir Jihoon terangkat keatas, meski tidak terangkat secara sempurna.

"Makasih ya." Jihoon menarik Dafera kedalam pelukan nya. Tenang saja, Jihoon tau batasan. Sekarang dia hanya butuh ketenangan, tempat beecerita dan bersandar.

"Everything will be alright, hoon." Daf membalas pelukan Jihoon.

***

Ini aku ngetik pas lagi diacara
nikahan sepupu 😂
Niat nya hari ini bolos update,
tapi dengan kurang ajar nya
si ide mengalir di dalam otakku 😂

Hhh maaaf yaa kalau maksa 😂

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang