3

1.1K 132 4
                                    

Tanpa ragu Minhyun mengiyakan ajakan Dafera, padahal mereka belum saling mengenal. Semalam sewaktu di mini market mereka berdua bertukar nomor ponsel. Mengobrol singkat lewat chat, hanya perkenalan nama dan beberapa hal yang tidak penting.

Minhyun mengosongkan jadwal nya hari ini, membuat asisten nya menjadi kewalahan dengan Minhyun yang tiba-tiba ingin mengosongkan jadwal. Tidak biasanya Minhyun seperti ini, beberapa karyawan yang tau menjadi heran seketika.

Minhyun menatap sekolah Dafera yang mulai terlihat ramai, ia mengirim pesan singkat kepada Dafera. Lalu tak lama, Dafera muncul bersama dengan Jihoon.

"Om," Sapa Dafera sembari tersenyum kearah Minhyun yang masih berada di dalam mobil nya. Minhyun hanya membuka kaca jendela, memberi celah untuk mengobrol sebentar.
Minhyun memasuki gedung parkir, Jihoon mengernyit heran ketika melihat Minhyun.

Jihoon pikir kakak Dafera telah pulang, ternyata pikiran nya salah. Kalau itu bukan kakak nya lalu siapa, bingung Jihoon.

"Tadi siapa, Daf?" Tanya Jihoon yang terlanjur penasaran dengan pria tampan berkemeja putih tadi. Dafera menoleh, sedikit memiringkan posisi duduk nya untuk menatap Jihoon.

"Om Minhyun," Jawab Dafera dengan sedikit senyuman, ia tau pasti Jihoon kebingungan karena dia tidak pernah melihat Minhyun di foto keluarga besar Dafera.

"Om lu?" Tanya nya lagi dengan salah satu alis yang terangkat, ia menatap gemas Dafera yang terlihat kikuk.

"Bukan siapa-siapa, tadi malem ketemu di mini market," Jelas Dafera membuat Jihoon sedikit terkejut. Ia diam ditempat menunjukkan ekspresi yang tidak dapat diartikan oleh Dafera.

Dafera kembali keposisi semula, acara akan segera di mulai. Dan dari sini, ia bisa melihat Minhyun yang duduk di barisan wali murid urutan ketiga. Dafera merasa lega, setidak nya sertifikat lulus miliknya tak tertahan di sekolah.

Nama Jihoon Nelson dipanggil oleh kepala sekolah, ia mendapatkan sertifikat dengan nilai terbaik ke Tiga. Berbeda dengan Dafera yang hanya menempati posisi ke Lima. Dafera merasa cukup dengan nilai akhir Ujian nya. Setidaknya tidak terlalu buruk seperti nilai simulasi pertama kali.

"Selamat ya, hoon" Senang Dafera ketika Jihoon kembali di kursi disebelah nya. Jihoon tersenyum malu, ia hanya mengangguk dan kembali duduk menikmati hiburan acara.

Minhyun sebenarnya bosan dengan acara seperti ini, ia diharuskan duduk berjam-jam tanpa melakukan kegiatan. Hanya cukup melihat tapi, membuat Minhyun menjadi lelah.
Minhyun melihat Dafera yang mengobrol akrab dengan Jihoon, Minhyun juga melihat kalau Dafera selalu tertawa bersama teman nya yang belum Minhyun ketahui nama nya.

Teman? Pantaskah kata itu bagi mereka, Minhyun seketika merasakan sakit di dalam dadanya.

Acara selesai, sekarang hanya pembagian sertifikat oleh masing-masing wali kelas. Minhyun melihat Dafera dan Jihoon mendatangi nya, Minhyun sedikit aneh dengan tatapan Jihoon yang terlihat menyelidik.

"Om ayo kekelas, kelas nya aku ada di lantai atas," Ucap Dafera, Minhyun mengangguk dan mengikuti Dafera beserta Jihoon.

Terlihat seperti sepasang kekasih yang selalu berdua jika kemana-mana, bahkan kelas mereka sama. Minhyun terus berpikir.

Minhyun memasuki kelas menunggu nama Dafera di sebut, Dafera sendiri menunggu di kursi yang tersedia di depan kelas. Sama seperti yang lain, wajah semua siswa/i terlihat cemas. Apalagi yang tidak disebut mendapat nilai ujian terbaik.

"Daf, lu ngga takut dia ngapa-ngapain lu?" Tiba-tiba Jihoon bersuara, membuat Dafera menoleh kearah nya lagi. Dafera mengernyit dengan pertanyaan Jihoon kali ini.

"Om Minhyun baik kok," Jawab Dafera yang meneliti sikap Minhyun. Jihoon menampakkan kekhawatiran yang kentara di wajah nya.

"Kalau habis ini bawa lu ke apartemen gimana, kalau dia Om-om kesep---",

"Jihoon, jangan ngomong sembarangan!" Tukas Dafera dengan cepat. Sebenarnya yang dikatakan Jihoon ada benar nya, kalau memang iya terjadi bagaimana.

"Hoon, kalau gue beneran di bawa sama dia ke apartemen, lu tolongin gue ya" Dafera memasang wajah menggemaskan, menutupi ketakutan nya di sana.

"Mending gue yang bawa lu ke apartemen," Sambar Jihoon dengan kekehan, membuat Dafera melayangkan tatapan tajam.

"Aw! Sakit!" Ringis Jihoon saat Dafera mencubit pinggang nya.

"Ehem," Dehem Minhyun yang melihat aksi cubit mencubit antara kedua nya. Dafera bangun, diikuti Jihoon. Mereka berdua tersenyum kearah, meski Jihoon terlihat alot untuk tersenyum tulus.

"Eh udah ya, Om makasih ya"

Minhyun mengangguk dan menyerahkan map hitam tebal kearah Dafera.

"Yaudah, saya pergi dulu, ada kerjaan dikantor," Pamit Minhyun diangguki Dafera, Jihoon merebut map yang berada di tangan Dafera.

"Ih Jihoon, balikin gue belum liat sama sekali," Teriak Dafera, Minhyun dapat mendengar nya. Jadi nama nya Jihoon, pikir Minhyun.

Ia menuruni satu persatu anak tangga, menghiraukan tatapan kagum wanita-wanita yang melihat Minhyun.

Minhyun terlanjur mengosongkan jadwal nya, ia memutuskan untuk pergi ke rumah teman nya.
Rumah nya terlihat sepi namun, teman nya bilang ia sedang berada di rumah.

Minhyun segera keluar dari mobil nya, lalu pintu terbuka menampilkan Jaehwan yang tersenyum kearah Minhyun.

"Ngga kerja lo?"

Jaehwan melemparkan pertanyaan yang membuat Minhyun mendengus sebal. Jaehwan member celah agar Minhyun masuk kerumah nya.

"Main game ga?" Tanya Jaehwan dengan tatapan sumringah, Minhyun menggeleng.

"Ngga seru lo" Jaehwan memutar bola mata nya karena jengkel, Minhyun terkekeh geli melihat tingkah Jaehwan.

"Gue mau masak Lele lu dong"


________________________________________




Voment, Share

Sorry for typo :''

Thankyouu ❤

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang