33

320 48 3
                                    

Tiga hari yang lalu, Dafera sudah berjanji dengan Jihoon akan bertemu — lebih tepatnya Jihoon akan mempertemukan Dafera dengan dosen nya. Kali ini Dafera menunggu di halte, dekat dengan rumah dosen nya Jihoon.

Dafera menyilangkan kaki nya, sesekali gadis itu melirik jam hitam yang melingkat di lengan kiri nya. Bosan menunggu, Dafera memainkan ponsel nya sejenak.

"Woi! Sorry ya gue telat, tadi ban motor gue kempes." Jihoon mendudukkan diri di samping Dafera, tanpa berdosa Jihoon mengambil air mineral dari tangan kiri Dafera.

"Ck Jihoon!" Dafera berdecak kesal.

"Udah ayo, kan gue janji nya jam tiga. Lima menit lagi tau," Jihoon bercicit. Ia membuang botol air mineral kemudian segera pergi ke motor nya.

"Jangan nyalahin gue lah kalau misal nya telat," Dafera mendengus. Bukan hal mudah untuk marah ke Jihoon. Semenjak mereka berteman, Dafera jarang sekali marah dengan Jihoon, kalaupun marah itu juga tidak fatal sebagaimana hubungan pertemanan orang-orang diluaran sana.

"Jalan aja ya, bentar kok. Ngomong-ngomong gue ga bisa lama, jadi cuma bisa nganter doang." Jihoon menarik kunci motor nya, kemudian memasukkan nya ke dalam saku celana.

"Terserah deh," Ucap Dafera sedikit kecewa, dia menunggu Jihoon dalam waktu yang cukup lama, lalu mereka malah bertemu sekejap saja.  Kadang Jihoon semenyebalkan itu.

Jihoon menghentikan langkah nya di depan rumah minimalis dengan pintu pagar berwarna putih. Sekilas rumah ini berbeda dari yang lain nya, disaat yang lain menonjolkan kekayaan, rumah ini malah terlihat sederhana.

"Misi, bu. Saya mau ketemu pak dosen." Jihoon tersenyum ketika seorang asisten rumah tangga keluar dari sebuah bangunan kecil di yang sudut halaman, nampak nya ia baru keluar dari gudang.

"Nak Jihoon kan ya? Ayo masuk dulu, bapak tadi baru pulang, mungkin lagi mandi." Ujar beliau diiringi senyum ramah, Jihoon dan Dafera mengikuti beliau.

Tak lama, seorang pria dengan balutan kaos oblong berwarna putih serta celana hitam panjang muncul dari balik pintu. Rambut hitam nya yang masih basah menambah kesan berbeda.

"Wah Jihoon, udah dateng rupanya." Senyum nya mengembang sempurna. Dafera sejenak terpaku pada pesona pria muda dihadapan nya ini. Jihoon yang melihat gelagat aneh Dafera berteriak frustasi dalam hati. Bahaya kalau Daf sampai menyukai dosen nya ini. 

"Iya pak, ini saya bawa temen saya yang mau jadi guru private nya Freon." Jihoon terlihat santai ketika berbicara pada dosen nya, dari penelitin Dafera kedua nya memang terlihat akrab.

"Nama nya siapa?" Pria itu menatap lekat Dafera. Suara nya mengalihkan atensi Dafera, sontak gadis itu menatap balik pria dihadapan nya.

"Dafera Joviana." Dafera menarik sudut bibir nya keatas. Demi apapun, Dafera merasa nyaman berada di rumah ini.

"Saya Sungwoon El- Aksara."

"Ga ada yang nanya loh pak," Celetuk Jihoon diiringi dengan tawa, sementara Sungwoon hanya bisa tersenyum canggung.

"Ya kan cuma ngasih tau hoon, resek banget sih kamu ini." Sungwoon menggelengkan kepala nya, hembusan napas kasar terdengar begitu jelas ditelinga Jihoon.

"Maaf pak, maaf." Jihoon masih terkikik, kemudian ia ingat kalau harus menjemput kakak nya di bandara. Kalau saja Jihoon tak ingat, pasti besok Jihoon hanya tinggal nama.

"Daf sorry ya gue ada perlu, ga bisa nemenin lu. Gua tinggal gapapa ya?" Jihoon menoleh, berbisik di samping telinga Dafera. Gadis itu justru mengerutkan kening heran, perlu nya Jihoon itu yang bagaimana sih? Rasanya tak jauh dari makan dan mengerjakan tugas.

"Masih nugas lagi?" Tanya Daf, Jihoon dengan segera menggeleng kan kepala nya.

"Enggak, ini mah urgen. Kalau sampe telat bisa abis deh gue." Jihoon tidak menjelaskan secara detail kalau kakak nya itu pulang, lagipula ia sengaja merahasiakan nya dari Dafera.

"Hm yaudah deh, sana pulang." Dafera merasa tidak enak karena terus menerus berbisik di hadapan seorang dosen — yang notabene nya pasti mengerti soal etika dihadapan orang lain.

"Pak saya pulang dulu ya, ada urusan penting." Jihoon pamit, kedua kaki nya langsung berlari keluar rumah tanpa menunggu respon Sungwoon.

"Dad, Who is she?" Seorang anak laki-laki muncul dengan wajah kantuknya, ia menghampiri Sungwoon sembari merentangkan tangan. Kedua bola mata nya sesekali melirik Dafera keheranan.

"Guru private nya Freon," Jawab Sungwoon singkat. Sejujurnya ia tak suka ketika Freon mengajak nya berbicara dengan bahasa Inggris. Itu mengingat kan Sungwoon pada mendiang istri nya yang ketahuan bermesraan bersama pria lain seminggu sebelum kematian nya.

"Saya minta kamu ajarin Freon bahasa Indonesia yang baik dan benar, dia udah bisa baca dan tulis. Tapi menggunakan bahasa Inggris."

Dafera mengangangguk tanda mengerti. Itu soalan mudah kan?

"Freon, open your eyes. And looks how beautiful your private teacher." Sungwoon menggoyakan badan Freon yang sekarang berada di pangkuan nya. Baru saja dia memuji perempuan secara langsung, benarkah?

"I'll take a bath!" Freon turun dari pangkuan Sungwoon, ia segera berlari menuju kamar mandi. Sungwoon tertawa pelan melihat punggung putra semata wayang nya itu.

"Ayo saya antar ke kamar Freon." Sungwoon bangkit dari duduk nya, ia memandu Dafera agar mengikuti langkah nya memasuki area rumah lebih dalam lagi.

"Tunggu disini aja ya, saya mau keluar dulu. Kalau ada apa-apa minta aja sama asisten rumah tangga saya." Sungwoon menyunggingkan senyum nya. Dafera mengangguk patuh.

Dafera melihat isi kamar Freon, tidak ada yang mencolok sama sekali. Tembok yang bersih dari poster, serta barang-barang yang tertata rapi, membuat Dafera sedikit berdecak kagum.

"I wanna have a sister, not a private teacher." Dafera menoleh ke sumber suara, disana berdiri Freon yang sudah mengenakan pakaian nya rapi. Anak ini berbeda dari yang lain nya, usia lima tahun, namun nampak seperti anak usia sepuluh tahun.

"I can be your sister too," Jawab Dafera tersenyum, Freon mengerjapkan mata nya.

"Okay, sis." Freon menggembungkan pipi nya, ia mendekat kearah Dafera ragu.

"Thankyou for coming to my life." Suara kecil Freon menggema di telinga Dafera. Ya, terserah Freon saja.

***

Makin absurd aja
mwehehehe


Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang