62

209 33 15
                                    

halo selamat malam ❤



Minhyun menyerahkan sebuah undangan berinisial J dan J kepada Dafera, seketika itu Dafera mengerutkan kening, tangan nya terulur mengambil undangan kemudian membuka nya tidak sabaran.

"Om Jaehwan nikah?" Tanya Dafera dipenuhi nada keterkejutan didalam sana, setelah membaca rincian nama yang terdapat pada kertas tebal dengan warna merah dan emas itu, Dafera menjadi tahu alasan Minhyun pulang cepat lagi hari ini.

"Iya, hebat banget dia bisa nikahin anak pengusaha di Bali. Kayaknya dia bakalan makin mager kerja," Tutur Minhyun menyeruput kopi hangat yang di buatkan Dafera beberapa menit yang lalu.

Dafera menatap Minhyun sekilas, ia masih membaca setiap kata yang membentuk sebuah susunan acara pernikahan yang diadakan dua hari dua malam. Dafera berdecak kagum dalam hati, bahkan dalam benak Minhyun, ia merasa tersaingi oleh Jaehwan.

"Enggak mungkinlah om Jaehwan mager kerja, secara dia juga harus dituntut profesional dalam berbisnis sama mertua nya kan?" Dafera mendudukkan diri nya di samping Minhyun.
Minhyun mengangguk cepat, benar juga yang dikatakan Dafera. Pasti Jaehwan akan menjadi pewaris dari bisnis besar di Bali tersebut, mana mungkin Jaehwan bersantai ria.

"Jadi kita mau ke Bali?" Tanya Dafera menatap Minhyun dengan nada penuh harap. Dafera sendiri ingin sekali menikmati liburan disana, cuaca yang tidak terlalu panas sangat mendukung untuk duduk santai di atas pasir pantai.

"Iya, cuma sehari aja pas Jaehwan resepsi hari pertama." Minhyun melonggarkan dasi, membuka dua kancing kemeja teratas nya. Jawaban dari Minhyun membuat Dafera menelan kecewa dalam hatinya.

"Yakin cuma ke resepsi nya om Jaehwan? Enggak mau liburan gitu, kan lumayan juga mas kamu bisa cuti." Dafera tersenyum manis, kedua bola mata nya nampak berbinar.

"Kalau mas cuti malah makin banyak kerjaan, sayang." Minhyun mengelus puncak kepala Dafera lembut, bahkan Minhyun membawa kepala Dafera ke bahu nya untuk bersandar.

Dafera diam tanpa suara, berada di sekitar Minhyun saja sudah membuat pikiran nya kacau apalagi berdekatan seperti ini. Dafera akui masih belum terbiasa dengam sikap manis Minhyun, Dafera harus berusaha menetralkan rasa gugup dan degup jantung nya.

"Bang Daniel juga di undang kan? Kita berangkat nya sama bang Daniel juga ya, nanti posisi duduk di pesawat nya aku, bang Daniel, terus mas."

"Kok gitu? Kamu lebih suka deket sama Daniel?" Minhyun melayangkan tatapan tajam nya, Minhyun terlihat cemburu akibat penuturan Dafera yang seenak nya mengatur posisi duduk.

"Kamu cemburu?" Tanya Dafera menjauhkan dirinya dari Minhyun, ia kembali duduk ke posisi semula. Helaan napas terdengar dari Minhyun, pria itu keberatan jika Dafera terus bersama Daniel, sedangkan di satu tempat tersebut ada Minhyun yang harusnya lebih dipentingkan oleh Dafera.

"Enggak, bukan gitu." Minhyun mengelak. Kedua netra nya mengalihkan pandangan, menelusuri setiap sudut ruangan agar amarah nya bisa teredam.

Dafera menutup rapat mulut nya, ia juga mengalihkan atensi—tidak mau menatap Minhyun. Tak sepatut nya Minhyun cemburu jika Dafera bersama Daniel kan?

"Yaudah, kamu mau liburan kan? Di Bali nya dua hari," Tutur Minhyun menarik kedua sudut bibir nya.

"Beneran, mas?" Dafera berbalik, ia kembali menatap Minhyun penuh antusias. Pria itu lantas mengangguk kan kepala nya cepat.

"Aaa makasih, mas!" Karena terlalu senang, Dafera memeluk Minhyun dari samping. Jangan urusi bagaimana perasaan Minhyun saat ini, sudah pasti jantung berdebar tidak menentu, hati nya juga menghangat pada detik itu.

"Tapi kamu aja yang liburan, mas ga ikut," Tutur Minhyun terkekeh, ia membalas pelukan Dafera erat. Hingga, saat Dafera ingin melepaskan dirinya dari pelukan Minhyun, pria itu malah semakin mengeratkan pelukan tak terbalas nya.

"Mas, serius deh aku mau marah kalau kamu beneran ga ikut liburan sama aku."

"Masa marah bilang-bilang sih." Minhyun terkekeh, kedua lengan kekar nya mengekang pergerakan Dafera. Sesekali juga Minhyun menciumi puncak kepala Dafera gemas.

"Ya bagus dong, kamu jadi paham kenapa aku marah. Biar kita ga ada salah paham," Jawab Dafera. Minhyun terkejut dengan jawaban yang diberikan Dafera.

"Hei, Dafera?" Minhyun mendongakkan kepala Dafera. Wajah mereka berdekatan, bahkan kedua manik mata Dafera hanya terfokus pada wajah Minhyun.

"Ini beneran kamu kan?" Tanya Minhyun keheranan, kedua tangan nya masih berada di kedua pipi Dafera.

"Iyalah, siapa lagi." Singkat Dafera memasang wajah judes.

"Engga percaya, harus dibuktiin dulu." Minhyun terkekeh geli, kemudian menghujani bibir Dafera  dengan kecupan lembut. Dafera membulatkan mata nya, ia terperanjat akan perlakuan Minhyun.

"Wah iya, ini Dafera ku." Minhyun tertawa renyah.

"Misi, numpang lewat ya!"

Dafera dan Minhyun menoleh ke sumber suara, dimana Daniel sedang berjalan menuju ke pintu belakang, dua makanan ringan berada di satu tangan nya.

"Mas, sumpah aku malu. Bang Daniel pasti liat kan?"



***

Iya iya aku sama Daniel
liat semua nya Daf:(

Apa cuma aku yang
ga nyadar ini book udah
satu tahun?? XD

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang