75 : sampai akhirnya

144 30 4
                                    

Lagi seneng banget update ini
Bahkan sampe ga sadar kalau
ngetik satu part 1200+ kata
Tolong ya kalian jgn bosen baca nya
Maknai juga setiap katanya 😂

Selamat membaca ❤




Jaehwan meneguk saliva nya, melihat Minhyun sekacau ini tidak pernah terbayang dalam pikiran nya. Sore ini, Jaehwan baru saja pulang ke rumah, sekedar mengambil barang-barang kesayangan nya yang masih tertinggal di rumah lama nya. Kemudian ia memutuskan untuk mampir ke rumah Daniel dan Minhyun yang kebetulan bersebelahan.

"Gue bantu cari info Dafera dimana deh ya, atau enggak gue paksa Daniel buat ngaku. Tadi pas gue kerumah dia, gue takut ganggu istri nya yang baru balik dari rumah sakit." Jaehwan tersenyum sekilas, hanya kalimat itu yang bisa ia keluar kan untuk sekedar menenangkan Minhyun.

"Daniel pasti yang ngebantu Dafera pergi," Ujar Minhyun diiringi kekecewaan yang mendalam. Belum lagi kalau kemarin Daniel menyenggol kata hamil, Minhyun merasa orang terburuk di dunia. Seharusnya ia tidak melakukan itu, meskipun Minhyun tidak sadar—tapi ia yakin Dafera hamil karena nya. Tidak mungkin oleh orang lain, sementara Minhyun tahu sendiri —Dafera adalah gadis baik-baik.

"Iya, iya, udah lu ga usah terlalu dipikirin. Nanti gue bantu, hyun." Jaehwan menepuk-nepuk bahu Minhyun.

"Ck, masalah nya lu belum tahu Dafera lagi hamil," Decak Minhyun masih di selimuti emosi nya. Ia mencoba meredam nya, tidak mau mempersulit Jaehwan yang sekarang sudah terlihat frustasi saat menenangkan Minhyun.

"Dafera hamil? Anj*ng kok bisa?!" Mulut Jaehwan membentuk huruf O secara sempurna. Ia tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejut nya, ini sih lebih parah dari apa yang ia duga.

"Ya bisa lah, lu kenapa malah kaget kaya gitu. Harusnya kalau gue hamil baru lu kaget," Tutur Minhyun ketus. Napas nya terdegar berat, kepala nya tertunduk mengakibatkan rambut hitam Minhyun yang cukup panjang menutupi mata nya secara sempurna.

"Dulu lu bilang sama gue gak punya anak, emang bener kata cewek, cowok tuh sama aja." Jaehwan menggeleng kan kepala nya berkali-kali, merasa heran dengan kelakuan Minhyun yang mengingkari perkataan nya.

"Sadar diri lu juga cowok." Kalimat barusan seperti tamparan halus yang diberikan oleh Minhyun kepada Jaehwan. Minhyun mengepalkan tangan nya, kalau saja semua surat penting nya tidak ia tinggal di meja—pasti sekarang Minhyun sudah mengurus semua keberangkatan nya ke China.

"Ini semua gara-gara Seongwu. Sampai kapanpun gue ga akan maafin dia." Napas Minhyun memburu, mata nya juga menajam. Jaehwan menggaruk tengkuk nya tanda heran.

"Lu kalau cerita jangan setengah-setengah dong, hyun." Jaehwan lama-lama pening sendiri mendengar racauan dan jugs umpatan yang keluar dari mulut Minhyun.

"Ga usah tahu banyak soal masalah gue. Lu serius mau bantuin gue nyari Dafera gak sih? Selama di penjara gue kedinginan gara-gara ga ada dia," Tutur Minhyun. Jaehwan melebarkan kedua bola mata nya. Sudah berapa lama Jaehwan menetap di Bali, meninggalkan Minhyun dan Daniel yang bahkan sudah mulai terasa asing di mata nya.

"Hyun, lu kenapa bisa masuk penjara? Lu ngerusak citra gue tau gak kalau begini caranya, lu jahatin siapa, berengsek?" Jaehwan menatap khawatir Minhyun. Jadi alasan grup WhatsApp mereka sepi adalah karena Minhyun di penjara, dan kemungkinan Daniel yang kecewa dengan sikap Minhyun.

"Udah gue bilang ini gara-gara Seongwu, dia ngejebak gue." Minhyun menunjukkan kebencian yang sangat kentara. Jaehwan mengerjapkan mata nya, ia mengangguk tanda paham.

"Yaudah deh, gue bantuin lu cari Dafera. Di China kan? Tenang, mertua gue punya banyak kenalan di sana. Gampang lah." Jaehwan tersenyum, ia menepuk bahu Minhyun sekali lagi.

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang