9

779 89 1
                                    

Coba tebak dimana Daf sekarang berada?

VG'Resto

Dimana Guanlin menjadi sang pemilik resto tersebut. Daf bekerja paruh waktu di sini, awalnya Guanlin menolak tidak ingin mempekerjakan Daf di restoran nya. Bisa saja Guanlin memberi uang secara cuma-cuma kepada Daf tapi, jelas Daf tidak mengingankan hal yang sama seperti yang di pikirkan Guanlin.

Kemarin menjadi obrolan yang paling serius antara Daf, Guanlin dan juga Minhyun.
Dengan Minhyun yang jelas melarang keinginan Daf, serta Guanlin yang merasa tidak enak hati apabila menolak keinginan Daf untuk bekerja di restoran nya.

"Ngga usah merasa bersalah," Ucap Daf membuyarkan lamunan Guanlin.

"Om Minhyun marah tau ngga sih sama gue" Keluh Guanlin memaksakan senyum nya di depan Daf yang berdiri dibelakang mesin kasir.

"Lah marah kenapa?" Bingung Daf mencoba menatap Guanlin padahal dia sibuk memasukkan uang ke dalam mesin kasir.

"Kurang tau gue," Guanlin menelungkup kan wajah nya dengan kedua tangan nya sebagai bantal. Guanlin memperhatikan wajah Daf dengan serius, ini adalah pelanggan terakhir di resto nya.

"Udah, yuk pulang!" Daf menyerahkan uang yang ia hitung kepada Guanlin, Guanlin tak segera menerima nya. Padahal ini akhir bulan, beberapa uang sudah diberikan kepada pegawai serta koki tapi, tetap saja ada sesuatu yang mengganjal di hati Guanlin.

"Buat lu aja semua nya," Ucap Guanlin beranjak dari posisi dan segera pergi menuju ruangan nya, mengambil kunci.

"Ini terlalu banyak, lagian ini hari pertama gue kerja" Daf menyusul Guanlin yang baru saja mengenakan jaket nya.

"Ini hari gajian kan?" Guanlin berucap dingin.

"Tapi, ini hari pertama gue kerja
Lagian ini terlalu banyak, 6jt?" Daf menatap uang yang ia pegang. Guanlin berhenti tiba-tiba, Daf terantuk tubuh Guanlin.

"Sini duitnya," Guanlin berbalik menatap Daf, tangan nya meminta. Daf segera memberikan uang yang ia pegang kepada Guanlin dengan senang hati.

"Nih," Guanlin kembali menyerahkan sebagian uang yang telah ia ambil.

"Alin! Ini kebanyakan, stop kasih duit lebih kaya gini" Daf mengejar Guanlin yang berjalan dengan langkah lebar sehingga Daf tertinggal.

"Stop panggil gue Alin."

Guanlin menyalakan motor ninja nya, Daf diam tak menjawab dan tak bergerak dari posisi.

"Terima duit itu, atau gue tinggal disini?
Katanya ada preman loh disini" Guanlin menarik salah satu sudut bibir nya. Daf gelagapan dan segera menaiki motor Guanlin.

"Dasar tukang maksa" Gumam Daf yang teredam oleh suara motor ninja Guanlin.

Guanlin segera melajukan motor nya, tak sadar bila Daf kedinginan di belakang sana.
Daf mengutuk Guanlin yang sama sekali tidak peka, untung dia manusia baik hati.

Ditengah perjalanan, telepon berdering begitu saja tapi, tak Guanlin tanggapi.

"Lin hp nya bunyi tuh"

"Denger kok,"

"Terus kenapa ga diangkat?"

"Ga penting"

"Ya kan lu belum jawab, mana tau penting"

Gualin tidak menjawab, ia semakin mempercepat motor nya. Bukan ke perumahan yang seharusnya, Daf mengerutkan kening nya heran.

"Kok kesini? Rumah siapa?"

Guanlin memarkir motor nya disalah satu halaman rumah yang cukup besar dari yang lain nya. Daf segera turun menyusul Guanlin yang tak menjawab pertanyaan nya.

Cowok tinggi dihadapan Daf kini mengetuk pintu beberapa kali, padahal disitu terdapat bel pintu.

"Sabar Daf," Gumam Daf mengelus dada nya, melihat tingkah Guanlin benar-benar membuat kesabaran nya hampir habis.

"Eh Alin, ayo masuk"

Seorang pria paruh baya membuka pintu, dengan senyuman yang mengembang.

"Iya om"

Daf pikir itu orang tua Guanlin,

"Papah mu kemarin nyariin Lin, om gatau harus gimana, Minhyun ditanyain diem mulu"

"Eh kenapa juga nyariin,"

"Ya jelas khawatir lah," Kekeh beliau, Guanlin mengulum senyuman hambar

"Eh siapa ini? Pacarmu Lin? Cantik"

"Ya Allah om, kok ngegas"

Daf cuma senyum kikuk, ini suasana nya canggung banget.

"Nyari Minhyun kan ya? Dia malem ini lembur"

Guanlin ngepalin tangan nya karena kesal, dikerjain sama Om Minhyun lagi deh dia.




_________________________



.



Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang