68

174 27 6
                                    

Hai, selamat siang! ❤








Dafera baru saja pulang setelah pergi ke kampus untuk sekedar mencari informasi, ia pergi bersama Daniel— awalnya Minhyun menawarkan diri mengantar Dafera. Namun, Dafera tidak ingin Minhyun menundu kesibukan nya lagi hanya karena dirinya.

Dafera menutup pintu rumah rapat-rapat, tidak lupa mengunci nya. Sudah menjadi hal biasa bagi Dafera bila ditinggal sendirian di rumah. Gadis itu berjalan menuju kamar dengan langkah sedikit terburu-buru.

Saat melewati ruang tengah, Dafera menemukan presensi Minhyun yang sedang duduk santai di depan tv. Manik Dafera tidak mungkin salah lihat, itu benar-benar Minhyun—bukan halusinasi nya karena terlalu lelah siang ini.

"Mas? Kamu udah pulang?" Tanya Dafera mendekat ke arah Minhyun, keheranan itu masih melekat dalam pikiran nya. Bukan nya tadi Minhyun bilang ada meeting, dan mungkin pulang agak terlambat dari biasanya. Sekarang? Minhyun sudah duduk manis di sofa, pakaian formal nya juga sudah berganti dengan pakaian santai.

"Eh iya," Jawab Minhyun singkat. Ia menarik kedua sudut bibir nya keatas secara samar, tatapan mata nya juga hanya menoleh sekilas ke arah Dafera.

"Kata nya ada meeting?" Tanya Dafera lagi, ia merasa sedikit aneh dengan sikap Minhyun. Pria itu bahkan tidak mau menatap nya saat berbicara.

"Udah di handle semua sama Seongwu." Minhyun kembali memasukkan camilan kedalam mulut nya. Dafera mengangguk paham, meski hati nya belum puas ketika mendengar jawaban Minhyun.

"Oh iya, gimana tadi?" Minhyun melirik Dafera sekilas sebelum akhirnya memutuskan untuk menatap layar tv sebagai atensi yang paling menarik—padahal Minhyun tidak menyukai acara ini.

"Kayak nya aku sekampus sama Guanlin, mas." Dafera menaikkan kedua kaki nya keatas sofa, memeluk kaki nya sendiri dengan mengulum senyuman.

"Beneran? Kampus mas dulu dong, ya?"

Dafera mengangguk cepat, ia memperhatikan Minhyun yang kali ini seperti berbeda dari hari sebelum nya. Nada bicara nya yang datar, membuat Dafera merasa kurang nyaman mengobrol dengan Minhyun.

"Iya mas, kamu ga keberatan kan kalau aku nanti di antar jemput Guanlin?" Dafera ikut melihat televisi yang menangkan berita terkini. Topik nya biasa-biasa saja, tidak jauh dari berita kriminal dan laka lantas.

"Enggak kok, kalau gitu bagus dong. Jadi kamu ga perlu cape-cape nunggu taksi," Balas Minhyun mengulum senyum nya. Dafera mengerjapkan matanya, bukan itu jawaban yang ingin ia dengar.

Isi kepala Dafera terus berasumsi kenapa Minhyun bisa seperti ini, ia ingin menanyakan nya secara langsung. Namun, dirasa mood Minhyun kurang baik, Dafera tidak berani.

Dafera memutuskan untuk diam, sampai lengan Minhyun menarik nya lembut. Kepala Dafera secara otomatis bersandar pada bahu Minhyun. Deru napas pria itu terdengar tidak beraturan.

"Mas ada masalah apa? Kalau ada masalah cerita aja, mas," Ujar Dafera. Tangan kiri nya memegangi punggung tangan Minhyun yang melingkar di bahu nya.

Minhyun menggeleng kan kepala nya lemah, selanjutnya ia mengecup puncak kepala Dafera berkali-kali dengan tempo cepat. Seakan tidak mau kehilangan Dafera dari pelukan nya.

"Mas laper? Mau aku bikinin sesuatu ga?" Tawar Dafera mendogakkan kepala nya, sementara itu disaat yang bersamaan—Minhyun menundukkan kepala nya menatap lekat wajah Dafera.

"Mas eggak laper, sayang. Cuma lagi butuh kamu aja," Ungkap Minhyun dengan suara nya yang begitu lembut. Dafera terpaku di tempat, jangan lupakan irama jantung nya yang berdegup kencang.

Pelukan Minhyun pada Dafera semakin mengerat, pria itu memejamkan mata nya menikmati aroma yang menurut nya begitu menyenangkan dan menenangkan pada puncak kepala Dafera.

"Mas sayang kamu, jangan tinggalin mas  apapun yang terjadi ya?" Minhyun meraih dagu Dafera agar manik mata gadis itu menatap nya, Dafera mengangguk dengan cepat tanpa berpikir panjang.

***

Pagi ini Dafera dibuat heran karena Minhyun sudah bangun lebih dulu, makanan sudah tersaji secara rapi diatas meja makan, Minhyun terlihat sedang mengepel lantai dapur. Tidak seharusnya Minhyun melakukan semua ini, Dafera menyesal tidak bangun lebih pagi.

"Udah bangun, sayang? Mau sarapan dulu atau mandi dulu?" Minhyun kembali ke dapur setelah berlalu ke halaman belakang untuk membuang air pel-an. Ia mencuci bersih tangan nya di bak cuci piring.

"Aku udah mandi, mas." Dafera ikut mendudukkan diri nya di meja makan. Sejak kemarin sikap Minhyun tak bisa Dafera duga dengan tepat.

"Mas ga berangkat kerja?" Dafera mengambil piring dan nasi untuk nya dan untuk Minhyun. Pagi ini suasana rumah sedikit berbeda—menurutnya. Haruskah Dafera menanyakan semua hal yang ada di kepala nya sejak kemarin.

"Mas seminggu ini mau sama kamu dirumah, boleh kan?" Minhyun tersenyum manis. Ia menyambut piring yang Dafera berikan untuk nya dengan senang hati, Minhyun tahu, jawaban nya barusan membuat Dafera lumpuh. Setidak nya gadis itu tidak akan bertanya banyak lagi pada Minhyun. Karena Minhyun sendiri masih bingung harus menjelaskan nya dari mana.

Seperti dugaan Minhyun, Dafera diam dan hanya menikmati sarapan yang telah ia buatkan. Hanya terdengar dentingan piring serta sendok yang kadang berada terlalu berlebihan.

Minhyun diam-diam melirik Dafera yang ternyata memperhatikan nya juga. Gadis dihadapan nya ini tidak boleh mengetahui apa yang terjadi pada Minhyun, tapi rasa bersalah terus menghantui Minhyun sejak semalam—mana mungkin ia menutupi masalah nya, kan?

"Daf, hari ini kita ke mall lagi yuk?" Ajak Minhyun dengan ragu, takut nya Dafera akan pergi bersama Daniel lagi.

"Lusa kan kita udah ke mall, mas," Balas Dafera menghentikan kunyahan makanan di mulut nya sejenak. Sikap Minhyun semakin aneh saja dimata Dafera.

"Kita nonton, sayang. Mau ya?" Minhyun berusaha merayu Dafera, berharap gadis itu menerima ajakan nya. Minhyun percaya, ia tidak bisa ditolak oleh Dafera, namun ketika raut wajah Dafera yang tak mudah terbaca mengakibatkan rasa percaya diri Minhyun berkurang.

"Sayang...," Panggil Minhyun dengan suara lembut nya, tangan kiri nya menggenggam punggung tangan kiri Dafera.

"Iya mas, iya." Detik itu Minhyun melebarkan senyum nya. Pesona Minhyun memang tidak bisa di tolak, kan?




***

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang