Minhyun hari ini tak pulang ke mansion milik ayah nya, ia memilih menginap di rumah Guanlin. Jika ia kembali ke rumah, sudah pasti ayah nya berbicara yang tidak-tidak.
Setelah mengantarkan Dafera pulang, baik Guanlin dan Minhyun sama-sama membersihkan diri. Guanlin keluar terlebih dahulu dari kamar mandi di ruang utama, ia menggosok rambut nya yang masih basah dengan pelan, sesekali menyanyikan lagu-lagu favorite nya.
Guanlin menjatuhkan dirinya di sofa, tubuh nya terasa begitu kaku kali ini. Ingin segera tertidur namun kantuk sama sekali belum menyerang nya.
Pintu kamar tamu terbuka, menampilkan Minhyun yang mengenakan kaos putih dan juga celana hitam selutut.
"Kenapa belum tidur lin?" Minhyun ikut mendudukkan diri disamping Guanlin. Minhyun pikir Guanlin sudah tidur nyenyak di kamar nya.
"Belum ngantuk om," Jawab Guanlin singkat. Guanlin memainkan ponsel nya, lebih tepat nya memainkan game di ponsel nya.
"Tidur aja gih, nanti besok kan kuliah." Perintah Minhyun.
"Bentar om, tanggung ini." Guanlin masih fokus dengan layar ponsel nya.
"Guanlin kapan pulang kerumah?" Tanya Minhyun, sudah hampir satu bulan Guanlin tidak kerumah nya. Sementara Minhyun terus dihubungi oleh kedua orang tua Guanlin.
"Gatau om, Guanlin males kerumah."
"Terserah kamu aja lin, tapi saran om kamu cepet pulang kerumah." Minhyun bangkit dari duduk nya, ia kembali ke kamar untuk segera tidur. Menasehati Guanlin bukan lah hal yang mudah.
***
"Daf yaampun badan kamu kok panas sih?" Daniel menempelkan punggung tangan nya di dahi Dafera. Baru kemarin Dafera sakit, sekarang sakit lagi. Pasti Dafera sedang banyak pikiran.
"Daf ga papa bang, minggir ah aku mau mandi." Dafera meyingkirkan tangan Daniel dari dahi nya. Ia segera berjalan ke kamar mandi dengan langkah gotai.
"Kalau udah abang tunggu buat sarapan!" Daniel merapihkan tempat tidur Dafera sebentar.
"Iya!" Respon Dafera di dalam kamar mandi.
Daniel mengenakan dasi nya sembari berjalan menuju ruang makan. Hari ini ia akan berangkat bersama Minhyun, semalam Minhyun mengirimi nya pesan agar mereka berangkat bersama karena Minhyun ada dirumah Guanlin.
Tak lama, Dafera menuruni tangga. Ia sudah siap dengan kaos berwarna abu-abu yang dipadu dengan celana jeans berwarna putih. Penampilan Dafera memang terkesan simple, namun tetap cantik.
"Kamu mau ke resto hari ini?" Daniel menyodorkan sepiring nasi goreng kehadapan Dafera, adiknya segera menganganggukan kepala.
"Kalau gitu kamu jangan lupa minum vitamin, abang sebentar lagi berangkat, Minhyun jemput." Daniel berjalan menuju bak cuci piring, menaruh piring yang ia gunakan disana.
"Hati-hati bang, semangat kerja nya."
Dafera memulai sarapan nya, sesekali membalas beberapa pesan di aplikasi chat nya.
My boss
Semangat ya! ( 3 )Jiunels🐸
Daf, bisa ketemu? ( 2 )Dafera membuka chat dari Jihoon terlebih dahulu.
Jiunels🐸
Morning DafDaf, bisa ketemu?
Bisa hoon. Kapan, dimana?
Abis aku pulang kuliah
Jam 5 di cafe Lutos ya
Owkay siap!
Daf keluar dari roomchat nya dengan Jihoon, dan beralih membalas chat dari Guanlin.
My boss
Daf woy bangun!
Jangan lupa pantau
Semangat ya!
Siap bossQ
Iya terimakasih, semangat
juga kuliah nya:))Tak terasa, Daf sudah menghabiskan seluruh nasi goreng nya. Daf mengangkat piring, ia berjalan menuju bak cuci piring. Daf menoleh ke arah jam dinding, masih pukul 6.32 masih ada waktu untuk mencuci beberapa tumpukan piring.
***
"Jihoon udah lama nunggu? Sorry ya, tadi taksi nya lama banget." Daf sedikit menyesal karena datang terlambat, pasti Jihoon lelah menunggu nya.
"Gapapa Daf, santai aja kalau sama gue mah." Jihoon tersenyum begitu mendengar penuturan Dafera. Jihoon hanya menunggu sekitar sepuluh menit, bukan waktu yang lama kalau dibandingkan waktu untuk menunggu Daf membalas cinta nya. Tapi, Jihoon sadar waktu itu tak akan pernah datang. Daf tidak akan membalas cinta nya.
"Gimana kuliah lu lancar?" Tanya Daf, ia mendudukkan diri di kursi yang sudah tersedia di cafe ini. Jihoon mengangguk cepat.
"Bagus deh kalau gitu." Daf tersenyum, ia menaruh tas selempang nya di meja. Sementara Jihoon masih terdiam bersandar pada kursi.
"Ini minum buat gue?" Daf menunjuk gelas yang berisi matchalatte, kedua bola mata nya berbinar setelah Jihoon merespon dengan anggukan.
"Kenapa minta ketemu?" Daf menyesap es matchalatte nya hingga tersisa setengah. Jihoon tidak langsung menjawab, dia malah tertawa pelan lebih dulu.
"Gapapa Daf, gue cuma pengen ngobrol aja sama lu. Abis nya gue sekarang jarang pegang hp, ya you know lah, hp gue rusak."
Suasana cafe yang ramai membuat keduanya agak risih, beberapa dari mereka menatap Daf dan Jihoon iri. Daf berusaha mengabaikan hal tersebut, dan memilih menikmati waktu nya bersama Jihoon.
"Hp lu rusak? Kok bisa sih, jatuh lagi ya?" Daf memecingkan mata nya. Sudah menjadi hal biasa kalau ponsel Jihoon rusak itu akibat jatuh, bukan jatuh. Lebih tepat nya Jihoon memang sengaja menjatuhkan nya.
"Enggak yaelah, error doang. Biasa kan gue main game mulu." Jihoon mengelak dengan enteng. Daf percaya begitu saja, ia tahu Jihoon tidak akan bohong padanya.
"Ya lagian kenapa sih hobi banget main game,"
"Seru Daf, bisa ngilangin stress." Jihoon menatap manik mata Dafera. Berusah mencari ketenang disana, namun tetap saja. Jihoon tak bisa menemukan nya.
"Olahraga hoon, bisa ngilangin stress sama ngilangin lemak." Jihoon cemberut setelah mendengar ucapan Dafera barusan.
"Maap hoon maap, canda doang elah."
Jihoon ingin membuka suaranya, namun ia ragu untuk menceritakan nya pada Dafera. Rasanya ini bukan waktu yang tepat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage