63

193 32 11
                                    

Selamat siang ❤
Jangan lupa lunch ya 😉
Awas typo 😳



"Mas, mending aku ga usah ikut deh. Takutnya disana kamu malah malu gara-gara aku."

Minhyun masih berusaha memasang dasi nya dengan benar, tiga jam yang lalu mereka baru saja menginjakkan kaki di Bali. Detik ini, mereka akan menghadiri resepsi pernikahan Jaehwan yang diadakan di hotel.

Minhyun membalikkan badan nya, dimana Dafera tengah berdiri dengan berbalut gaun selutut berwarna pink. Rambut nya yang di gerai rapi, dengan aksen kepang poni di puncak kepala membuat nya semakin cantik meski dengan style yang sederhana.

"Malu kenapa sih, daf. Aku ga akan malu punya kamu. Ayo berangkat sekarang, Daniel udah nunggu di depan." Minhyun menaruh lengan nya pada pinggang ramping Dafera. Gadis itu menghela napas nya, kedua langkah kaki nya begitu pasrah ketika di seret lembut oleh Minhyun.

"Kamu ribet gak jalan nya?" Tanya Minhyun setelah mereka keluar dari lift, Minhyun melirik kaki Dafera yang menggunakan sepatu high heels. Perhatian kecil yang diberikan Minhyun membuat pipi Dafera memanas, butuh waktu sepuluh detik untuk merespon Minhyun.

"Enggak, mas." Dafera tersenyum manis, lengan kanan nya bertengger nyaman di pinggang Minhyun. Dafera tidak bisa menahan letupan kegembiraan dalam hati nya, bahkan Dafera menggigiti bibit nya nya agar tidak tersenyum terus menerus.

"Woy! cepet dikit kek. Capek nih gue nungguin nya." Teriak Daniel dari meja resepsionis. Jika diibaratkan, kaki Daniel sudah hampir terlepas dari tempat nya karena menunggu Minhyun dan Dafera yang terlalu lama. Lagipula, siapa suruh Daniel menunggu mereka sambil berdiri.

"Lagian suruh siapa nungguin orang sambil ngerdus," Cibir Minhyun setelah sampai di hadapan Daniel. Tatapan sengit melayang ke Daniel secara otomatis.

"Ya nama nya kan sambil menyelam minum aer," Ungkap Daniel tertawa pelan. Dafera menahan tawa nya, kakak beradik ini memang terkenal dengan humor mereka yang jongkok.

"Udah yuk cepet, gue ga tanggung jawab kalau Jaehwan sampe left grup WhatsApp lagi," Tukas Daniel merapikan jas nya. Pria itu pamit pada  resepsionis, senyuman lebar itu terukir di wajah tampan Daniel.

"Lu yang nyetir mobil, gue sama Dafera di belakang."

Ungkapan Minhyun barusan mampu membuat Daniel semakin mendongkol, umpatan-umpatan bahkan hampir keluar lewat mulut nya. Untung Daniel adalah tipe orang yang penyabar, semua nya harus dihadapi dengan kepala dingin, itu prinsip Daniel.

"Oke, tapi nanti di acara gue sama Dafera, gantian dong." Daniel menaikkan kedua alis nya bergantian. Sementara Dafera merasa kurang nyaman dengan perlakuan kakak dan juga suami nya. Gantian katanya? Memang Dafera barang yang dipakai secara bergantian.

"Udahlah, mendinh Daf ga usah ikut!" Dafera melepas tangan nya dari pinggang Minhyun, ia hampir berbalik namun kedua tangan kekar itu menahan kedua tangan nya secara bersamaan.

"Ya jangan dong," Tutur Daniel dan Minhyun bersamaan.

***

Ballroom hotel yang bertemakan kerajaan itu tertampil jelas di mata Dafera, warna hitam dan emas nampak begitu berpadu dengan hiasan dedaunan berwarna putih layaknya terlapisi salju. Tamu-tamu yang memenuhi ruangan terlihat elegan dengan setelan jas dan juga gaun mahal mereka.

Untuk beberapa saat, Dafera merasa rendah diri. Namun, genggaman tangan Minhyun yang mengerat membuat nya merasa yakin kalau ia juga pantas bekumpul ditengah-tengah orang hebat seperti mereka.

"Jangan panik, sayang," Bisik Minhyun tepat di samping telinga Dafera. Gadis itu mengangguk cepat, ia juga menyunggingkan senyum nya mambalas senyuman Minhyun sebelum nya. Dafera merasa sedikit de javu dengan semua ini. Momen nya bersama Jihoon saat lomba pesta dansa untuk kelas mereka.

Jihoon, kemana dia? Kenapa tidak memberi kabar sama sekali. Bahkan, Dafera tidak melihat Jihoon saat acara pernikahan nya digelar.

"Minhyun?" Sapa nya ragu. Minhyun menghentikan langkah nya, menyapa balik orang yang menyapa nya.

"Siapa?" Tanya nya melirik Dafera sekilas. Dafera hanya tersenyum, ia merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan rekan kerja suami nya.

"Istri saya," Ujar Minhyun dengan percaya diri. Pria berumur 35 tahun itu mengangguk untuk beberapa kali, tatapan nya begitu menilai Dafera.

Dafera semakin menguatkan kaitan tangan nya di tangan Minhyun, sampai-sampai Minhyun merasakan jari nya kebas.

"Kalau begitu saya permisi dulu," Pamit Minhyun pergi meninggalkan rekan kerja nya, meskipun lebih tua dari Minhyun. Kalau tidak sopan seperti itu juga rasanya Minhyun tidak patut untuk menghormati beliau.

"Kalau mas bisa congkel mata, udah di congkel sampe akar nya deh." Minhyun menggeram, tidak suka kalau Dafera di tatap seperti tadi.
Dafera yang kelihatan lesu membuat Minhyun khawatir setengah mati, ditambah dengan Dafera yang terus diam, Minhyun semakin bingung.

"Langsung ketemu om Jaehwan nya aja ya, mas. Ga usah makan." Raut wajah Dafera menjadi memelas, tak betah dengan suasana ballroom yang terlalu ramai. Dengan berat hati Minhyun menyetujui permintaan Dafera, mereka berdua melewatkan prasmanan yang hidangan nya bisa dibilang istimewa. Minhyun sih tak apa, asal Dafera baik-baik saja.

Dafera melangkah mengikuti Minhyun, mereka harus mengantre cukup lama akibat banyak nya tamu yang ingin mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.

"Akhirnya lu dateng juga, hyun. Gue kira ga dateng, oh iya si Daniel mana?" Jaehwan membalas jabatan tangan Minhyun, kedua nya sempat berpelukan—saling menepuk bahu.

"Yang nikah sahabat gue sendiri ya kali ga dateng, ntaran lu ngambek malah left grup WhatsApp lagi. Daniel kesini, mungkin dia lagi makan-makan."

Jaehwan tersenyum paksa, sangat terpaksa karena Minhyun yang terus-terusan meledek nya 'left dari grup WhatsApp', Daniel lah yang pertama kali mencetuskan ledekan tersebut untuk Jaehwan.

"Yain aja. Ini istri lu? yang adiknya Daniel itu?" Jaehwan melirik Dafera, Minhyun cepat-cepat mengangguk.

"Udah ya, gue kesini cuma mau ngucapin selamat aja sama lu. Semoga kalian berdua langgeng sampe kakek-nenek" Jaehwan mengangguk, sementara si mempelai wanita meng-amini.

"Makasih hyun, terharu gue lu dateng jauh-jauh cuma buat ngucapin selamat." Jaehwan menghapus air mata yang tiba-tiba jatuh dari sudut mata nya, Jaehwan mengingat setiap kebaikan yang Minhyun lakukan. Menurutnya, tidak ada teman yang sebaik Minhyun dan Daniel. Mereka sudah seperti keluarga sendiri.

"Om Jaehwan, selamat menempuh hidup baru ya." Dafera melewati Jaehwan, tangan nya ditarik lembut oleh Minhyun untuk keluar dari pelaminan. Dafera sulit untuk berkenalan dengan istri Jaehwan —isi hati nya berteriak Woy itu cantik banget istrinya, kayak boneka.

"Ini kita gapapa ninggalin bang Daniel?" Dafera mengedarkan pandangan, namun nihil, ia tidak menemukan tubuh tegap Daniel di sisi manapun.

"Daniel mau ketemu seseorang dulu, kita duluan  aja. Daripada kamu ga nyaman disini." Minhyun mendekap Dafera dari samping.

"Mas, cewek disini cantik-cantik ya," Ucap Dafera mengulum senyum nya. Minhyun  tidak mengindahkan Dafera, yang ia lakukan hanya terus merangkul Dafera dengan erat, berharap gadis itu tahu dalam benak Minhyun hanya Daferalah yang paling cantik, tidak ada orang lain.


***

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang