selamat malam ❤
Rumah ini tidak jauh berbeda dari beberapa bulan kebelakang. Halaman yang masih lumayan rapi meski debu menempeli lantai dan juga teras, pot bunga yang layu menjadi pemandangan serius bagi Dafera detik ini. Sudah lama ia meninggalkan tempat ini, rumah yang mula milik Guanlin, hingga berakhir menjadi rumah milik nya dan juga Minhyun.
Dafera merapikan rambut nya yang berantakan, ia menyeret kaki nya yang terasa berat, kepala nya yang pening, serta tubuh nya yang kaku. Lian sekarang berada di gendongan Minhyun, koper-koper mereka di bawa oleh supir taksi online yang mereka tumpangi.
Mereka sempat mampir ke rumah besar Minhyun, menemui mama yang ternyata sedang sendirian dirumah. Kehadiran Minhyun, Dafera serta Lian membuat kaget wanita paruh baya tersebut, sudah lama tidak berkabar dengan anak kesayangan karena adanya Seongwu dirumah, tiba-tiba mendapati Minhyun yang sudah menggendong bayi menggemaskan.
"Kamu kalau cape tidur aja, sayang." Minhyun menutup pintu rumah nya rapat, ia kasihan melihat kondisi Dafera yang begitu lelah. Tidak memungkinkan mereka untuk menaruh barang-barang mereka dirumah ini. Minhyun juga butuh istirahat sejenak.
"Mas, ini kenapa rumah nya bersih banget ya? Padahal di luar kotor gitu," Tutur Dafera begitu membuka pintu kamar. Cukup terheran dengan tatanan rumah yang rupanya sedikit berubah, bersih dan rapi. Siapa yang merawat rumah ini selagi kedua nya tinggal di China? Tidak mungkin kan rumah ini membersihkan dirinya sendiri.
"Sebelum pergi aku titipin rumah ini ke Alin sih," Balas Minhyun singkat. Ia berlalu melewati Dafera yang masih mematung di ambang pintu, Minhyun menaruh Lian yang sedang tertidur di atas kasur empuk dengan seprai motif tim sepak bola kesukaan Guanlin. Minhyun memang menitipkan nya, terserah juga mau Guanlin apakan rumah ini, tapi nyata nya Guanlin hanya menggunakan nya sebagai pelarian disaat ia memiliki banyak beban dirumah.
"Aku mandi dulu ya, kamu tidur aja sama Lian. Aku ga tega liat kamu capek gini, ayo sini." Minhyun menuntun Dafera layak nya menuntun seorang balita. Dafera tertawa pelan, merasa aneh dengan perhatian Minhyun.
"Aku siapin ganti buat kamu dulu deh ya. Udah sana kamu mandi!" Dafera melepaskan tangan Minhyun dari bahu serta pergelangan tangan nya, selanjut nya Dafera mendorong punggung belakang Minhyun dengan kuat.
Dafera benar-benar menyiapkan kaus ganti untuk Minhyun. Sesaat netra nya beralih memandangi lemari dan juga koper secara bergantian, lebih baik Dafera juga menata baju-baju ke dalam lemari. Selagi niat itu masih ada, Dafera melakukan nya dengan cepat.
"Kok kamu malah beres-beres sih, yang? Kan udah aku bilang kamu tidur aja."
Tiga puluh menit berlalu, Minhyun keluar menggunakan bathrobe hitam. Melihat Dafera yang berjinjit kesusahan mencapai lemari paling atas membuat naluri Minhyun segera membantu nya.
"Mas kalau mau bantuin aku bilang dong ih, ini aku kejepit, sesek napas tau gak!" Keluh Dafera yang sekarang kepala nya masuk kedalam lemari. Minhyun terkekeh sejenak sebelum akhirnya melangkah mundur.
"Daf?" Panggil Minhyun panik, saat ia sudah menjauhi tubuh Dafera, wanita itu malah belum berbalik sama sekali. Minhyun semakin mengerutkan kening nya, ia memutar bahu Dafera, tak lama menemukan wajah Dafera yang memejam.
"Kamu kenapa?" Minhyun sontak menangkup kedua pipi Dafera.
"Mas,"
"Hm?"
"Jantung aku...." Dafera masih memejam kan kedua mata nya. Helaan napas yang panjang, suara yang melemah membuat isi kepala Minhyun berputar karena bingung dan khawatir disaat yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage