awas drama XDDafera mengetuk-ngetukkan pulpen di meja nya, lebih tepat nya di meja kerja milik Guanlin. Ia sedang mencatat kebutuhan bulan depan, beberapa harga bahan makanan naik begitu saja. Dafera semakin bingung, ia tidak terlalu pandai dalam memanage kebutuhan belanja. Ini tentu berbeda dengan kebutuhan bulanan di rumah nya.
"Duh pusing." Daf mencoret-coret lagi kertas yang sudah banyak tertera nominal angka disana. Daf bangkit dari duduk nya, catatan kecil itu masih setia Daf genggam.
"Kak Hyungseop!" Daf menuruni tangga, tepat di tangga ternyata ada Hyungseop.
"Eh Daf, kebetulan. Tadi gue niat mau ke ruangan lu." Hyungseop tersenyum lebar, ia merapikan lengan kemeja nya.
"Hehe iya kak, ini aku pusing nyatetin kebutuhan belanja. Bantuin dooong," Pinta Daf mengerucutkan bibir nya, ia menyerahkan catatan itu ke tangan Hyungseop.
"Okay gampang inimah, gue selesaian sendiri juga bisa. Btw, gue keruangan lu mau nyampein kalau Guanlin udah di depan. Dia nunggu lu di mobil nya." Hyungseop segera berlalu meninggalkan Dafera yang termenung di anak tangga.
Dafera tak mau Guanlin menunggu lama, ia segera pergi menemui Mora. Ia mengambil tas selempang nya lebih dulu.
"Cie yang mau dibawa ke rumah camer," Goda Mora yang melihat Daf mengambil tas nya di meja kasir.
"Ih apasih kak, aku kan cuma bantuin Guanlin baikan sama papah nya." Dafera memutar bola mata nya, Mora terkekeh ketika melihat punggung Dafera yang mulai tak terlihat.
"Haii lin, maap ya gue lama." Dafera memasuki mobil Guanlin dengan cepat kemudian ia memasang sabuk pengaman.
"Iya santai ajalah. Udah siap kan?" Tanya Guanlin meyakinkan, kedua tangan nya memegang stir dengan kuat. Selanjutnya, Dafera malah terkekeh gemas.
"Yang harus nya nanya kaya gitu itu gue," Dafera mengulum senyum. Terlihat bagaimana ketakutan di raut wajah Guanlin.
"Udah jangan takut. Ayo ih jangan lama-lama, makin sore kan makin rame."
Guanlin mengangguk mantap, ia menghela napas sejenak sebelum mulai menancapkan gas mobil nya.
***
Dafera berlari tak tentu arah, air mata juga tak dapat tertahankan dari sudut mata nya. Pikiran nya melayang, Dafera mulai merasa lelah karena terlalu jauh berlari dari rumah Guanlin.
Dafera terjatuh di trotoar, lutut nya mengenai beberapa kerikil kecil. Ia menyesal telah pergi kerumah Guanlin, ia menyesal menetap lama di rumah Guanlin, seharusnya ia segera pulang setelah Guanlin dan sang papah sudah kembali berdamai.
Dafera mencopot sepatu hak nya, kaki nya terasa lelah saat berlari tadi. Dafera menutupi wajah nya dengan kedua telapak tangan nya yang terbuka.
"Dafera?"
Dafera mendongakkan kepala nya, mendapati Minhyun disana. Dafera cepat-cepat menghapus sisa air matanya, sekarang ia menyesal telag menangis.
"Om Minhyun? Ngapain disini?" Tanya Dafera memasang senyum, bisa dibilang ini adalah senyuman yang ceria meskipun Minhyun barusan melihat Dafera menangis.
"Ini rumah saya," Jawab Minhyun singkat. Dafera membulatkan mata nya.
"Aduh om, maaf ga tau. Mobil nya mau masuk ya, silakan om. Hehe maap." Dafera tertawa mulai menyingkir dari trotoar, ia baru sadar telah menutupi gerbang hitam rumah besar milik Minhyun — rumah ayah Minhyun lebih tepat nya.
"Kamu mau mampir?" Tanya Minhyun sebelum membuka kuncian gerbang rumah nya. Daf menggeleng,
"Rumah kamu jauh Daf, kamu yakin mau jalan kaki? Taksi jam segini udah jarang." Minhyun membuka sedikit pintu gerbang, lalu menyerahkan kunci mobil nya pada satpam yang berjaga.
"Ini jam berapa?" Tanya Daf, ia sama sekali tak mengingat kalau sedang menggunakan jam tangan. Sontak Minhyun terkekeh geli, kelakuan Daf terkesan polos dimatanya.
"Ini udah hampir pukul sebelas Daf, kurang sepuluh menit sih sebenarnya. Jadi gimana? Kamu mau mampir? Kebetulan kamar di rumah ayah banyak." Minhyun sedikit melekukkan sudut bibir nya keatas.
"Boleh deh om, tapi dirumah banyak orang kan?" Tanya Daf ragu, dapat Minhyun dengar kalau Daf terkekeh pelan. Minhyun mengangangguk cepat.
"Yaudah boleh deh." Final Daf, ia mengekori Minhyun. Sesekali kedua bola mata nya melihat bunga-bunga, dan beberapa kolam ikan koi yang dihiasi lampu LED berwarna redup.
"Minhyun pulang!" Minhyun membuka pintu rumah, lalu mempersilakan Daf untuk masuk.
"Sepi banget om," Ujar Dafera berbisik pelan. Ia sekarang berada tepat di samping Minhyun.
"Udah pada tidur kayaknya." Ucap Minhyun tanpa menoleh kearah Dafera.
"Minhyun? Kamu sama siapa?" Minhyun menoleh ketika suara sang mamah menginterupsi dari balik punggung nya, bukan hanya Minhyun yang menoleh, Dafera juga ikut menoleh.
"Minhyun tumben," Sang ayah ikut keluar dari kamar, Minhyun menghela napas panjang.
"Daf, kamu naik aja duluan. Di ujung tangga ada kamar kosong." Dafera mengiyakan nya dengan ragu, kemudian ia kembali melangkah menaiki anak tangga. Daf tak berniat menoleh kearah mereka, pasti sekarang mereka sedang memperhatikan Daf.
***
Hayoo lo wkwk XD
Perasaan cerita ku gini terus,
apa kalian bosan?? XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fiksi Penggemar[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage