Guanlin menatap Minhyun terkejut, Daf sendiri bingung kenapa ekspresi kedua nya bisa dibilang sama.
"Kalian kok kaya kaget gitu sih kenapa?" Daf melemparkan pertanyaan tapi, kedua nya memilih bungkam. Sampai akhirnya sebuah pertanyaan Minhyun lemparkan ke Guanlin.
"Guanlin kamu ngapain disini? Papah kamu nyariin loh dartadi!" Minhyun dengan suara nya yang tegas membuat Guanlin sedikit menundukkan kepala, Daf refleks memegang pergelangan tangan Guanlin yang terasa dingin.
"Om, om jangan bilangin ke papah kalau Guanlin disini, please" Mohon Guanlin menatap Minhyun, berharap Minhyun menuruti permohonan nya itu. Dengan wajah memelas, membuat Guanlin terlihat tampan dan sekaligus lucu.
Minhyun menarik napas dalam, kemudian dia menaruh kedua tangan besar nya di bahu Guanlin. Guanlin mendongakkan kepala melihat ekspresi Minhyun yang datar. Daf semakin kebingungan dengan keduanya, dia memilih diam sampai Minhyun selesai bicara.
"Guanlin, kalau ada masalah itu jangan main kabur dari rumah" Jelas Minhyun, tatapan nya berubah menjadi tatapan iba. Guanlin mengangguk kepala ragu.
"Tapi, untuk kali ini aja Alin ngga mau pulang, Alin mau mandiri, Alin mau sendiri" Ucap nya kembali menunduk. Minhyun memeluk Guanlin sejenak, Minhyun tau semua masalah yang menimpa keluarga Guanlin memang berat.
"Sekarang kamu tinggal dimana? Kamu tinggal di rumah om aja ya?" Tawar Minhyun melepas pelukan, Daf menahan air mata nya karena haru.
"Tinggal disebelah rumah nya Daf, ngga usah om
Alin ngga mau ngerepotin om terus menerus," Guanlin menunjuk Daf dengan lirikan matanya. Minhyun melirik Daf sekilas, Daf tersenyum manis saat itu juga."Kalau ada apa-apa bilang ya sama om, Daf saya minta bantuan kamu, jagain Guanlin ya, dia ponakan saya yang paling bandel kayaknya," Jelas Minhyun diakhiri dengan kekehan, Daf mengangguk kemudian tawa kecil tak sengaja keluar dari mulutnya.
"Ah om Minhyun, jangan buka kartu! Alin malu!" Sungut Guanlin yang hampir ingin menginjak sapatu Minhyun.
"Udah ya, om pergi dulu," Pamit Minhyun yang terus menerus melirik arloji yang melingkar ditangan kiri nya.
"Hati-hati om," Daf melambaikan tangan kearah Minhyun, dengan senyum yang mengembang. Hati Minhyun tiba-tiba berdesir meskipun, ia hanya melirik Daf sejenak.
Guanlin dan Daf sama-sama masih diam, lalu Daf teringat sesuatu yang menggelitik perut nya barusan.
"Nama panggilan Alin aja minta dipanggil sayang hahaha" Tawa Daf pecah, Guanlin segera membungkam mulut Daf dengan tidak manusia.
"Ash! Kok lu gigit sih, ntar kalau gue rabies gimana?!" Guanlin memegangi tangan nya sendiri, ia mangadu kesakitan karena tangan kanan yang Guanlin gunakan untuk membungkam mulut Daf di gigit kuat oleh Daf.
"Ya bodo amat, ga peduli" Cuek Daf meninggalkan Guanlin yang masih meringis.
Beberapa orang menatap keduanya heran, mungkin mereka menyangka kalau Daf dan Guanlin adalah pasangan kekasih yang sedang ribut."Daf, tungguin gue dong!" Guanlin meninggikan suara nya, Daf otomatis berbalik. Ia melihat Guanlin yang susah payah membawa baju-baju yang belum ia bayar.
"Udah cepet! Gue laper mau makan," Guanlin menarik Daf dengan satu tangan nya yang lain. Mereka membayar baju yang Guanlin beli di kasir, Guanlin memberikan semua kantung plastik ke Daf. Membuat Daf geram.
"Gue bukan babu lu ya, Lin! Bawa sendiri kan bisa" Daf menaruh plastik belanjaan itu di tangan Guanlin.
"Gue ga biasa bawa gituan," Ucap Guanlin dengan raut wajah yang susah untuk di mengerti.
"Makanya belajar, kalau punya istri terus lu suruh bawa belanjaan nya gimana? Kalau lu ngga mau, istri lu galak, bisa diusirkan?" Omel Daf, Guanlin diam ditempat.
Daf mencontohkan bagaimana Guanlin harus membawa kantung kresek tersebut. Guanlin memperhatikan secara seksama, kadang mata nya mencuri pandang wajah Daf.
"Kalau istri nya kayak lu sih, ngga perlu takut" Celetuk Guanlin membuat Daf diam ditempat. Daf mendongakkan wajah nya melihat Guanlin yang lebih tinggi.
"Ish! Nyebelin" Daf mendorong dada Guanlin yang entah sejak kapan, Guanlin hampir mengikis jarak diantara mereka.
"Ah dasar baperan," Gumam Guanlin melihat punggung Daf yang menjauh darinya. Ia segara menyusul Daf yang telah sampai diambang pintu lebar foudcourt.
Mereka makan bersama tanpa ada nya obrolan, entahlah, Daf terlalu kesal untuk menjawab pertanyaan Guanlin yang sudah berkali-kali ia dengar.
"Daf, diem mulu lu, gue berasa sendirian kan" Dengus Guanlin menaruh sendok nya diatas piring, ia telah selesai memakan nasi goreng nya.
"Diem! Gue lagi badmood"
"Serem banget sih cewe, takut gue"
Voment juseyoo 🐰❤
Sorry for typo and late update
Thankyou❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage